Ruhut Dukung Ahok, Dede Yusuf: Ada Konsekuensi
A
A
A
YOGYAKARTA - Politikus Partai Demokrat Ruhut Sitompul diketahui membeberi dukungan pada petahana pada Pilgub DKI Jakarta. Padahal, partai yang dinaunginya sudah menetapkan dan mengusung calon lain.
"Itu pilihan, sikap pribadi, bukan mewakili partai. Artinya, ada konsekuensi," kata Politikus Demokrat, Dede Yusuf saat dimintai tanggapan mengenai ucapan Ruhut Sitompul yang tak sejalan dengan garis partainya di Yogyakarta, Rabu (28/9/2016).
Saat ditanya apa konsekuensinya, mantan Wakil Gubernur Jabar ini engan membeberkan. "Saat ini konsekuensi itu sedang dibicarakan di partai," katanya.
Dede yang menjabat Ketua Komisi IX DPR RI ini hanya memberi gambaran konsekuensi seperti Boy Sadikin yang memilih keluar dari partainya untuk sebuah pilihan. Menurutnya, perbedaan pendapat itu hal yang biasa terjadi, apalagi dalam Pilkada.
Saat ditanya wartawan apa saran Dede untuk Ruhut, apakah meski keluar dari partai seperti Boy Sadikin ? Dede menjawab datar. "Itu (Ruhut) senior saya. Dia jauh lebih tahu dari saya, bagaimana cara terbaik pasti ngerti," tandasnya.
Partai Demokrat, kata Dede, sudah tegas mengusung duet pasangan Agus Harimurti Yudhoyono dan Sylviana Murni. Tak hanya Demokrat, koalisi Cikeas ini juga mendapat dukungan dari PPP, PKB, dan PAN.
"Agus - Sylvi ini kombinasi pasangan yang pas, muda dan perempuan, kan tidak ada pasangan lain," katanya.
Pasangan ini, kata Dede, mewakili orang jawa 38-40% orang, kemudian Betawi 26%, dan Sunda 16-18%. "Jadi kalau orang Jawa bisa jadi Gubernur, kenapa musti jadi wakil gubernur, kira-kira begitu," katanya.
Dari Betawi, kata Dede, diwakilkan oleh ibu Sylvi yang notabene merupakan birokrat yang muda dan matang. Untuk ketegasan, ada di pasangannya yang tak lain putra sulung Susilo Bambang Yudhoyono.
"Itu pilihan, sikap pribadi, bukan mewakili partai. Artinya, ada konsekuensi," kata Politikus Demokrat, Dede Yusuf saat dimintai tanggapan mengenai ucapan Ruhut Sitompul yang tak sejalan dengan garis partainya di Yogyakarta, Rabu (28/9/2016).
Saat ditanya apa konsekuensinya, mantan Wakil Gubernur Jabar ini engan membeberkan. "Saat ini konsekuensi itu sedang dibicarakan di partai," katanya.
Dede yang menjabat Ketua Komisi IX DPR RI ini hanya memberi gambaran konsekuensi seperti Boy Sadikin yang memilih keluar dari partainya untuk sebuah pilihan. Menurutnya, perbedaan pendapat itu hal yang biasa terjadi, apalagi dalam Pilkada.
Saat ditanya wartawan apa saran Dede untuk Ruhut, apakah meski keluar dari partai seperti Boy Sadikin ? Dede menjawab datar. "Itu (Ruhut) senior saya. Dia jauh lebih tahu dari saya, bagaimana cara terbaik pasti ngerti," tandasnya.
Partai Demokrat, kata Dede, sudah tegas mengusung duet pasangan Agus Harimurti Yudhoyono dan Sylviana Murni. Tak hanya Demokrat, koalisi Cikeas ini juga mendapat dukungan dari PPP, PKB, dan PAN.
"Agus - Sylvi ini kombinasi pasangan yang pas, muda dan perempuan, kan tidak ada pasangan lain," katanya.
Pasangan ini, kata Dede, mewakili orang jawa 38-40% orang, kemudian Betawi 26%, dan Sunda 16-18%. "Jadi kalau orang Jawa bisa jadi Gubernur, kenapa musti jadi wakil gubernur, kira-kira begitu," katanya.
Dari Betawi, kata Dede, diwakilkan oleh ibu Sylvi yang notabene merupakan birokrat yang muda dan matang. Untuk ketegasan, ada di pasangannya yang tak lain putra sulung Susilo Bambang Yudhoyono.
(ysw)