Selisih 87 Ribu Data Pemilih Akibat Kesalahan Administrasi
Selisih 87 Ribu Data Pemilih Akibat Kesalahan Administrasi
A
A
A
JAKARTA - Daftar Pemilih Sementara (DPS) pemilihan gubernur DKI Jakarta putaran kedua telah ditetapkan sebesar 7.264.749. Ada penambahan sebesar 156.160 pemilih dibandingkan DPT putaran pertama yang mencapai 7.108.589.
Meski demikian, angka tersebut lebih sedikit dibanding komentar KPU DKI sebelummnya yang pada awal Maret lalu menungkap masih ada 237 ribu warga DKI yang belum masuk dalam DPT putaran pertama atau masih ada sekitar 87 ribu warga DKI yang belum mendaftarkan dirinya di DPS.
Menanggapi hal itu, Komisioner KPU Hadar Nafis Gumay menduga angka yang diungkap KPU DKI adalah akumulasi dari hasil ketidakcermatan petugas maupun pemilih pada hari pemungutan suara lalu. Pada hari pencoblosan, menurut dia, banyak terjadi kekeliruan terutama soal administrasi pencatatan data pemilih yang datang apakah masuk DPT atau DPTb.
“Ada yang datang tidak bawa C6 justru buru-buru dimasukkan dalam DPTb tanpa mengecek dulu apakah dia ada di DPT atau tidak. Atau dia datang bawa e-KTP sudah disimpulkan masuk pemilih DPTb. Ini kan jadi cenderung tinggi DPTb-nya,” kata Hadar dikantornya Jumat (24/3/2017).
Namun, Hadar setuju apabila ada proses pendalaman lebih lanjut mengenai detail angka yang disebutkan dengan proses pemutakhiran data DPS. Sebab jangan sampai angka DPTb nantinya lebih besar daripada DPT yang ditetapkan. “Kalau tidak nanti beresiko, ada orang tidak terdaftar lalu tidak kebagian surat suara,” tuturnya.
Seperti diketahui, saat ini proses perbaikan DPS tengah berlangsung dari 22-28 Maret 2017. Masyarakat yang sudah terdaftar pun diminta mengecek ulang apakah nama maupun identitas yang tertera sudah sesuai dengan yang dimilikinya. Adapun masyarakat yang belum terdaftar bisa meminta petugas di kelurhan/desa untuk memasukkan nama mereka ke dalam data untuk kemudian akan ditetapkan dalam DPT pada 6 April nanti.
Meski demikian, angka tersebut lebih sedikit dibanding komentar KPU DKI sebelummnya yang pada awal Maret lalu menungkap masih ada 237 ribu warga DKI yang belum masuk dalam DPT putaran pertama atau masih ada sekitar 87 ribu warga DKI yang belum mendaftarkan dirinya di DPS.
Menanggapi hal itu, Komisioner KPU Hadar Nafis Gumay menduga angka yang diungkap KPU DKI adalah akumulasi dari hasil ketidakcermatan petugas maupun pemilih pada hari pemungutan suara lalu. Pada hari pencoblosan, menurut dia, banyak terjadi kekeliruan terutama soal administrasi pencatatan data pemilih yang datang apakah masuk DPT atau DPTb.
“Ada yang datang tidak bawa C6 justru buru-buru dimasukkan dalam DPTb tanpa mengecek dulu apakah dia ada di DPT atau tidak. Atau dia datang bawa e-KTP sudah disimpulkan masuk pemilih DPTb. Ini kan jadi cenderung tinggi DPTb-nya,” kata Hadar dikantornya Jumat (24/3/2017).
Namun, Hadar setuju apabila ada proses pendalaman lebih lanjut mengenai detail angka yang disebutkan dengan proses pemutakhiran data DPS. Sebab jangan sampai angka DPTb nantinya lebih besar daripada DPT yang ditetapkan. “Kalau tidak nanti beresiko, ada orang tidak terdaftar lalu tidak kebagian surat suara,” tuturnya.
Seperti diketahui, saat ini proses perbaikan DPS tengah berlangsung dari 22-28 Maret 2017. Masyarakat yang sudah terdaftar pun diminta mengecek ulang apakah nama maupun identitas yang tertera sudah sesuai dengan yang dimilikinya. Adapun masyarakat yang belum terdaftar bisa meminta petugas di kelurhan/desa untuk memasukkan nama mereka ke dalam data untuk kemudian akan ditetapkan dalam DPT pada 6 April nanti.
(pur)
Explore More