IPW Desak Polisi Sampaikan Progress Pembunuhan Siswi SMK ke Publik
A
A
A
BOGOR - Masih misteriusnya kasus pembunuhan yang menimpa Andriana Yubelia Noven Cahya siswi kelas XII, jurusan Tata Busana, SMK Baranangsiang, Kota Bogor menuai reaksi beragam dari sejumlah kalangan.
Pasalnya, meski belun terlalu lama yakni hampir dua pekan peristiwa pembunuhan sadis yang sempat menggegerkan publik ini, namun hal tersebut mengundang banyak tanya terkait kinerja penyidik kepolisian.
Ketua Presidium Indonesian Police Watch Neta S Pane mengatakan walaupun masih belum terlalu lama, dan memang proses pengungkapan kasus pembunuhan ini membutuhkan waktu, namun kepolisian harus tetap menjelaskan ke publik terkait perkembangannya.
"Kita kasih kesempatan dulu kepada kepolisian di Bogor untuk mengungkap ini. Sebab (penyelidikan dan penyidikan) ini perlu waktu. Hanya kita berharap, Kapolres Bogor Kota memberikan progress ke masyarakat melalui pers, agar publik tahu polisi terus bekerja dan sidah maksimal," jelasnya, Kamis (17/1/2019).
Pihaknya menyarankan, dalam kasus pembunuhan dengan korbannya perempuan, sebagian besar pelaku orang dekat. "Seperti yang terjadi sepanjang akhir 2018 di Jabodetabek ini ada kasus pembunuhan, baik yang di Bekasi, maupun yang di Klapanunggal, Bogor juga, apalagi mayatnya ditemukan di gang atau jalan kecil tak jauh dari indekosnya," jelasnya.
Menurutnya hal tersebut sudah bisa menjadi petunjuk, bahwa pelakunya diduga orang dekat, karena berbeda jika kasus pembunuhan yang disertai perampokan. "Kalau perampokan agak sulit untuk menangkap pelakunya. Tapi kalau ditemukan ditempat sepi, dalam beberapa kasus itu pelaku biasanya orang dekat," paparnya.
Jadi, pihaknya berharap Polri melalui Polresta Bogor Kota, fokus berkonsentrasi untuk mendata siapa saja orang dekat korban atau orang - orang yang dikenalnya.
Ia menyebutkan, proses penyelidikan bisa lebih cepat jika kepolisian mendalami petunjuk dari sejumlah barang bukti yang sudah disita.
"Seperti Handphone korban, saya kira itu bisa jadi petunjuk kuat, berkomunkasi dengan siapa saja korban menjelang akhir hayatnya itu. Tapi IPW yakin, kepolisian akan berhasil mengungkapnya, keyakinan itu berdasar pada kasus pembunuhan akhir-akhir 2018 ini," tuturnya.
Namun demikian, yang perlu jadi catatan kepolisian saat ini adalah karena ini kasus menimpa pelajar atau siswi SMK, wajar jika mengundang perhatian publik dan setiap perkembangannya sangat dinantikan.
"Sebab ini kasus jika belum terungkap membuat khawatir masyarakat, khususnya para orang tua yang memiliki anak gadis saat berpergian atau sekolah. Bisa menimpa siapa saja, sebab pelakunya belum tertangkap, sehingga publik menduga apakah ini bagian dari teror terhadap siswi - siswi itu tersendiri atau bukan," ujarnya.
Jadi untuk menekan keresahan publik ini, kepolisian harus proaktif atau saat ditanya media terkait perkembangan kasus ini, langsung tanggap dan menjelaskan apa saja yang sudah dilakukan.
"Intinya pihak Polresta Bogor Kota harus menjelaskan progress yang sudah dilakukan sekecil apapun, baik jumlah saksi, barang bukti dan apapun itu sepanjang tidak mengganggu proses penyelidikan dan penyidikan dalam mengungkap kasus ini," pungkasnya.
Pasalnya, meski belun terlalu lama yakni hampir dua pekan peristiwa pembunuhan sadis yang sempat menggegerkan publik ini, namun hal tersebut mengundang banyak tanya terkait kinerja penyidik kepolisian.
Ketua Presidium Indonesian Police Watch Neta S Pane mengatakan walaupun masih belum terlalu lama, dan memang proses pengungkapan kasus pembunuhan ini membutuhkan waktu, namun kepolisian harus tetap menjelaskan ke publik terkait perkembangannya.
"Kita kasih kesempatan dulu kepada kepolisian di Bogor untuk mengungkap ini. Sebab (penyelidikan dan penyidikan) ini perlu waktu. Hanya kita berharap, Kapolres Bogor Kota memberikan progress ke masyarakat melalui pers, agar publik tahu polisi terus bekerja dan sidah maksimal," jelasnya, Kamis (17/1/2019).
Pihaknya menyarankan, dalam kasus pembunuhan dengan korbannya perempuan, sebagian besar pelaku orang dekat. "Seperti yang terjadi sepanjang akhir 2018 di Jabodetabek ini ada kasus pembunuhan, baik yang di Bekasi, maupun yang di Klapanunggal, Bogor juga, apalagi mayatnya ditemukan di gang atau jalan kecil tak jauh dari indekosnya," jelasnya.
Menurutnya hal tersebut sudah bisa menjadi petunjuk, bahwa pelakunya diduga orang dekat, karena berbeda jika kasus pembunuhan yang disertai perampokan. "Kalau perampokan agak sulit untuk menangkap pelakunya. Tapi kalau ditemukan ditempat sepi, dalam beberapa kasus itu pelaku biasanya orang dekat," paparnya.
Jadi, pihaknya berharap Polri melalui Polresta Bogor Kota, fokus berkonsentrasi untuk mendata siapa saja orang dekat korban atau orang - orang yang dikenalnya.
Ia menyebutkan, proses penyelidikan bisa lebih cepat jika kepolisian mendalami petunjuk dari sejumlah barang bukti yang sudah disita.
"Seperti Handphone korban, saya kira itu bisa jadi petunjuk kuat, berkomunkasi dengan siapa saja korban menjelang akhir hayatnya itu. Tapi IPW yakin, kepolisian akan berhasil mengungkapnya, keyakinan itu berdasar pada kasus pembunuhan akhir-akhir 2018 ini," tuturnya.
Namun demikian, yang perlu jadi catatan kepolisian saat ini adalah karena ini kasus menimpa pelajar atau siswi SMK, wajar jika mengundang perhatian publik dan setiap perkembangannya sangat dinantikan.
"Sebab ini kasus jika belum terungkap membuat khawatir masyarakat, khususnya para orang tua yang memiliki anak gadis saat berpergian atau sekolah. Bisa menimpa siapa saja, sebab pelakunya belum tertangkap, sehingga publik menduga apakah ini bagian dari teror terhadap siswi - siswi itu tersendiri atau bukan," ujarnya.
Jadi untuk menekan keresahan publik ini, kepolisian harus proaktif atau saat ditanya media terkait perkembangan kasus ini, langsung tanggap dan menjelaskan apa saja yang sudah dilakukan.
"Intinya pihak Polresta Bogor Kota harus menjelaskan progress yang sudah dilakukan sekecil apapun, baik jumlah saksi, barang bukti dan apapun itu sepanjang tidak mengganggu proses penyelidikan dan penyidikan dalam mengungkap kasus ini," pungkasnya.
(ysw)