Cek Lokasi Pergeseran Tanah, Tagana Bogor Temukan Penyebabnya
A
A
A
BOGOR - Hingga kini polisi masih memasang garis polisi di sekitar wilayah pergeseran tanah di Kampung Cimangurang, Desa Cijayanti, kabupaten Bogor. Berdasarkan pengecekan lokasi yang dilakukan Tim Taruna Siaga Bencana (Tagana) Kabupaten Bogor, penyebab pergeseran tanah akibat adanya pengeboran pondasi yang terlalu dalam.
Menurut Ketua Taruna Siaga Bencana (Tagana) Kabupaten Bogor M Taufik, dari hasil pemeriksaan dan pengecekan di lokasi pergeseran tanah itu, diduga akibat pengeboran untuk fondasi bangunan yang terlalu dalam.
"Iya jadi ini, diduga dampak dari pembangunan perumahan mengakibatkan pergeseran tanah sehingga rumah serta masjid disekitar terancam," ujarnya kepada wartawan, Rabu (24/10/2018).
Terlebih lanjut dia, saat ini memasuki musim penghujan, sehingga bisa memperparah rekahan tanah tersebut. Menurutnya, pergeseran tanah tersebut terjadi beberapa kali, semula kecil namun akibat hujan semakin melebar.
"Awalnya masih sedikit tapi sekarang panjangnya kurang lebih 120 meter dan lebarnya 1 meter sementara untuk kedalamnya belum bisa diukur," bebernya.
Hingga saat ini, berdasarkan hasil pendataan sebanyak 25 rumah retak di antaranya RT.03/02 (3 rumah), Rt.04/02 (5 rumah) dan Rt.07/02 ( 17 rumah ).
"Satu fasilitas umum juga terdampak di Rt.07/02 Masjid Jami Nurul Iman retak dibagian luar dan di dalam tepatnya di dekat mimbar," jelasnya. (Baca: Puluhan Rumah di Bogor Rusak Akibat Pergeseran Tanah dan Longsor )
Sementara itu, Kapolsek Babakanmadang Kompol Wawan Wahyudin mengatakan pihaknya sudah memasang garis polisi agar warga tidak memasuki area tanah yang mengalami pergeseran tanah.
"Langkah ini sebagai antisipasi terjadinya sesuatu hal yang tak diinginkan agar warga tidak memasuki area yang sudah terdampak pergeseran tanah," jelasnya.
Pihaknya juga menghimbau warga untuk tetap waspada meskipun retakan tidak terlalu berbahaya. "Kita juga sekarang gencar ikut sosialisasikan siaga bencana, agar mereka waspada apabila ada hujan besar seperti akhir-akhir ini," terangnya.
Menurut Ketua Taruna Siaga Bencana (Tagana) Kabupaten Bogor M Taufik, dari hasil pemeriksaan dan pengecekan di lokasi pergeseran tanah itu, diduga akibat pengeboran untuk fondasi bangunan yang terlalu dalam.
"Iya jadi ini, diduga dampak dari pembangunan perumahan mengakibatkan pergeseran tanah sehingga rumah serta masjid disekitar terancam," ujarnya kepada wartawan, Rabu (24/10/2018).
Terlebih lanjut dia, saat ini memasuki musim penghujan, sehingga bisa memperparah rekahan tanah tersebut. Menurutnya, pergeseran tanah tersebut terjadi beberapa kali, semula kecil namun akibat hujan semakin melebar.
"Awalnya masih sedikit tapi sekarang panjangnya kurang lebih 120 meter dan lebarnya 1 meter sementara untuk kedalamnya belum bisa diukur," bebernya.
Hingga saat ini, berdasarkan hasil pendataan sebanyak 25 rumah retak di antaranya RT.03/02 (3 rumah), Rt.04/02 (5 rumah) dan Rt.07/02 ( 17 rumah ).
"Satu fasilitas umum juga terdampak di Rt.07/02 Masjid Jami Nurul Iman retak dibagian luar dan di dalam tepatnya di dekat mimbar," jelasnya. (Baca: Puluhan Rumah di Bogor Rusak Akibat Pergeseran Tanah dan Longsor )
Sementara itu, Kapolsek Babakanmadang Kompol Wawan Wahyudin mengatakan pihaknya sudah memasang garis polisi agar warga tidak memasuki area tanah yang mengalami pergeseran tanah.
"Langkah ini sebagai antisipasi terjadinya sesuatu hal yang tak diinginkan agar warga tidak memasuki area yang sudah terdampak pergeseran tanah," jelasnya.
Pihaknya juga menghimbau warga untuk tetap waspada meskipun retakan tidak terlalu berbahaya. "Kita juga sekarang gencar ikut sosialisasikan siaga bencana, agar mereka waspada apabila ada hujan besar seperti akhir-akhir ini," terangnya.
(ysw)