Revitalisasi Terminal Kampung Rambutan Akan Habiskan Dana Rp170 Miliar
A
A
A
JAKARTA - Terminal Kampung Rambutan , Jakarta Timur akan direvitalisasi pada 2020 mendatang. Pemprov DKI Jakarta mengalokasikan anggaran pembangunan terminal sebesar Rp170 miliar.
Kepala Unit Pengelola (UP) Terminal DKI Jakarta, Muslim mengatakan, pada 2020 mendatang, pihaknya hanya akan merevitalisasi satu terminal yakni di Kampung Rambutan, Jakarta Timur . Nantinya, Terminal Kampung Rambutan akan direvitalisasi dengan bangunan baru dan terintegrasi moda transportasi Light Rail Transit (LRT) Jabodebek.
"Konsepnya tidak terintegrasi dengan hunian. Hanya terintegrasi dengan LRT Jabodebek," kata Muslim di Gedung DPRD DKI Jakarta, Kamis (7/11).
Muslim menjelaskan, pada 2020 pihaknya mengusulkan untuk membangun dua terminal dengan konsep modern. Di antaranya yaitu Terminal Rawa Buaya dan Terminal Kampung Rambutan. Namun, karena lahan di Rawa Buaya seluas 10 hektare dan lima hektarnya ingin dijadikan depo Mass Rapid Transit (MRT) Barat-Timur, usulan pembangunan Terminal Rawa Buaya dicoret dan dialihkan ke Terminal Kampung Rambutan.
Selain itu, lanjut Muslim, pihaknya juga akan meningkatkan fasilitas terminal dalam rangka pemenuhan standar pelayanan terminal di tujuh terminal dalam kota. Di antaranya yaitu Terminal Tanjung Priok, Grogol, Senen, Pulo Gadung, Ragunan, Pasar Minggu dan PGC.
"Kita murni revitalisasi untuk moda transportasi. Sekarang sedang dalam tahap detail engineering design (DED)," ujarnya. Muslim mengklaim bahwa peningkatan jumlah penumpang angkutan darat semakin banyak seiring dengan peningkatan layanan moda melalui program Jak Lingko.
Untuk itu, peningkatan layanan terminal harus dilakukan guna menambah kenyamanan penumpang angkutan umum. "Ada 20 terminal dan baru lima yang sudah direvitalisasi pada tahun sebelumnya. Seperti di terminal Rawamangun dan pinang Ranti," ujarnya.
Sekretaris Komisi B DPRD DKI Jakarta Pandapotan Sinaga, menuturkan, pada awalnya Dinas Perhubungan DKI Jakarta mengusulkan Terminal Kampung Rambutan Rp 60 miliar karena ingin menggunakan tahun jamak. Padahal, dengan sekali tahun anggaran saja, pembangunan bisa dapat diselesaikan. Untuk itu pihaknya sepakat ada penambahan sebesar Rp110 miliar dari usulan awal.
Selain itu, karena adanya kebutuhan pengintegrasian jangka panjang antara terminal dengan LRT, TransJakarta, Jak Lingko dan Bus AKAP. "Tentu kita sangat mendukung karena Terminal Rambutan ini merupakan kepentingan masyarakat banyak," ungkapnya.
Ke depan, politisi PDI Perjuangan tersebut berharap, lewat pengintegrasian Terminal Kampung Rambutan, volume kemacetan di Jakarta bisa berkurang. Hal tersebut seiring dengan tingginya antusiasme warga pengguna transportasi umum.
"Saat ini kita lagi mendorong angkutan massal diminati masyarakat dan ini salah satu caranya agar angkutan massal gampang diakses. Kalau sudah terintegrasi mudah-mudahan macet dan polusi bisa teratasi juga," ucapnya.
Kepala Unit Pengelola (UP) Terminal DKI Jakarta, Muslim mengatakan, pada 2020 mendatang, pihaknya hanya akan merevitalisasi satu terminal yakni di Kampung Rambutan, Jakarta Timur . Nantinya, Terminal Kampung Rambutan akan direvitalisasi dengan bangunan baru dan terintegrasi moda transportasi Light Rail Transit (LRT) Jabodebek.
"Konsepnya tidak terintegrasi dengan hunian. Hanya terintegrasi dengan LRT Jabodebek," kata Muslim di Gedung DPRD DKI Jakarta, Kamis (7/11).
Muslim menjelaskan, pada 2020 pihaknya mengusulkan untuk membangun dua terminal dengan konsep modern. Di antaranya yaitu Terminal Rawa Buaya dan Terminal Kampung Rambutan. Namun, karena lahan di Rawa Buaya seluas 10 hektare dan lima hektarnya ingin dijadikan depo Mass Rapid Transit (MRT) Barat-Timur, usulan pembangunan Terminal Rawa Buaya dicoret dan dialihkan ke Terminal Kampung Rambutan.
Selain itu, lanjut Muslim, pihaknya juga akan meningkatkan fasilitas terminal dalam rangka pemenuhan standar pelayanan terminal di tujuh terminal dalam kota. Di antaranya yaitu Terminal Tanjung Priok, Grogol, Senen, Pulo Gadung, Ragunan, Pasar Minggu dan PGC.
"Kita murni revitalisasi untuk moda transportasi. Sekarang sedang dalam tahap detail engineering design (DED)," ujarnya. Muslim mengklaim bahwa peningkatan jumlah penumpang angkutan darat semakin banyak seiring dengan peningkatan layanan moda melalui program Jak Lingko.
Untuk itu, peningkatan layanan terminal harus dilakukan guna menambah kenyamanan penumpang angkutan umum. "Ada 20 terminal dan baru lima yang sudah direvitalisasi pada tahun sebelumnya. Seperti di terminal Rawamangun dan pinang Ranti," ujarnya.
Sekretaris Komisi B DPRD DKI Jakarta Pandapotan Sinaga, menuturkan, pada awalnya Dinas Perhubungan DKI Jakarta mengusulkan Terminal Kampung Rambutan Rp 60 miliar karena ingin menggunakan tahun jamak. Padahal, dengan sekali tahun anggaran saja, pembangunan bisa dapat diselesaikan. Untuk itu pihaknya sepakat ada penambahan sebesar Rp110 miliar dari usulan awal.
Selain itu, karena adanya kebutuhan pengintegrasian jangka panjang antara terminal dengan LRT, TransJakarta, Jak Lingko dan Bus AKAP. "Tentu kita sangat mendukung karena Terminal Rambutan ini merupakan kepentingan masyarakat banyak," ungkapnya.
Ke depan, politisi PDI Perjuangan tersebut berharap, lewat pengintegrasian Terminal Kampung Rambutan, volume kemacetan di Jakarta bisa berkurang. Hal tersebut seiring dengan tingginya antusiasme warga pengguna transportasi umum.
"Saat ini kita lagi mendorong angkutan massal diminati masyarakat dan ini salah satu caranya agar angkutan massal gampang diakses. Kalau sudah terintegrasi mudah-mudahan macet dan polusi bisa teratasi juga," ucapnya.
(whb)