Pedagang Tanah Abang Keluhkan Masih Maraknya Pungli dari Preman
A
A
A
JAKARTA - Pedagang di kolong Pasar Blok G Tanah Abang, Jakarta Pusat, mengeluhkan masih maraknya aksi pungutan liar (pungli) dari para preman. Tak tanggung-tanggung, dalam sehari ada sekitar tujuh hingga delapan orang yang datang ke untuk meminta 'jatah'.
"Banyak preman mas di sini mah. Dimintain kutipan," ujar salah seorang pedagang, Muklis, ketika berbincang dengan SINDOnews, Sabtu (26/10/2019).
Kutipan yang diminta nominalnya bervariasi. Mulai dari Rp2.000 hingga Rp5.000 setiap kali preman tersebut datang. "Dimintain Rp2.000 sampai Rp5.000. Banyak kan, bukan satu dua orang saja," keluhnya.
Saat ditanyakan apakah preman tersebut berasal dari oknum organisasi masyarakat, ia kurang tahu. "Kalau itu saya kurang tahu ya dari ormas atau bukan. Pokoknya sehari itu bisa keluar duit buat kutipan Rp20.000-Rp25.000. Orangnya yang dateng ke toko bisa tujuh sampai delapan orang," tukasnya.
Ia berharap ada perhatian dari aparat kepolisian maupun Pemkot Jakarta Pusat mengenai masih maraknya pungutan liar dari para preman di Tanah Abang. Apalagi di saat hasil penjualan barang dagangan tak seberapa.
"Sekarang gini, kita ngumpulin duitnya dikit demi sedikit. Lha mereka tinggal minta doang. Kalau toko sepi, haduh, sudah paling apes banget dah. Harapan saya ya bebas dari premanlah di sini," tutupnya.
"Banyak preman mas di sini mah. Dimintain kutipan," ujar salah seorang pedagang, Muklis, ketika berbincang dengan SINDOnews, Sabtu (26/10/2019).
Kutipan yang diminta nominalnya bervariasi. Mulai dari Rp2.000 hingga Rp5.000 setiap kali preman tersebut datang. "Dimintain Rp2.000 sampai Rp5.000. Banyak kan, bukan satu dua orang saja," keluhnya.
Saat ditanyakan apakah preman tersebut berasal dari oknum organisasi masyarakat, ia kurang tahu. "Kalau itu saya kurang tahu ya dari ormas atau bukan. Pokoknya sehari itu bisa keluar duit buat kutipan Rp20.000-Rp25.000. Orangnya yang dateng ke toko bisa tujuh sampai delapan orang," tukasnya.
Ia berharap ada perhatian dari aparat kepolisian maupun Pemkot Jakarta Pusat mengenai masih maraknya pungutan liar dari para preman di Tanah Abang. Apalagi di saat hasil penjualan barang dagangan tak seberapa.
"Sekarang gini, kita ngumpulin duitnya dikit demi sedikit. Lha mereka tinggal minta doang. Kalau toko sepi, haduh, sudah paling apes banget dah. Harapan saya ya bebas dari premanlah di sini," tutupnya.
(thm)