Harga Tinggi, Permintaan Masker di Pasar Pramuka Turun Drastis
A
A
A
JAKARTA - Permintaan masker dan hand sanitizer di Pasar Pramuka, Matraman, Jakarta Timur, dalam beberapa hari terakhir mengalami penurunan drastis. Pedagang menuding operasi pasar yang digelar PD Pasar Jaya sebagai penyebabnya.
Pedagang mengaku, sejak PD Pasar Jaya membuka operasi pasar guna menstabilkan harga masker dan handsanitizer di pasaran sejak Kamis (5/3/2020), penjualan mereka mengalami penurunan tajam.
Padahal, jauh sebelum PD Pasar Jaya melakukan operasi pasar, dalam sehari para pedagang dapat menjual masker hingga 20 boks. (Baca juga: Masyarakat Serbu Masker di Pasar Pramuka, Harga per Boks Rp400.000)
Agung, seorang karyawan di salah satu toko yang menjual alat-alat kesehatan di Pasar Pramuka mengatakan, sejak mewabahnya COVID-19 atau virus Corona di Wuhan, China, masyarakat banyak yang membeli masker untuk mengantisipasi penularan virus mematikan itu.
"Awal-awal virus Corona, di toko ini saya bisa melayani lebih 20 orang pemebeli yang mencari masker dan hand sanitizer," ujar Agung saat ditemui, Minggu (8/3/2020).
Menurut dia, sejak PD Pasar Jaya ikut menjual masker dan hand sanitizer, masyarakat mulai beralih ke gerai Jakmart. Hal itu lantaran harga masker di Pasar Pramuka masih tinggi.
Pedagang mengaku tidak bisa menurunkan harga masker sesuai permintaan PD Pasar lantaran harga beli dari distributor masih tinggi. Terlebih kualitasnya memang berbeda. (Baca juga: Harga Masker dan Hand Sanitizer Masih Menggila di Pasar Pramuka)
"Masker yang dijual di Jakmart itukan kualitasnya di bawah pedagang masker yang berjulan yang di Pasar Pramuka. Jdi kita enggak bisa samakan harganya, kecuali barang kita itu sama," katanya.
Kendati demikian, pembeli masker dan hand sanitizer di Pasar Pramuka masih tergolong tinggi. Pedagang tidak serta merta kehilangan semua konsumen.
"Kalau awal-awal itu kita bisa jual 20 boks per hari, sekarang cuma 5 boks se hari. Masih ada pemasukan, pelanggan juga enggak kabur semua kok meski harga kita jauh lebih mahal. Konsumen tahu kualitas yang bagus yang mana," tukasnya.
Pedagang mengaku, sejak PD Pasar Jaya membuka operasi pasar guna menstabilkan harga masker dan handsanitizer di pasaran sejak Kamis (5/3/2020), penjualan mereka mengalami penurunan tajam.
Padahal, jauh sebelum PD Pasar Jaya melakukan operasi pasar, dalam sehari para pedagang dapat menjual masker hingga 20 boks. (Baca juga: Masyarakat Serbu Masker di Pasar Pramuka, Harga per Boks Rp400.000)
Agung, seorang karyawan di salah satu toko yang menjual alat-alat kesehatan di Pasar Pramuka mengatakan, sejak mewabahnya COVID-19 atau virus Corona di Wuhan, China, masyarakat banyak yang membeli masker untuk mengantisipasi penularan virus mematikan itu.
"Awal-awal virus Corona, di toko ini saya bisa melayani lebih 20 orang pemebeli yang mencari masker dan hand sanitizer," ujar Agung saat ditemui, Minggu (8/3/2020).
Menurut dia, sejak PD Pasar Jaya ikut menjual masker dan hand sanitizer, masyarakat mulai beralih ke gerai Jakmart. Hal itu lantaran harga masker di Pasar Pramuka masih tinggi.
Pedagang mengaku tidak bisa menurunkan harga masker sesuai permintaan PD Pasar lantaran harga beli dari distributor masih tinggi. Terlebih kualitasnya memang berbeda. (Baca juga: Harga Masker dan Hand Sanitizer Masih Menggila di Pasar Pramuka)
"Masker yang dijual di Jakmart itukan kualitasnya di bawah pedagang masker yang berjulan yang di Pasar Pramuka. Jdi kita enggak bisa samakan harganya, kecuali barang kita itu sama," katanya.
Kendati demikian, pembeli masker dan hand sanitizer di Pasar Pramuka masih tergolong tinggi. Pedagang tidak serta merta kehilangan semua konsumen.
"Kalau awal-awal itu kita bisa jual 20 boks per hari, sekarang cuma 5 boks se hari. Masih ada pemasukan, pelanggan juga enggak kabur semua kok meski harga kita jauh lebih mahal. Konsumen tahu kualitas yang bagus yang mana," tukasnya.
(thm)