Proyek Sky Bridge Tanah Abang Dikerjakan Malam Hari
A
A
A
JAKARTA - Proyek pembangunan jembatan penyeberangan layang atau Sky Bridge di Tanah Abang, Jakarta Pusat, dilakukan malam hari. Sebanyak 372 Pedagang Kaki Lima (PKL) di Jalan Jati Baru Raya masih diperbolehkan berdagang selama pembangunan berlangsung.
Berdasarkan pantauan, pembangunan Sky Bridge di Tanah Abang yang dimulai pada awal Agustus pada siang hari memang tidak dilakukan. Sejumlah tiang beserta atapnya sekitar 50 meter sudah berdiri di dekat gedung Blok G.
Para PKL di Jalan Jatibaru Raya masih beraktivitas seperti biasa dari pagi hingga sore hari. Begitu juga dengan para sopir angkot yang bebas memarkirkan kendaraannya memakan satu lajur di samping Stasiun Tanah Abang.
Direktur Utama PT Sarana Jaya, Yoory C Pinontoan menuturkan, PKL dan angkot tersebut harus bersih dari jalan sebelum pukul 19.00 WIB. Sebab, pada pukul 19.00-04.00 WIB, pengerjaan Sky Bridge mulai dilakukan. Menurutnya, hingga sata ini pembangunan cukup membuahkan hasil yang baik dengan berdirinya tiang di zona A dekat pasar Blok G.
Yoory optimis pembangunan Skybridge akan selesai pada Oktober meski dikerjakan pada malam hari. (Baca Juga: Pembangunan Sky Bridge Tanah Abang Tak Ganggu Pedagang
"Karena kan memang kita tidak ganggu PKL. Jadi pengerjaannya malam hari. Saat pengerjaan semua jalur ditutup dan steril," tegasnya di Jakarta, Senin 27 Agustus 2018.
Kepala Dinas Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), Irwandi menyebut, dalam rencananya, selama pembangunan Sky Bridge, 372 PKL di Jalan Jati baru Raya itu tidak boleh dipindahkan lantaran tidak ada lahan penampungan.
"Meski dikerjakan malam, tapi tiang Sky Bridge dengan atap di dekat Pasar Blok G sudah jadi. Artinya kan progresnya baik," ungkapnya.
Pembangunan Sky Bridge sendiri memakan biaya sebesar Rp30 miliar menggunakan anggaran perusahaan (talangan) untuk percepatan proses pembangunannya agar segera terealisasi dengan baik. Nantinya, anggaran tersebut digantikan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) perubahan 2018 yang kini tengah disusun.
Anggota Fraksi PDI Perjuangan DPRD DKI Jakarta, Padapotan Sinaga meminta, pembangunan Sky Bridge dihentikan dan diperjelas terlebih dahulu konsep pembangunannya. Sebab, berdasarkan informasi yang diterimanya, Sky Bridge tidak terhubung dengan stasiun kereta api.
Bahkan, Wakil Ketua Komisi D tersebut berencana akan menahan Penyertaan Modal Pemerintah (PMP) ke Sarana Jaya yang digunakan untuk pembangunan tersebut.
"Kami akan membahasnya dalam proses pembahasan anggaran. Sebab dia Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang pengawasannya hanya dilakukan pemilik saham," katanya.
Berdasarkan pantauan, pembangunan Sky Bridge di Tanah Abang yang dimulai pada awal Agustus pada siang hari memang tidak dilakukan. Sejumlah tiang beserta atapnya sekitar 50 meter sudah berdiri di dekat gedung Blok G.
Para PKL di Jalan Jatibaru Raya masih beraktivitas seperti biasa dari pagi hingga sore hari. Begitu juga dengan para sopir angkot yang bebas memarkirkan kendaraannya memakan satu lajur di samping Stasiun Tanah Abang.
Direktur Utama PT Sarana Jaya, Yoory C Pinontoan menuturkan, PKL dan angkot tersebut harus bersih dari jalan sebelum pukul 19.00 WIB. Sebab, pada pukul 19.00-04.00 WIB, pengerjaan Sky Bridge mulai dilakukan. Menurutnya, hingga sata ini pembangunan cukup membuahkan hasil yang baik dengan berdirinya tiang di zona A dekat pasar Blok G.
Yoory optimis pembangunan Skybridge akan selesai pada Oktober meski dikerjakan pada malam hari. (Baca Juga: Pembangunan Sky Bridge Tanah Abang Tak Ganggu Pedagang
"Karena kan memang kita tidak ganggu PKL. Jadi pengerjaannya malam hari. Saat pengerjaan semua jalur ditutup dan steril," tegasnya di Jakarta, Senin 27 Agustus 2018.
Kepala Dinas Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), Irwandi menyebut, dalam rencananya, selama pembangunan Sky Bridge, 372 PKL di Jalan Jati baru Raya itu tidak boleh dipindahkan lantaran tidak ada lahan penampungan.
"Meski dikerjakan malam, tapi tiang Sky Bridge dengan atap di dekat Pasar Blok G sudah jadi. Artinya kan progresnya baik," ungkapnya.
Pembangunan Sky Bridge sendiri memakan biaya sebesar Rp30 miliar menggunakan anggaran perusahaan (talangan) untuk percepatan proses pembangunannya agar segera terealisasi dengan baik. Nantinya, anggaran tersebut digantikan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) perubahan 2018 yang kini tengah disusun.
Anggota Fraksi PDI Perjuangan DPRD DKI Jakarta, Padapotan Sinaga meminta, pembangunan Sky Bridge dihentikan dan diperjelas terlebih dahulu konsep pembangunannya. Sebab, berdasarkan informasi yang diterimanya, Sky Bridge tidak terhubung dengan stasiun kereta api.
Bahkan, Wakil Ketua Komisi D tersebut berencana akan menahan Penyertaan Modal Pemerintah (PMP) ke Sarana Jaya yang digunakan untuk pembangunan tersebut.
"Kami akan membahasnya dalam proses pembahasan anggaran. Sebab dia Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang pengawasannya hanya dilakukan pemilik saham," katanya.
(mhd)