185 Titik di Jakarta Barat Rawan Pencurian Kendaraan Bermotor
A
A
A
JAKARTA - Minimnya lahan parkir kendaraan karena lingkungan pemukiman padat membuat rawan pencurian, apalagi masyarakat kerap menaruh kendaraan secara sembarang. Berdasarkan pantauan dari POlrestro Jakarta Barat, ada sekitar 185 titik lokasi di Jakbar yang rawan curanmor.
Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Barat, AKBP Edy Suranta Sitepu mengungkapkan sedikitnya ada 185 titik rawan pencurian di Jakarta Barat. Mereka tersebar di beberapa titik dengan kecamatan terbanyak di kawasan kecamatan Cengkareng dan Grogol Petamburan.
“Pelaku dengan mudah mencuri kendaraan. Bermodal kunci letter T, mereka hanya membutuhkan waktu kurang semenit,” kata Edy dalam rilis kasus di Polsek Palmerah, Jakarta Barat, Rabu (18/4/2018).
Hingga bulan Maret dan pertengahan April 2018 saja, Edy mencatat setidaknya ada 22 pelaku curanmor dan curas (pencurian dengan kekerasan) dengan 57 unit sepeda motor dan enam mobil yang diamankan pihaknya dari delapan polsek. “Beberapa pelaku kami tindak tegas karena melawan,” tutur Edy sembari menunjukan tiga pucuk senpi yang diamankan.
Diantaranya beberapa pelaku yang diamankan, Edy mengatakan beberapa diantaranya memanfaatkan media sosial untuk menjual barang curiannya, satu unit sepeda motor dijual dengan harga 2-3 juta per unit, tergantung kondisinya.
Karena itu, melihat kondisinya cukup mudah, Edy mengimbau agar warga berhati-hati dan waspada, penggunaan kunci ganda wajib dilakukan setiap kali kendaraan terparkir.
Menanggapi kawasannya rawan pencurian, Kanit Reskrim Polsek Tanjung Duren, AKP Rensa Aktadivia menjelaskan patroli rutin gencar dilakukan pihaknya demi mengantisipasi pencurian kendaraan bermotor.
Meski demikian, ia mengatakan kegiatan itu tak lantas membuat wilayahnya aman. Kondisi masyarakat yang kurang waspada dan peduli terhadap kendaraan menjadi kesempatan pelaku.
Rensa menganalisis, maraknya ranmor di Tanjung Duren tak lepas dari lingkungannya yang merupakan pemukiman padat dan kos kosan. Sebab di Tanjung Duren terdapat universitas ternama, seperti Trisakti, Ukrida, hingga Tarumanegara.
“Ini mengindikasikan banyak kos kosan. Di beberapa titik juga warga tidak peduli dengan kendaraannya, jadi mudah dicuri,” ucapnya.
Lain halnya dengan kawasan Kembangan. Kanit Reskrim Polsek Kembangan, AKP Vernal Sambo mengatakan di Kembangan seringkali terjadi balapan liar.
Ia mengatakan, bahwa kendaraan yang digunakan diduga merupakan hasil curian. Beberapa kali saat operasi, Vernal menyebut kendaraan itu telah dijual belikan melalui medsos. “Pelaku mencuri, memodifikasi motor, dan menjualnya melalui medsos,” ujarnya.
Akibat perbuatannya, 22 pelaku terancam hukuman penjaran diatas tiga tahun lantaran dianggap melanggar pasal 363 dan 365 KUHP tentang pencurian berat dan pencurian dengan kekerasan.
Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Barat, AKBP Edy Suranta Sitepu mengungkapkan sedikitnya ada 185 titik rawan pencurian di Jakarta Barat. Mereka tersebar di beberapa titik dengan kecamatan terbanyak di kawasan kecamatan Cengkareng dan Grogol Petamburan.
“Pelaku dengan mudah mencuri kendaraan. Bermodal kunci letter T, mereka hanya membutuhkan waktu kurang semenit,” kata Edy dalam rilis kasus di Polsek Palmerah, Jakarta Barat, Rabu (18/4/2018).
Hingga bulan Maret dan pertengahan April 2018 saja, Edy mencatat setidaknya ada 22 pelaku curanmor dan curas (pencurian dengan kekerasan) dengan 57 unit sepeda motor dan enam mobil yang diamankan pihaknya dari delapan polsek. “Beberapa pelaku kami tindak tegas karena melawan,” tutur Edy sembari menunjukan tiga pucuk senpi yang diamankan.
Diantaranya beberapa pelaku yang diamankan, Edy mengatakan beberapa diantaranya memanfaatkan media sosial untuk menjual barang curiannya, satu unit sepeda motor dijual dengan harga 2-3 juta per unit, tergantung kondisinya.
Karena itu, melihat kondisinya cukup mudah, Edy mengimbau agar warga berhati-hati dan waspada, penggunaan kunci ganda wajib dilakukan setiap kali kendaraan terparkir.
Menanggapi kawasannya rawan pencurian, Kanit Reskrim Polsek Tanjung Duren, AKP Rensa Aktadivia menjelaskan patroli rutin gencar dilakukan pihaknya demi mengantisipasi pencurian kendaraan bermotor.
Meski demikian, ia mengatakan kegiatan itu tak lantas membuat wilayahnya aman. Kondisi masyarakat yang kurang waspada dan peduli terhadap kendaraan menjadi kesempatan pelaku.
Rensa menganalisis, maraknya ranmor di Tanjung Duren tak lepas dari lingkungannya yang merupakan pemukiman padat dan kos kosan. Sebab di Tanjung Duren terdapat universitas ternama, seperti Trisakti, Ukrida, hingga Tarumanegara.
“Ini mengindikasikan banyak kos kosan. Di beberapa titik juga warga tidak peduli dengan kendaraannya, jadi mudah dicuri,” ucapnya.
Lain halnya dengan kawasan Kembangan. Kanit Reskrim Polsek Kembangan, AKP Vernal Sambo mengatakan di Kembangan seringkali terjadi balapan liar.
Ia mengatakan, bahwa kendaraan yang digunakan diduga merupakan hasil curian. Beberapa kali saat operasi, Vernal menyebut kendaraan itu telah dijual belikan melalui medsos. “Pelaku mencuri, memodifikasi motor, dan menjualnya melalui medsos,” ujarnya.
Akibat perbuatannya, 22 pelaku terancam hukuman penjaran diatas tiga tahun lantaran dianggap melanggar pasal 363 dan 365 KUHP tentang pencurian berat dan pencurian dengan kekerasan.
(ysw)