Kekalahan Foke-Nara pelajaran untuk Parpol

Jum'at, 21 September 2012 - 09:09 WIB
Kekalahan Foke-Nara pelajaran untuk Parpol
Kekalahan Foke-Nara pelajaran untuk Parpol
A A A
Sindonews.com - Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI Jakarta pada 20 September 2012 kemarin, memberikan pelajaran yang berharga kepada para politikus bahwa partai politik (parpol) sedang mengalami pengeroposan di basis-basis konstituen mereka. Hal ini bisa ditafsirkan sebagai tumbangnya oligarki parpol.

"Alasannya, pertama, bergairahnya warga DKI dalam memilih pasangan Jokowi-Basuki di Pilkada kali ini, lebih karena kekuatan figur terutama positioning Jokowi. Jokowi-Basuki itu juga didorong oleh partai politik, tetapi kuatnya citra dan reputasi Jokowilah yang lebih dominan mengantar ke kemenangan pasangan ini," kata Pengamat Komunikasi Politik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Gun Gun Heryanto, kepada Sindonews, Jumat (21/9/2012).

Dia menuturkan, tidak hanya pada Pilgub DKI saja, pada tingkat nasional juga mengharapkan seorang pemimpin yang dapat mengubah bangsa ini jauh lebih baik.

"Ini menunjukkan, bukan hanya Jakarta tapi Indonesia memang sedang merindukan sosok transformatif dan punya semangat komunitarianisme. Keinginan perubahan dari hanya tipe pemimpin teknokratik-birokratik ke pemimpin yang dekat dengan komunitas," terang Gun Gun.

Alasan kedua, ini juga menunjukkan keputusan para elite parpol dengan pendekatan oligarkis yang kerap dipraktikkan oleh parpol benar-benar telah mendapatkan peringatan keras dari rakyat.

"Semakin cerdas atau rasional pemilih, maka kualitas kandidat yang dipilih akan semakin mendapatkan tempat. Meski ada konsep 'blocking party' dengan koalisi besar yang dilakukan oleh kubu Foke-Nara pasca putaran pertama, nyata-nyata tidak lagi efektif mengalahkan kehendak warga yang menghendaki perubahan," tandas Direktur Eksekutif The Political Literacy Institute ini.

Koalisi para elite parpol tidak banyak memengaruhi perilaku pemilih di basis-basis pemilih partai yang para elitnya meningkatkan diri dalam kontrak mendukung Foke-Nara.

Sebagaimana diketahui hasil quick count putaran kedua, pasangan Fauzi Bowo (Foke)-Nachrowi Ramli (Nara) meraup suara sebanyak 46,32 persen, sedangkan pasangan Joko Widodo (Jokowi)-Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mendapatkan 53,68 persen suara.

Jokowi-Ahok didukung oleh Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Sedangkan Foke-Nara didukung oleh Partai Demokrat, Partai Golkar, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
(mhd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7152 seconds (0.1#10.140)