Sarat Nuansa Sara, PDB Nilai Kemunduran Bagi Pilgub DKI
A
A
A
JAKARTA - Pusat Data Bersatu (PDB) menyebut jika nuansa SARA yang sangat terasa di Pilgub DKI putaran pertama adalah sebuah kemunduran. Hal ini karena masih ditemukan pemilih DKI mempunyai pertimbangan dari faktor etnis dan agama.
Peneliti Pusat Data Bersatu (PDB) Agus Herta Soemarto menilai jika kondisi ini seperti kembali pada zaman penjajahan Belanda.
"Dimana penduduk (pada zaman penjajahan Belanda) dibagi-bagi berdasarkan golongan tertentu seperti golongan Eropa, Indo, Timur Asing, dan Bumiputera. Jika ini tetap dibiarkan maka akan membahayakan persatuan," kata Agus di Jakarta Pusat, Jumat (17/3/2017).
Agus menambahkan jika dalam penelitian ini, PDB menemukan indikasi kuat adanya penggunaan solidaris etnis tertentu yang dapat memecah belah persatuan bangsa. Hal ini terjadi setelah pelaksanaan putaran pertama.
"Namun setelah pelaksanaan Pilkada putaran satu ada indikasi kuat mulai terjadinya pergeseran dari heterogenitas ke homogenitas," kata Agus.
Peneliti Pusat Data Bersatu (PDB) Agus Herta Soemarto menilai jika kondisi ini seperti kembali pada zaman penjajahan Belanda.
"Dimana penduduk (pada zaman penjajahan Belanda) dibagi-bagi berdasarkan golongan tertentu seperti golongan Eropa, Indo, Timur Asing, dan Bumiputera. Jika ini tetap dibiarkan maka akan membahayakan persatuan," kata Agus di Jakarta Pusat, Jumat (17/3/2017).
Agus menambahkan jika dalam penelitian ini, PDB menemukan indikasi kuat adanya penggunaan solidaris etnis tertentu yang dapat memecah belah persatuan bangsa. Hal ini terjadi setelah pelaksanaan putaran pertama.
"Namun setelah pelaksanaan Pilkada putaran satu ada indikasi kuat mulai terjadinya pergeseran dari heterogenitas ke homogenitas," kata Agus.
(ysw)