Tewaskan 36 Warga, Wali Kota Tangsel Tunggu Keajaiban Ramadhan

Selasa, 07 April 2020 - 03:00 WIB
Tewaskan 36 Warga, Wali Kota Tangsel Tunggu Keajaiban Ramadhan
Tewaskan 36 Warga, Wali Kota Tangsel Tunggu Keajaiban Ramadhan
A A A
TANGERANG - Wabah virus corona telah merenggut 36 warga Kota Tangerang Selatan (Tangsel). Sebanyak 25 orang di antaranya berasal dari pasien PDP. Sedang 11 orang lainnya dari pasien terkonfirmasi.

Masih belum ditemukannya obat penangkal virus, membuat penanganan medis fokus pada penyakit penyerta, bukan penyakit utama. Wabah pun menyebar dengan sangat cepat. (Baca juga: 36 Orang Meninggal, Tangsel Siapkan RS Khusus Pasien Corona dan PDP di Pamulang)

Ketua Gugus Tugas Penanggulangan Wabah Virus Corona Kota Tangsel yang juga Wali Kota Tangsel Airin Rachmi Diany pun mengaku pasrah. Dirinya berharap ada keajaiban saat Ramadhan dan obat penangkal virus corona segera ditemukan.

"Sudah ada beberapa perawat dan dokter yang meninggal. Ini menjadi PR kita bersama. Data tadi di rapat, terdapat kenaikan yang signifikan terhadap ODP, PDP, maupun yang positif," kata Airin, di Ciputat, Senin (6/4/2020) sore.

Jumlah ODP di Kota Tangsel sudah mencapai 450 kasus. Sedikitnya, 16 orang dinyatakan sembuh atau bebas dari pemantauan. Sedangkan 343 lainnya masih dalam pemantauan.

"Jadi buat yang sakit, biasanya itu terkena, misalnya PDP, belum ketahuan positif, tetapi ada gejala batuk, pilek, panas, sesak. Maka kita kategorikan masuk ke dalam ODP atau PDP, maka harus dirawat," sambung Airin.

Namun, jika pasien itu memiliki riwayat sakit lain atau penyerta, maka akan mendapat obat penyakit penyertanya seperti batuk, pilek, panas, dan sesak hingga imunnya menguat.

Kepala Bidang Pelayanan Medis Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tangsel Imbar Umar Gazali mengatakan, tingginya angka kematian akibat wabah corona di Tangsel itu akibat tidak adanya RS khusus corona.

"Di Tangsel itu belum ada RS yang membantu fungsi tugas dari RSU. Apalagi pihak swasta dalam menunggu antrean masuk ke dalam RS rujukan. Akibatnya, banyak pasien yang meninggal, karena tidak sesuai SOP," jelasnya.

Tidak adanya RS yang mau menampung para pasien corona, membuat kondisi fisik pasien semakin bertambah lemah, hingga akhirnya banyak PDP yang lalu meninggal dunia.
(nbs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7076 seconds (0.1#10.140)