Indikasi Kecurangan Hantui Pilgub DKI Putaran Kedua
A
A
A
SAAT ini kedua pasangan calon gubernur dan wakil gubernur DKI tengah menikmati masa tenang. Baik Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) - Djarot Saiful Hidayat dan Anies Baswedan - Sandiago Uno tengah menantikan waktu pencoblosan yang akan berlangsung 19 April. Sudah terbebaskah pencoblosan putaran kedua dari kecurangan?
Jelang digulirkannya putaran kedua beberapa waktu lalu, masing-masing pasangan calon memang gencar menggelar berbagai agenda serta kampanye baik secara langsung maupun menggunakan media sosial. Dan, lagi-lagi isu SARA menyeruak ke permukaan.
Namun hal yang menarik adalah soal indikasi kecurangan yang dibeberkan kubu Anies-Sandi. Sekretaris Tim Pemenangan Anies-Sandi, Syarif, mengatakan pihaknya menemukan indikasi adanya 153 ribu jumlah pemilih invalid.
Temuan itu diketahui setelah dilakukan penelusuran terhadap Nomor Induk Kependudukan (NIK) serta nomor Kartu Keluarga (KK). "Tapi KPU DKI Jakarta bergerak cepat. Dari jumlah itu sudah terverifikasi 33 ribu, sisa sekitar 120 ribu pemilih invalid itu," katanya.
Bukan hanya pemilih invalid, Syarif menuturkan ada sekitar 15 ribu pemilih ganda. Jumlah itu, lanjutnya, ada di dua wilayah yang selama ini memang jadi basis kuat pemilih Ahok. "Jakarta Barat dan Jakarta Utara. Utara itu jumlahnya sekitar 2300 dan tersebar di Pluit, Sunter Agung dan Pejagalan," jelasnya.
Sangat mungkin tudingan indikasi kecurangan juga akan dilontarkan kubu Ahok-Djarot. Ingin tahu lebih terperinci, baca selengkapnya di Majalah SINDO Weekly Edisi 07/VII/2017, yang terbit Senin (17/4/2017).
Jelang digulirkannya putaran kedua beberapa waktu lalu, masing-masing pasangan calon memang gencar menggelar berbagai agenda serta kampanye baik secara langsung maupun menggunakan media sosial. Dan, lagi-lagi isu SARA menyeruak ke permukaan.
Namun hal yang menarik adalah soal indikasi kecurangan yang dibeberkan kubu Anies-Sandi. Sekretaris Tim Pemenangan Anies-Sandi, Syarif, mengatakan pihaknya menemukan indikasi adanya 153 ribu jumlah pemilih invalid.
Temuan itu diketahui setelah dilakukan penelusuran terhadap Nomor Induk Kependudukan (NIK) serta nomor Kartu Keluarga (KK). "Tapi KPU DKI Jakarta bergerak cepat. Dari jumlah itu sudah terverifikasi 33 ribu, sisa sekitar 120 ribu pemilih invalid itu," katanya.
Bukan hanya pemilih invalid, Syarif menuturkan ada sekitar 15 ribu pemilih ganda. Jumlah itu, lanjutnya, ada di dua wilayah yang selama ini memang jadi basis kuat pemilih Ahok. "Jakarta Barat dan Jakarta Utara. Utara itu jumlahnya sekitar 2300 dan tersebar di Pluit, Sunter Agung dan Pejagalan," jelasnya.
Sangat mungkin tudingan indikasi kecurangan juga akan dilontarkan kubu Ahok-Djarot. Ingin tahu lebih terperinci, baca selengkapnya di Majalah SINDO Weekly Edisi 07/VII/2017, yang terbit Senin (17/4/2017).
(bbk)