Pilgub Banten Antar Dosen Unis Tangerang Raih Gelar Doktor
A
A
A
JAKARTA - Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur (Pilgub) Banten mengantar Asep Ferry Bastian (42), Dosen Universitas Islam Syekh Yusuf (Unis) Tangerang, sebagai doktor pria termuda di universitas tersebut. Gelar doktor diraih setelah dia berhasil mempertahankan penelitian disertasi bidang ilmu manajemen terkait Pilgub Banten di Universitas Brawijaya, Malang, Jawa Timur, Kamis 5 September 2019.
Dalam sidang terbuka Ujian Akhir Disertasi (UAD), Asep Ferry Bastian turut diuji oleh penguji eksternal yakni Prof Firmanzah, yang merupakan Guru Besar UI dan Rektor Universitas Paramadina. Kemudian Prof Ahmad Erani Yustika, Guru Besar Universitas Brawijaya sekaligus Staf Khusus (Stafsus) Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Sidang terbuka yang mengambil judul Marketing Mix Politik Terhadap Keputusan Pemilih Kepala Daerah Melalui Persepsi Nilai dan Positioning sebagai Variabel Intervening tersebut turut dihadiri Wali Kota Tangerang, Arief R Wismansyah, Rektor Unis Prof Mustafa Kamil, dan Pembina Yayasan Unis, Hudaya Latuconsina.
Asep Ferry Bastian mengatakan, penelitian dengan studi Pilgub Banten 2017 itu bertujuan menguji dan membuktikan secara empiris pengaruh merketing mix politik terhadap keputusan memilih kepala daerah melalui persepsi nilai dan positioning sebagai variabel intervening.
"Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya dan melengkapi khazanah ilmu pengetahuan di bidang manajemen, terutama teori political marketing," ujarnya.
Dalam pilgub kemarin, populasi penduduk yang memiliki hak suara dan tercatat di Daftar Pemilih Tetap (DPT) sebanyak 7.734.485 orang. Sedangkan sampel yang diambil sebanyak 664 orang.
Pengambilan sampel menggunakan metode probability sampling dengan teknik cluster sampling. Pengumpulan data diperoleh melalui kuesioner.
"Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan alat analisis SEM (Struktural Equation Modeling) dan dengan bantuan program WarpPLS 6.0," tutur Asep.
Hasil analisis data dan pembahasannya, disimpulkan bahwa marketing mix politik sesuai teori yang telah mapan dan berdasarkan penelitian sebelumnya terbukti, produk politik, promosi politik, harga politik dan tempat politik memberikan pengaruh signifikan terhadap keputusan memilih.
Asep mejelaskan, konsep teori marketing mix politik dapat menjadi rujukan atau pertimbangan yang lebih rasional bagi pemilih dalam menentukan keputusan memilih.
"Pemilih akan membentuk persepsi positif terhadap kandidat politik, karena faktor variabel marketing mix politik yang ditawarkan oleh kandidat politik mampu memenuhi ekspektasi calon pemilih," tutur Asep.
Sebagai teori yang diadaptasi dari teori pemasaran bisnis, sambung dia, marketing mix politik merupakan solusi manajerial untuk mengelola tim pemenangan politik. "Kandidat politik dapat mengaplikasikan metode marketing mix politik dalam kontestasi pilkada Gubernur, juga disarankan pada kontestasi pilpres, pilkada bupati, wali kota, legislatif DPR, DPD RI dan DPRD," ucapnya.
Dalam penelitiannya, Asep menyarankan kepada kandidat politik di Banten agar melakukan pendekatan psikologis kepada masyarakat agar pemilih menunjukan sikap loyalitas.
"Kandidat politik perlu menawarkan tipologi kepemimpinan mengayomi, yakni pemberi rasa aman dan nyaman dari latar belakang etnis, agama dan pendidikan," simpulnya.
Kemudian kandidat politik pun harus aktif melakukan sosialisasi melalui pertemuan langsung atau tatap muka dengan pemilih. Di samping didukung juga oleh kerja optimal relawan dan tim sukses dalam berkampanye kepada masyarakat. "Tujuannya agar tingkat elektoral tinggi dan tingkat partisipasi keterpilihan tinggi," pungkasnya.
Wali Kota Tangerang, Arief R Wismansyah mengucapkan selamat kepada Asep Ferry Bastian yang telah berhasil mempertahankan disertasinya. Arief berharap ilmu yang diperoleh dapat bermanfaat untuk masyarakat dan pembangunan Kota Tangerang.
Dalam sidang terbuka Ujian Akhir Disertasi (UAD), Asep Ferry Bastian turut diuji oleh penguji eksternal yakni Prof Firmanzah, yang merupakan Guru Besar UI dan Rektor Universitas Paramadina. Kemudian Prof Ahmad Erani Yustika, Guru Besar Universitas Brawijaya sekaligus Staf Khusus (Stafsus) Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Sidang terbuka yang mengambil judul Marketing Mix Politik Terhadap Keputusan Pemilih Kepala Daerah Melalui Persepsi Nilai dan Positioning sebagai Variabel Intervening tersebut turut dihadiri Wali Kota Tangerang, Arief R Wismansyah, Rektor Unis Prof Mustafa Kamil, dan Pembina Yayasan Unis, Hudaya Latuconsina.
Asep Ferry Bastian mengatakan, penelitian dengan studi Pilgub Banten 2017 itu bertujuan menguji dan membuktikan secara empiris pengaruh merketing mix politik terhadap keputusan memilih kepala daerah melalui persepsi nilai dan positioning sebagai variabel intervening.
"Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya dan melengkapi khazanah ilmu pengetahuan di bidang manajemen, terutama teori political marketing," ujarnya.
Dalam pilgub kemarin, populasi penduduk yang memiliki hak suara dan tercatat di Daftar Pemilih Tetap (DPT) sebanyak 7.734.485 orang. Sedangkan sampel yang diambil sebanyak 664 orang.
Pengambilan sampel menggunakan metode probability sampling dengan teknik cluster sampling. Pengumpulan data diperoleh melalui kuesioner.
"Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan alat analisis SEM (Struktural Equation Modeling) dan dengan bantuan program WarpPLS 6.0," tutur Asep.
Hasil analisis data dan pembahasannya, disimpulkan bahwa marketing mix politik sesuai teori yang telah mapan dan berdasarkan penelitian sebelumnya terbukti, produk politik, promosi politik, harga politik dan tempat politik memberikan pengaruh signifikan terhadap keputusan memilih.
Asep mejelaskan, konsep teori marketing mix politik dapat menjadi rujukan atau pertimbangan yang lebih rasional bagi pemilih dalam menentukan keputusan memilih.
"Pemilih akan membentuk persepsi positif terhadap kandidat politik, karena faktor variabel marketing mix politik yang ditawarkan oleh kandidat politik mampu memenuhi ekspektasi calon pemilih," tutur Asep.
Sebagai teori yang diadaptasi dari teori pemasaran bisnis, sambung dia, marketing mix politik merupakan solusi manajerial untuk mengelola tim pemenangan politik. "Kandidat politik dapat mengaplikasikan metode marketing mix politik dalam kontestasi pilkada Gubernur, juga disarankan pada kontestasi pilpres, pilkada bupati, wali kota, legislatif DPR, DPD RI dan DPRD," ucapnya.
Dalam penelitiannya, Asep menyarankan kepada kandidat politik di Banten agar melakukan pendekatan psikologis kepada masyarakat agar pemilih menunjukan sikap loyalitas.
"Kandidat politik perlu menawarkan tipologi kepemimpinan mengayomi, yakni pemberi rasa aman dan nyaman dari latar belakang etnis, agama dan pendidikan," simpulnya.
Kemudian kandidat politik pun harus aktif melakukan sosialisasi melalui pertemuan langsung atau tatap muka dengan pemilih. Di samping didukung juga oleh kerja optimal relawan dan tim sukses dalam berkampanye kepada masyarakat. "Tujuannya agar tingkat elektoral tinggi dan tingkat partisipasi keterpilihan tinggi," pungkasnya.
Wali Kota Tangerang, Arief R Wismansyah mengucapkan selamat kepada Asep Ferry Bastian yang telah berhasil mempertahankan disertasinya. Arief berharap ilmu yang diperoleh dapat bermanfaat untuk masyarakat dan pembangunan Kota Tangerang.
(mhd)