Pelayanan bus Transjakarta terganggu akibat SPBG mati
A
A
A
Sindonews.com - Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG) Pesing, Kebon Jeruk, Daan Mogot, Jakarta Barat, berhenti beroperasi. Akibat pemberhentian itu, sejumlah pelayanan bus Transjakarta terganggu.
"Bus yang biasanya mengangkut penumpang di halte 15 menit sekali, sekarang bisa 30-45 menit sekali," kata Dirut Perum Damri 1 dan 8 Joni Hendri saat dihubungi wartawan di Jakarta, Rabu (7/5/2014).
Joni memeparkan, akibat tak berfungsinya pengisian BBG di Pesing, Daan Mogot, Jakarta Barat, sejak Jumat 25 April 2014 lalu, pihaknya terpaksa mengisi di SPBG Jelambar, Grogol Petamburan, Jakarta Barat dan Mampang, Jakarta Selatan.
Namun, kata dia, untuk mengisi dikedua SPBG tersebut, puluhan armada bus TransJakarta miliknya harus mengantri selama 3 sampai 6 jam, sebab di SPBG Jelambar itu yang mengisi dari koridor 2, 3, 9, 11, dan 12. Akibatnya, sejumlah pelayanan menjadi terganggu, salah satunya yakni keterlambatan pengangkutan penumpang khusunya di koridor 1 dan 8.
"Akibatnya penumpukan penumpang tidak bisa dihindarkan," katanya.
Joni menjelaskan, dalam keadaan normal, 60 bus Transjakarta miliknya mampu beroperasi sekira 14 perjalanan per hari, namun saat ini hanya mampu beroperasi 8-10 perjalanan per hari. Akibatnya, perusahaan itu mengalami kerugian sebesar Rp40 juta per hari.
Selain itu, perawatan dari bus-bus itu juga terganggu karena waktu pemeriksaan jadi lebih singkat. Hal itu dilakukan untuk menghindari penumpukkan bus sehingga harus lebih awal berangkat ke SPBG.
"Sebelumnya kami mengisi gas di SPBG Jelambar itu siang hari agar tidak menumpuk, tapi sekarang semua menumpuk di Jelambar," ujarnya.
"Bus yang biasanya mengangkut penumpang di halte 15 menit sekali, sekarang bisa 30-45 menit sekali," kata Dirut Perum Damri 1 dan 8 Joni Hendri saat dihubungi wartawan di Jakarta, Rabu (7/5/2014).
Joni memeparkan, akibat tak berfungsinya pengisian BBG di Pesing, Daan Mogot, Jakarta Barat, sejak Jumat 25 April 2014 lalu, pihaknya terpaksa mengisi di SPBG Jelambar, Grogol Petamburan, Jakarta Barat dan Mampang, Jakarta Selatan.
Namun, kata dia, untuk mengisi dikedua SPBG tersebut, puluhan armada bus TransJakarta miliknya harus mengantri selama 3 sampai 6 jam, sebab di SPBG Jelambar itu yang mengisi dari koridor 2, 3, 9, 11, dan 12. Akibatnya, sejumlah pelayanan menjadi terganggu, salah satunya yakni keterlambatan pengangkutan penumpang khusunya di koridor 1 dan 8.
"Akibatnya penumpukan penumpang tidak bisa dihindarkan," katanya.
Joni menjelaskan, dalam keadaan normal, 60 bus Transjakarta miliknya mampu beroperasi sekira 14 perjalanan per hari, namun saat ini hanya mampu beroperasi 8-10 perjalanan per hari. Akibatnya, perusahaan itu mengalami kerugian sebesar Rp40 juta per hari.
Selain itu, perawatan dari bus-bus itu juga terganggu karena waktu pemeriksaan jadi lebih singkat. Hal itu dilakukan untuk menghindari penumpukkan bus sehingga harus lebih awal berangkat ke SPBG.
"Sebelumnya kami mengisi gas di SPBG Jelambar itu siang hari agar tidak menumpuk, tapi sekarang semua menumpuk di Jelambar," ujarnya.
(mhd)