Pengamat: Tokoh muda memiliki daya tarik
A
A
A
Sindonews.com - Kemenangan Bima Arya tak terlepas dari keberanian partai politik (parpol) pengusung. Parpol dalam hal ini memiliki peranan dalam memunculkan tokoh muda yang memang memiliki pandangan berbeda yang membawa pada perubahan.
"Mereka (parpol) memunculkan tokoh yang mau mencari dan menimba pengalaman di dunia politik. Tokoh muda ini memiliki daya tarik sehingga pemilih pun bisa menganalisis siapa yang akan dipilihnya," kata pengamat politik dari Universitas Indonesia (UI) Sri Budi Eko Wardhani kepada wartawan di Depok, Jumat (20/9/2013).
Dia juga menambahkan, kondisi wilayah juga mempengaruhi kemenangan seseorang. Sebagai kota satelit, lanjutnya, Kota Bogor banyak dihuni oleh masyarakat yang melek informasi.
Kata Dhani, sehingga masyarakat mengetahui track record incumbent dan sudah merasa jenuh dengan sistem yang ada. Artinya, Kota Bogor sebagai wilayah dengan penduduk yang memiliki akses informasi sehingga keterbukaan sangat kuat.
"Dalam konteks ini jika ada tokoh baru yang ingin membawa angin perubahan memiliki potensi untuk menang. Masyarakat sangat mengapresiasi munculnya tokoh baru yang memiliki pandangan berbeda. Yaitu pandangan untuk membawa perubahan," tukasnya.
Menurut Dhani, masyarakat Kota Bogor sudah cerdas melakukan analisis. Bahkan mereka memiliki self evaluation dengan menganalisis incumbent. Misalnya mengamati perjalanan kepemimpinan incumbent yang dianggap tidak sejalan.
"Ya masyarakat capek dengan problem yang ada sehingga mereka menginginkan sosok yang memiliki semangat baru," katanya.
Direktur Pusat Kajian Politik (Puskapol) UI itu menambahkan, dengan kemenangan tokoh muda sebagai pemimpin artinya masyarakat Kota Bogor memiliki kemampuan untuk 'menghukum' incumbent yang sedang berkuasa.
"Ya dengan cara mengakses informasi tadi. Mereka mengetahui siapa yang mereka pilih dan track recordnya. Dengan menangnya tokoh muda menandakan masyrakat Kota Bogor punya kemampuan 'menghukum' incumbent yang sedang berkuasa," tutupnya.
Sekadar diketahui, pasangan Bima Arya dan Usmar Hariman didukung oleh Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Demokrat, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Bulan Bintang (PBB), dan Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra).
"Mereka (parpol) memunculkan tokoh yang mau mencari dan menimba pengalaman di dunia politik. Tokoh muda ini memiliki daya tarik sehingga pemilih pun bisa menganalisis siapa yang akan dipilihnya," kata pengamat politik dari Universitas Indonesia (UI) Sri Budi Eko Wardhani kepada wartawan di Depok, Jumat (20/9/2013).
Dia juga menambahkan, kondisi wilayah juga mempengaruhi kemenangan seseorang. Sebagai kota satelit, lanjutnya, Kota Bogor banyak dihuni oleh masyarakat yang melek informasi.
Kata Dhani, sehingga masyarakat mengetahui track record incumbent dan sudah merasa jenuh dengan sistem yang ada. Artinya, Kota Bogor sebagai wilayah dengan penduduk yang memiliki akses informasi sehingga keterbukaan sangat kuat.
"Dalam konteks ini jika ada tokoh baru yang ingin membawa angin perubahan memiliki potensi untuk menang. Masyarakat sangat mengapresiasi munculnya tokoh baru yang memiliki pandangan berbeda. Yaitu pandangan untuk membawa perubahan," tukasnya.
Menurut Dhani, masyarakat Kota Bogor sudah cerdas melakukan analisis. Bahkan mereka memiliki self evaluation dengan menganalisis incumbent. Misalnya mengamati perjalanan kepemimpinan incumbent yang dianggap tidak sejalan.
"Ya masyarakat capek dengan problem yang ada sehingga mereka menginginkan sosok yang memiliki semangat baru," katanya.
Direktur Pusat Kajian Politik (Puskapol) UI itu menambahkan, dengan kemenangan tokoh muda sebagai pemimpin artinya masyarakat Kota Bogor memiliki kemampuan untuk 'menghukum' incumbent yang sedang berkuasa.
"Ya dengan cara mengakses informasi tadi. Mereka mengetahui siapa yang mereka pilih dan track recordnya. Dengan menangnya tokoh muda menandakan masyrakat Kota Bogor punya kemampuan 'menghukum' incumbent yang sedang berkuasa," tutupnya.
Sekadar diketahui, pasangan Bima Arya dan Usmar Hariman didukung oleh Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Demokrat, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Bulan Bintang (PBB), dan Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra).
(mhd)