Pemkot Bekasi Diminta Perhatikan Nasib Korban Banjir

Senin, 06 Januari 2020 - 07:09 WIB
Pemkot Bekasi Diminta Perhatikan Nasib Korban Banjir
Pemkot Bekasi Diminta Perhatikan Nasib Korban Banjir
A A A
BEKASI - Pascabencana banjir di Kota Bekasi, bantuan untuk para korban terus berdatangan. Termasuk bantuan berupa makanan, minuman, obat-obatan termasuk alat berat untuk mengangkut sampah. Sayangnya, bantuan tersebut belum terdistibusi secara merata.

Banyak masyarakat korban banjir yang sampai saat ini belum mendapatkan bantuan baik dari wali kota, camat ataupun lurah setempat. Salah satunya di RW 007 Kompleks Al Sinar Pondok Benda, Kelurahan Jatirasa, Kecamatan Jatiasih, Kota Bekasi.

Padahal wilayah tersebut mengalami kerusakan cukup parah sejak banjir datang Rabu (31/12) lalu. Ratusan warga merasa di anak tirikan. Atas dasar tersebut, warga membuat surat terbuka yang ditujukan kepada wali kota dan DPRD Bekasi, camat dan lurah Jatiasih meminta agar penanganan banjir tidak hanya terfokus di Kompleks Pondok Gede Permai yang lebih viral. Namun, bantuan harus dilakukan secara merata.

Surat tersebut dengan tegas meminta pemerintah setempat mengerahkan truk sampah termasuk mobil damkar ke setiap komplek yang terdampak banjir untuk mengangkut puing atau sampah. Kemudian meminta personel TNI-Polri ataupun relawan untuk membantu membersihkan sampah. Terakhir meminta pemerintah membuka posko logistic dan medis di sekitar komplek.

Menanggapi hal itu, Kabag Humas Setda Kota Bekasi Sajekti Rubiah mengaku akan menampung aspirasi penanganan banjir di wilayah tersebut. "Sebenarnya bantuan semuanya sudah kami lakukan, tapi nanti akan dicek kembali," katanya.

Menurut dia, di wilayah Kelurahan Jatirasa memang sudah didistribusikan bantuan makanan, obat-obatan dan relawan yang membangutu evakuasi dan pembersihan diwilayah tersebut. "Saya akan melakukan pengecekan ke lokasi untuk melihat kebenaranya," pungkasnya.

Sementara itu, berdasarkan data Posko Banjir Kota Bekasi di Pendopo Kantor Wali Kota Bekasi, dari 171 titik banjir hampir seluruhnya sudah surut dan sebagian warga sudah kembali ke rumah masing-masing meskipun masih ada beberapa warga yang bertahan di pengungsian dengan alasan banjir kembali datang.

Hingga kemarin jumlah warga yang masih mengungsi terdapat di Kecamatan Medan Satria sebanyak 138 orang. Warga diungsikan di empat kantor kelurahan. “Untuk korban tewas jumlahnya bertambah jadi 9 orang dari sebelumnya 5 orang,” terang Sajekti.

Banjir di Kota Bekasi termasuk yang paling parah. Bahkan disalah satu wilayah ketinggian air mencapai 5 meter. Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil sempat memantau wilayah yang terendam di banjir di Bekasi lewat udara.

Dia menyebut kondisi terparah terjadi di kawasan Jatiasih. "Kita lihat di Jatiasih tergenang, bahkan perumahan elite pun kena. Tapi yang jelas kami hadir untuk memastikan kelancaran di tanggap darurat," kata Ridwan di Perumahan Vila Taman Kartini, Bekasi Timur, Jawa Barat, Kamis (2/1).

Dia mengatakan pihaknya fokus untuk menyelamatkan korban. Dia berharap tidak ada lagi penambahan korban jiwa ataupun korban luka akibat banjir. Dia menepis bila ada anggapan bahwa evakuasi korban banjir lambat. "Bukan lambat, tapi untuk menuju titik sananya juga susah," ucapnya.

Ridwan menyebut banjir kali ini tak semata-mata akibat tanggul jebol. Faktor curah hujan tinggi juga menjadi penyebab banjir. Dia juga menyebut mitigasi bencana perlu mengkombinasikan antara aspek teknis dan lingkungan. "Yang mesti saya sampaikan ini harus kombinasi antara engeneering, lingkungan, gedung. Jadi secangih-canggihnya negara maju kalau berhadapan dengan anomali alam, ya, kita Allahu a'lam," ungkapnya.

Banjir di Bekasi karena luapan Kali Bekasi akibat kiriman air dari Bogor melalui Kali Cikeas dan Cileungsi. Komunitas Peduli Sungai Cileungsi-Cikeas menyebut, puncak tinggi muka air mencapai 610 cm, dua kali lipat dari batas maksimal tanggul 300 cm. Sejumlah perumahan banjir parah di wilayah Jatiasih mulai dari Villa Nusa Indah, Pondok Gede Permai (PGP), Kemang IFI.

Ketinggian banjir di lokasi ini mencapai atap rumah atau sekitar empat meter. Banjir terparah di Komplek PGP. Akses masuk terhambat karena banyak kendaraan warga yang tertumpuk di dekat pintu masuk. Arus banjir yang deras telah menyeret mobil-mobil warga, lalu tertumpuk di depan pintu masuk perumahan.
(don)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5788 seconds (0.1#10.140)