SPBG Pesing mati akibat 2 mesin rusak
A
A
A
Sindonews.com - Berhentinya Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG) Pesing, Kebon Jeruk, Daan Mogot, Jakarta Barat, akibat dua mesin pompanya rusak. Hingga kini, pihak SPBG masih menunggu mesin yang didatangkan dari luar negeri.
"Kami sudah benari tapi masih bocor. Saat ini kami masih menunggu kedatangan mesin yang kami pesan dari luar negeri. Kami usahakan secepatnya," kata Dirut PT Davalti Mugi Utama Gasindo selaku pengelola SPBG Pesing, Heru Wiwowo di Jakarta, Rabu (7/5/2014).
Heru menjelaskan, kedua mesin pompa gas miliknya itu dibuat sejak 1996 dan baru mengalami perbaikan besar pada 2008 silam. Artinya, kerusakan kedua mesin pompanya itu terjadi lantaran sudah termakan usia.
Untuk itu, kata dia, pihaknya saat ini tengah memesan satu pompa dari luar negeri yang berkapasitas 1.500 meter per kubik. Sementara satu pompa lainya hanya menunggu kedatangan suku cadang mesin yang tengah dipesannya dari luar negeri juga.
Kedua mesin pompa di SPBG Pesing, kata Heru, saat ini berkapasitas 1.000 meter per kubik dengan kapasitas pengisian maksimal 350 unit kendaraan berbahan bakar gas, seperti bus Transjakarta, Bajaj dan taksi.
"Kami juga mengalami kerugian per hari Rp50-100 juta. Untuk itu kami saat ini terus menggenjot permintaan mesin tersebut," tegasnya.
"Kami sudah benari tapi masih bocor. Saat ini kami masih menunggu kedatangan mesin yang kami pesan dari luar negeri. Kami usahakan secepatnya," kata Dirut PT Davalti Mugi Utama Gasindo selaku pengelola SPBG Pesing, Heru Wiwowo di Jakarta, Rabu (7/5/2014).
Heru menjelaskan, kedua mesin pompa gas miliknya itu dibuat sejak 1996 dan baru mengalami perbaikan besar pada 2008 silam. Artinya, kerusakan kedua mesin pompanya itu terjadi lantaran sudah termakan usia.
Untuk itu, kata dia, pihaknya saat ini tengah memesan satu pompa dari luar negeri yang berkapasitas 1.500 meter per kubik. Sementara satu pompa lainya hanya menunggu kedatangan suku cadang mesin yang tengah dipesannya dari luar negeri juga.
Kedua mesin pompa di SPBG Pesing, kata Heru, saat ini berkapasitas 1.000 meter per kubik dengan kapasitas pengisian maksimal 350 unit kendaraan berbahan bakar gas, seperti bus Transjakarta, Bajaj dan taksi.
"Kami juga mengalami kerugian per hari Rp50-100 juta. Untuk itu kami saat ini terus menggenjot permintaan mesin tersebut," tegasnya.
(mhd)