Usut Iuran Kurban, Disdik Panggil Guru dan Kepala SMA 101

Minggu, 05 Agustus 2018 - 15:47 WIB
Usut Iuran Kurban, Disdik Panggil Guru dan Kepala SMA 101
Usut Iuran Kurban, Disdik Panggil Guru dan Kepala SMA 101
A A A
JAKARTA - Dinas Pendidikan Jakarta bakal memanggil kepala sekolah dan guru SMA 101, Senin (6/8/2018) besok. Pemanggilan keduanya terkait dugaan pungli di sekolah itu.

"Senin pagi saya minta mereka datang ke dinas, kemarin (Jumat) sudah sore," kata Kabid SMA Dinas Pendidikan Jakarta, Syaiful, Minggu (5/8/2018).

Sebelumnya sejumlah murid SMA 101 Joglo, Kembangan, Jakarta Barat mendapatkan perlakukan Diskriminatif. Mereka dipermalukan di depan kelas lantaran tak membayar uang sebesar Rp50.000 yang diminta sekolah untuk kurban.

Syaiful sendiri mengakui kejadian ini tak bisa ditolerin lagi. Sebab baginya pungli tidak dibenarkan, ia pun berjanji akan mengusut tuntas kasus ini. "Setelah mendapatkan penjelasan, kami akan informasikan kembali," ucapnya.

Menanggapi pungli yang terjadi, Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno menyatakan kejadian itu menjadi catatan pihaknya. Ia pun tak menolerir kejadian itu. "Kurban memang merupakan ajaran agama. Tapi caranya tidak seperti itu, itu di luar ketentuan," kata Sandi yang terkejut dengan kejadian ini.

Selain meminta mengusut tuntas, Sandi mengatakan akan mencari solusi terhadap kejadian ini. Ia menginginkan ke depannya pungli tidak terjadi dan dilakukan dengan cara lebih baik. (Baca Juga: Belum Bayar Iuran Kurban, Siswa SMA Mengaku Mendapat Tindakan Diskriminatif
Ditarik Rp100.000
Sementara itu, setiap murid SMA 101 Joglo tak hanya ditarik sebesar Rp50.000. Pihak sekolah juga kembali menarik uang sebesar Rp100.000 kepada wali murid dengan kemampuan ekonomi lebih.

Hal itu diungkapkan seorang murid LR (16) yang mengakui dirinya dipaksa membayar uang Rp100.000 dengan alasan berkurban saat Lebaran. "Sejak Senin (29/7/2018), kami ditagih. Kalau nggak bayar atau bayarnya kurang, kami diminta maju ke depan kelas, kemudian guru bilang orang tua kami nggak sayang," tutur LR saat dihubungi melalui ponselnya.

Dalam menarik uang, sejumlah guru melakukannya di tengah jam pelajaran. Kala itu guru meminta murid menghentikan aktivitas belajaranya. Mereka kemudian membagikan amplop putih ke tiap meja siswa, amplop itu diisi uang. "Nanti guru ngecek, setelah kurang kami di suruh maju ke depan," ungkap LR.

Akibat kejadian ini LR ketakutan. Ia pun menjadi malas ke sekolah. Bahkan ia berharap libur Asian Games lebih cepat, sehingga dirinya tidak perlu ke sekolah.
(amm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8096 seconds (0.1#10.140)