Gaji di bawah UMR, ratusan satpam mogok
A
A
A
Sindonews.com - Digaji tak sesuai Upah Minimum Regional (UMR), ratusan satuan pengamanan (Satpam) Puspitek, Setu Kota Tangerang Selatan (Tangsel), lakukan aksi mogok kerja.
Ratusan satpam tersebut juga mengancam, jika tuntutannya itu tidak digubris oleh perusahaan, maka mereka akan keluar kerja secara massal.
Aksi yang sudah dilakukan dari hari Selasa 7 Januari 2014 lalu itu berlandaskan, ratusan satpam yang bernaung di perusahaan outsourshing PT Gomsu itu digaji di bawah UMR.
"Gaji kami perbulannya hanya Rp1.450.000, padahal UMR Kota Tangsel sebesar Rp2.442.000," kata salah seorang satpam Oo Rohmansya di Tangsel, Kamis (9/1/2014).
Tak hanya itu, sambungnya, sebanyak 133 satpam tersebut juga tak diberikan jaminan Jamsostek sejak 2012. Padahal sebelumnya, dua perusahaan yang mempekerjakan satpam itu memberikan jaminan pekerja tersebut.
Akibat aksi mogok kerja tersebut, 19 balai di bawah naungan Balai Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) di Puspitek Kota Tangsel, tak ada yang menjaga, baik pagi hingga tengah malam.
"Kami minta perusahaan outsourching datang dan berbicara pada kami, jawab tuntutannya," pungkasnya.
Jika sampai hari ini pihak perusahaan pihak ketiga tersebut tak menjawab, ratusan satpam itu mengancam akan keluar. "Kami akan resign massal," pungkasnya.
Ratusan satpam tersebut juga mengancam, jika tuntutannya itu tidak digubris oleh perusahaan, maka mereka akan keluar kerja secara massal.
Aksi yang sudah dilakukan dari hari Selasa 7 Januari 2014 lalu itu berlandaskan, ratusan satpam yang bernaung di perusahaan outsourshing PT Gomsu itu digaji di bawah UMR.
"Gaji kami perbulannya hanya Rp1.450.000, padahal UMR Kota Tangsel sebesar Rp2.442.000," kata salah seorang satpam Oo Rohmansya di Tangsel, Kamis (9/1/2014).
Tak hanya itu, sambungnya, sebanyak 133 satpam tersebut juga tak diberikan jaminan Jamsostek sejak 2012. Padahal sebelumnya, dua perusahaan yang mempekerjakan satpam itu memberikan jaminan pekerja tersebut.
Akibat aksi mogok kerja tersebut, 19 balai di bawah naungan Balai Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) di Puspitek Kota Tangsel, tak ada yang menjaga, baik pagi hingga tengah malam.
"Kami minta perusahaan outsourching datang dan berbicara pada kami, jawab tuntutannya," pungkasnya.
Jika sampai hari ini pihak perusahaan pihak ketiga tersebut tak menjawab, ratusan satpam itu mengancam akan keluar. "Kami akan resign massal," pungkasnya.
(mhd)