Depok 'Diteror' Kobra, DPRD Sebut Wali Kota Lebay Gandeng Intelijen

Selasa, 17 Desember 2019 - 23:39 WIB
Depok \Diteror\ Kobra,...
Depok 'Diteror' Kobra, DPRD Sebut Wali Kota Lebay Gandeng Intelijen
A A A
DEPOK - Puluhan ekor ular kobra bermunculan di beberapa wilayah di Kota Depok. Mulai dari wilayah permukiman, pasar hingga sekolahan. Entah darimana asalnya namun sejak beberapa pekan ini ular kobra bermunculan dan meresahkan warga.

Sudah lebih dari 60 ular yang ditangkap petugas Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Depok. Dua orang pun menjadi gigitan ular berbisa itu.

Pertama adalah Wagiman, seorang pedagang di Pasar Kemirimuka Beji Depok, dan korban pun dilarikan ke RSUD Depok. Kedua adalah RAS, anak berusia delapan tahun yang kemudian mendapatkan perawatan di Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)

RAS digigit ular kobra saat sedang bermain di sekitar rumahnya di jalan Kemiri Jaya, Kecamatan Beji, Depok. "Ular kobra itu ditangkap sama keponakan. Pas mau dimasukin ke dalam botol minuman keponakan saya langsung digigit (dipatuk) ular itu," kata paman korban, Ramadhoni, Selasa (17/12/2019).

Dikatakan, saat itu keponkannya sedang bermain bersama temannya di teras rumah, dan tiba-tiba ada dua anak ular kobra itu muncul. "Satu ular dimatikan, satu ularnya lagi ditangkap dan hendak dimasukan kedalam botol untuk dibuang," ceritanya.

Nahasnya ular itu malah menggigit RAS. Kemudian korban pun dilarikan ke RSUI. "Namanya anak-anak, mereka kurang teliti atau kurang hati-hati, ketika diambil ularnya malah menggigit tangan ponakan saya," ucapnya. (Baca: Pedagang Buah di Pasar Kemiri Muka Depok Dipatok Ular Kobra).

Saat di RSUI, korban yang masuk masuk IGD RSUI pada Sabtu (14/12/2019) segera mendapatkan penanganan intensif. "Tim medis RSUI langsung melakukan penanganan kepada pasien dengan segera memberikan serum anti bisa ular (SABU)," kata Humas RSUI, Kinanti.

Usai penanganan di IGD, RAS langsung dibawa ke Pediatric Intermediate Care Unit (PIMCU). Untuk optimalisasi pemantauan, dipindahkan ke pediatric intermediate care unit (PIMCU). "Tim medis melakukan penanganan dan perawatan secara optimal terhadap RAS, baik saat di IGD maupun saat di ruang PIMCU,” kata Kinan.

Kinan mengatakan, saat ini kondisi bocah tersebut sudah mulai membaik." Rencananya hari ini pasien sudah bisa pulang dan dijadwalkan untuk melakukan kontrol ke dokter pada minggu depan," ucapnya. (Baca: Habitat Terganggu Penyebab Ular Korba Masuk ke Permukiman Warga).

Sementara saat itu korban lainnya Wagiman digigit ular saat sedang membersihkan warung di Pasar Kemirimuka. "Tahu-tahu aja ada ular dan gigit kakinya. Beruntung korban tidak pingsan. Sempat nggak mau dibawa berobat tapi akhirnya mau juga," kata Sri, pedagang di pasar tersebut.

Warga sudah mulai resah karena mereka takut ular datang tiba-tiba. Yang baru saja ditemukan adalah di Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu (SMPIT) Tunas Bangsa, Cilodong, Depok. Setidaknya ada 11 anak ular yang ditemukan oleh guru sekolah. "Bentuknya sih kaya kobra, tapi kecil," kata Muhammad Salman, salah satu guru.

Dari 11 ekor yang ia temukan itu, beberapa di antaranya terpaksa dimatikan. Sedangkan sebagian lainnya kabur. Ular-ular itu ditemukan di lingkungan sekolah. "Kebanyakan ditemukan di gorong-gorong sekolah, di sekitar tempat wudhu," ceritanya.

Munculnya puluhan ular kobra itu membuat petugas Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Depok menjadi super sibuk belakangan ini. Hampir tiap saat petugas menerima laporan warga soal adanya ular.

Komandan Pleton Operasional Pemadaman dan Penyelamatan Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Depok, Merdy Setiawan mengatakan, seharinya rata-rata laporan masuk mencapai lima laporan. "Setiap hari ada saja memang, dan rata-rata laporannya mencapai tiga per harinya," kata Merdy.

Diakui dia tahun ini memang menjadi tahun sibuk bagi Damkar Depok khususnya di bidang penyelamatan ular di permukiman warga. "Sebetulnya mungkin bukan hanya tahun ini saja, tapi karena tahun ini marak media sosial, jadi lebih ramai aja," ucapnya.

Setidaknya kata Merdy, sejak akhir November kemarin laporan yang masuk ke Dinas Damkar dan Penyelamatan Kota Depok memang lebih banyak penyelamatan dibanding kebakaran. "Kalau nilai sampai 10, perbandingannya 8 dan 2,2 kebakaran sementara penyelamatan ular 8 laporan," ungkapnya.

Merdy mengatakan dari seluruh laporan itu, ada kurang lebih 60 ular yang berhasil diamankan oleh pihaknya. "Hampir sebagian besar kami serahkan ke komunitas dan pencipta reptil," katanya.

Sementara itu Wali Kota Depok Idris Abdul Shomad mengatakan pihaknya akan melibatkan pasukan khusus untuk mengungkap fenomena ini. Pihaknya masih mempelajari terkait fenomena ini, "Kalau faktornya adalah habitat mereka terganggu dengan bangunan yang ada harusnya terjadi di tempat-tempat persawahan dan sebagainya," kata Idris

Dia mengatakan akan mengkaji faktor penyebab merebaknya ular di lingkungan warga bersama Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Depok juga Komunitas Intelejen Daerah. "Kami sedang mengkaji faktornya itu apa," ucapnya.

Dia sempat menduga, fenomena banyaknya ular di Kota Depok ini ditengarai ada provokator. "Saya pernah dengar di suatu kondisi di sebuah daerah di Arab Saudi, orang sekitar nggak menyangka ada ular, ternyata ada oknum yang menanam di situ ingin merusak lingkungan setempat," paparnya.

Sementara itu Sekretaris Komisi D DPRD Kota Depok, Rudi Kurniawan mengatakan, ungkapan Wali Kota Depok, Mohammad Idris terkait fenomena ular terlalu berlebihan. "Lebay lah kalau sampai mau bikin intelijen dan sebagainya, ini persoalan biasa saja, kalau mau dibentuk intelijen tuh kasus kemarin hepatitis," kata Rudi.

Menurutnya, seharusnya Wali Kota Depok bisa bijak dalam memberikan tanggapan utamanya terhadap fenomena yang saat ini terjadi dan cukup meresahkan masyarakat. "Seharusnya ada ungkapan yang lebih bisa meyakinkan masyarakat, seperti penyediaan serum anti bisa ular yang berlebih sebagai antisipasi dan sebagainya," pungkasnya.
(nag)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1048 seconds (0.1#10.140)