DPRD DKI Masih Menunggu Perubahan Nama Kandidat Cawagub
A
A
A
JAKARTA - Pemilihan Calon Wakil Gubernur (Cawagub) DKI Jakarta dipastikan tidak bisa dilakukan pada 2019. Pimpinan DPRD DKI Jakarta masih menunggu perubahan nama kandidat Cawagub DKI dari partai pengusung yakni PKS dan Gerindra.
Ketua DPRD DKI Jakarta, Prasetio Edi Marsudi mengatakan, berdasarkan informasi yang didapatkannya ada perubahan nama kandidat cawagub yang diusulkan dari partai pengusung. Untuk itu, dirinya masih menunggu nama kandidat cawagub tersebut.
Kendati demikian, Pras, berjanji akan memproses dan menargetkan nama cawagub sudah terpilih pada Januari 2020 mendatang."Kan kami tinggal membentuk panitia pemilih saja yang bertugas memilih satu dari dua nama kandidat yang diajukan," kata Prasetyo di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat (26/12/2019).
Pras menjelaskan, DPRD DKI Jakarta sebelumnya telah membentuk panitia khusus (pansus) dan Rapat Pimpinan Gabungan (Rapimgab), sehingga tahap selanjutnya adalah pembentukan panlih. Sejauh ini, Pimpinan DPRD DKI masih berpaku pada dua nama yang diajukan PKS yakni Ahmad Syaikhu dan Agung Yulianto.
Padahal pada pekan ini, Partai Gerindra bersama PKS akhirnya menyetujui masing-masing partai mengajukan satu nama. (Baca: Gerindra Klaim PKS Sudah Melunak Soal Cawagub DKI)
Artinya, satu dari dua nama yang diusung PKS terpaksa diganti dengan kader dari Gerindra."Saya sebagai Ketua DPRD menunggu kabar itu, yang jelas dua nama Pak Syaikhu dan Agung harus digelontorkan, apakah nanti ada penggantinya kami enggak tahu juga. Tapi isu yang berkembang seperti itu (diganti)," ungkapnya.
Sejak Agustus 2018 lalu, Sandiaga Uno mundur sebagai Wagub DKI untuk menjadi Calon Wakil Presiden RI mendampingi Prabowo Subianto pada Pemilu April 2019 lalu. Meski kalah dalam ajang Pemilu, Sandiaga enggan kembali menjadi Wagub DKI dan fokus berwirausaha. (Baca: Ketiadaan Wagub DKI Keuntungan untuk Anies Baswedan)
Partai koalisi yang memenangkan pasangan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno pada Pilkada DKI 2017 lalu, kemudian sepakat kursi Wagub diisi oleh PKS. Partai ini kemudian mengajukan dua nama yakni Ahmad Syaikhu yang kini menjadi anggota DPR RI periode 2019-2024 dan Agung Yulianto dari sosok pengusaha.
Namun di penghujung 2019, kesepakatan itu berubah. Partai koalisi sepakat masing-masing mengajukan satu nama menjadi kandidat cawagub DKI. Hal itu diungkapkan oleh anggota partai Gerindra, Syarif. Namun, dia enggan membeberkan sosok kandidat cawagub DKI dari Partai Gerindra.
Dia hanya menceritakan ciri-cirinya yakni berpengalaman di parlemen sebagai anggota DPR dan memiliki pengetahuan yang matang."Nantinya tidak ada fit and proper test lagi, karena keduanya (PKS dan Gerindra) sudah saling percaya pada sosok calonnya," ucapnya.
Ketua DPRD DKI Jakarta, Prasetio Edi Marsudi mengatakan, berdasarkan informasi yang didapatkannya ada perubahan nama kandidat cawagub yang diusulkan dari partai pengusung. Untuk itu, dirinya masih menunggu nama kandidat cawagub tersebut.
Kendati demikian, Pras, berjanji akan memproses dan menargetkan nama cawagub sudah terpilih pada Januari 2020 mendatang."Kan kami tinggal membentuk panitia pemilih saja yang bertugas memilih satu dari dua nama kandidat yang diajukan," kata Prasetyo di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat (26/12/2019).
Pras menjelaskan, DPRD DKI Jakarta sebelumnya telah membentuk panitia khusus (pansus) dan Rapat Pimpinan Gabungan (Rapimgab), sehingga tahap selanjutnya adalah pembentukan panlih. Sejauh ini, Pimpinan DPRD DKI masih berpaku pada dua nama yang diajukan PKS yakni Ahmad Syaikhu dan Agung Yulianto.
Padahal pada pekan ini, Partai Gerindra bersama PKS akhirnya menyetujui masing-masing partai mengajukan satu nama. (Baca: Gerindra Klaim PKS Sudah Melunak Soal Cawagub DKI)
Artinya, satu dari dua nama yang diusung PKS terpaksa diganti dengan kader dari Gerindra."Saya sebagai Ketua DPRD menunggu kabar itu, yang jelas dua nama Pak Syaikhu dan Agung harus digelontorkan, apakah nanti ada penggantinya kami enggak tahu juga. Tapi isu yang berkembang seperti itu (diganti)," ungkapnya.
Sejak Agustus 2018 lalu, Sandiaga Uno mundur sebagai Wagub DKI untuk menjadi Calon Wakil Presiden RI mendampingi Prabowo Subianto pada Pemilu April 2019 lalu. Meski kalah dalam ajang Pemilu, Sandiaga enggan kembali menjadi Wagub DKI dan fokus berwirausaha. (Baca: Ketiadaan Wagub DKI Keuntungan untuk Anies Baswedan)
Partai koalisi yang memenangkan pasangan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno pada Pilkada DKI 2017 lalu, kemudian sepakat kursi Wagub diisi oleh PKS. Partai ini kemudian mengajukan dua nama yakni Ahmad Syaikhu yang kini menjadi anggota DPR RI periode 2019-2024 dan Agung Yulianto dari sosok pengusaha.
Namun di penghujung 2019, kesepakatan itu berubah. Partai koalisi sepakat masing-masing mengajukan satu nama menjadi kandidat cawagub DKI. Hal itu diungkapkan oleh anggota partai Gerindra, Syarif. Namun, dia enggan membeberkan sosok kandidat cawagub DKI dari Partai Gerindra.
Dia hanya menceritakan ciri-cirinya yakni berpengalaman di parlemen sebagai anggota DPR dan memiliki pengetahuan yang matang."Nantinya tidak ada fit and proper test lagi, karena keduanya (PKS dan Gerindra) sudah saling percaya pada sosok calonnya," ucapnya.
(whb)