Jembatan Kamal Ambles, Kendaraan Harus Bergantian untuk Melintas

Rabu, 24 Juli 2019 - 15:50 WIB
Jembatan Kamal Ambles, Kendaraan Harus Bergantian untuk Melintas
Jembatan Kamal Ambles, Kendaraan Harus Bergantian untuk Melintas
A A A
JAKARTA - Hampir dua pekan lamanya jembatan di jalan Kamal Raya, Tegal Alur, Kalideres, Jakarta Barat ambles. Kondisi ini membuat arus lalu lintas di kawasan ini terganggu.

Pantauan SINDOnews, Rabu (24/7/2019) siang, jembatan yang ambles ini terlihat di posisi tengah dengan panjang sekitar 10 meter dengan kondisi ambles sekitar setengah meter dan lebar hampir satu meter.

Untuk memaksimalkan arus lalu lintas, oleh warga amblesnya jembatan dipagari oleh tali rafia yang dipasang barrier concrete portable. Sejumlah kendaraan yang melintas, khususnya roda empat harus ekstra hati-hati saat melintasi jalan itu. Mereka menggunakan separuh trotoar pejalanan kaki agar kendaraan dapat melintas.

Masih di lokasi, warga kemudian bergantian berjaga setiap harinya. Dengan sistem shifting selama dua jam, enam warga yang berada di sisi selatan dua, dua di tengah, dan dua lainnya di utara mengawasi kendaraan yang melintas.

“Kalau nggak dijaga, roda mobil suka masuk ke tengah,” kata Dede Sarifudin (45) warga yang berjaga di lokasi, Rabu (24/7/2019).

Dede mengakui sebelum ambles dua pekan lalu, kondisi jembatan sangat memprihatinkan, keretakan mulai terlihat di jalanan beraspal. Barulah menjelang malam, jalan tiba tiba ambles, kemacetan di pagi hari mulai terasa setelah sebuah mobil box tersangkut. “Waktu itu penanganannya cukup lama, bahkan kita sampai menutup jalan,” ucapnya.

Selain karena umur jembatan yang sudah puluhan tahun, lanjut Dede, dirinya yakin ambles jembatan disebabkan karena kondisi jalan yang kerap kali dilalui kontainer. Terlebih jalan itu merupakan satu dari tiga akses menuju ke kawasan pergudangan Miami dan Bandara Soekarno Hatta. “Makanya semenjak ambles, kita larang kontainer melintas,” ucapnya.

Hal sama diungkapkan Pendi (44) warga lainnya. Bersama dengan sejumlah rekannya termasuk Dede, ia dengan sukarela berjaga dan mengatur lalu lintas di kawasan ini. Kemacetan yang terjadi kerap kali mereka urai agar tak bertambah parah.

Pendi mengakui sebagai salah satu akses jalan utama. Jalanan ini kerap dilalui sejumlah warga dari Tegal Alur menuju pusat kota maupun sebaliknya. Karena itu dirinya mengharapkan Pemda turun tangan mengatasi hal ini. “Sebenarnya sudah dilaporkan. Sudah diukur-ukur juga tapi belum juga ditangani,” keluh Pendi.

Tanpa adanya Pendi dan Dede serta warga lainnya yang mengatur kendaraan di jembatan. Kemacetan kian parah, hal ini terlihat saat Sindo menyambangi kawasan itu, kala itu pergantian terjadi, warga sempat beristirahat sejenak. Lantaran tak di jaga, pengendara menjadi ketakutan melintas. “Pak tolong pak, pak tolong liatan di depan,” kata Putra (29) pengendara Xenia di lokasi.

Putra yang tinggal di kawasan Tegal Alur mengakui bila jalan Kamal merupakan jalur yang paling cepat. Meskipun ada dua jalur lainnya, yakni di jalan kapuk dan pegadungan namun jalur itu tak kondusif. “Kalo lewat kapuk banyak kontainer, sementara kalo lewat pegadungan muternya jauh,” ucap Putra.

Akibat sering dilintas kendaraan berat kondisi trotoar disisi jembatan mulai miring. Tembok pembatas mulai sedikit roboh. Karena itu, bila tak tertangani segera, bukan tak mungkin jembatan diatas kali menceng ini roboh, akses jalan terputus.
(ysw)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6497 seconds (0.1#10.140)
pixels