Bekingi PKL Monas, Polisi Janji Tindak Tegas Pelaku
A
A
A
JAKARTA - Polda Metro Jaya akan menindak tegas siapapun yang menghalangi dan berbuat onar dalam penertiban Pedagang Kaki Lima (PKL) yang dilakukan Satpol PP di kawasan Monas.
"Kalau mereka berperilaku seperti preman apalagi sebagai beking maka akan kita tindak," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Rikwanto di Jakarta, Kamis (7/8/2014).
Rikwanto mengatakan, jika ada oknum TNI maupun Polri sebagai pembeking PKL, maka mereka akan diserahkan ke satuannya masing-masing. Bahkan, pos keamanan juga bisa dibangun di kawasan Monas walaupun tidak permanen.
"Karena selain pedagang atau preman, terkadang pengunjung juga memiliki niat jahat seperti copet atau lainnya," jelasnya.
Dalam pos tersebut bisa diisi dengan petugas gabungan dari Satpol PP, sekuriti, polisi dan TNI. Selain itu, disetiap jam atau tiap 30 menit dilakukan patroli baik dengan mobil golf, sepeda serta berjalan kaki. Karena, sebagai pengelola Monas wajib menjamin keamanan dan kenyamanan pengunjung.
"Kalau ada petugas dan masyarakat melihat ada patroli maka mereka akan merasa lebih nyaman serta merasa aman," katanya.
Sementara, bila harus ada penunjukan satuan khusus seperti polisi pariwisata maka harus ada yang ditujuk pengerahan anggota dari fungsi mana. Selain patroli, pihak kepolisian juga mengusulkan pintu masuk dijaga supaya bisa disortir mana pengunjung dan pedagang kaki lima.
Sedangkan untuk menghadapi parkir liar, maka solusinya adalah penutupan pintu-pintu tertentu. "Dibuat saja satu satu pintu di IRTI, seandainya mereka parkir di tempat lain maka tidak bisa masuk. Kecuali ada event dibuat situasional," tukasnya.
Dia berharap, berbagai pihak memakumi apa yang dilakukan Pemprov DKI. Pasalnya, apa yang dilakukan oleh pemprov sudah tentu untuk membuat nyaman dan aman dilingkungan Monas.
"Kalau mereka berperilaku seperti preman apalagi sebagai beking maka akan kita tindak," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Rikwanto di Jakarta, Kamis (7/8/2014).
Rikwanto mengatakan, jika ada oknum TNI maupun Polri sebagai pembeking PKL, maka mereka akan diserahkan ke satuannya masing-masing. Bahkan, pos keamanan juga bisa dibangun di kawasan Monas walaupun tidak permanen.
"Karena selain pedagang atau preman, terkadang pengunjung juga memiliki niat jahat seperti copet atau lainnya," jelasnya.
Dalam pos tersebut bisa diisi dengan petugas gabungan dari Satpol PP, sekuriti, polisi dan TNI. Selain itu, disetiap jam atau tiap 30 menit dilakukan patroli baik dengan mobil golf, sepeda serta berjalan kaki. Karena, sebagai pengelola Monas wajib menjamin keamanan dan kenyamanan pengunjung.
"Kalau ada petugas dan masyarakat melihat ada patroli maka mereka akan merasa lebih nyaman serta merasa aman," katanya.
Sementara, bila harus ada penunjukan satuan khusus seperti polisi pariwisata maka harus ada yang ditujuk pengerahan anggota dari fungsi mana. Selain patroli, pihak kepolisian juga mengusulkan pintu masuk dijaga supaya bisa disortir mana pengunjung dan pedagang kaki lima.
Sedangkan untuk menghadapi parkir liar, maka solusinya adalah penutupan pintu-pintu tertentu. "Dibuat saja satu satu pintu di IRTI, seandainya mereka parkir di tempat lain maka tidak bisa masuk. Kecuali ada event dibuat situasional," tukasnya.
Dia berharap, berbagai pihak memakumi apa yang dilakukan Pemprov DKI. Pasalnya, apa yang dilakukan oleh pemprov sudah tentu untuk membuat nyaman dan aman dilingkungan Monas.
(mhd)