Reklamasi Teluk Jakarta, Marwan Batubara: Orientasinya Bisnis
A
A
A
JAKARTA - Direktur Eksekutif Indonesian Resources Studies (IRESS) Marwan Batubara mengatakan, proyek reklamasi Teluk Jakarta erat kaitannya dengan kepentingan bisnis. Maka itu, kata dia, proyek tersebut mendapat perlawanan dari masyarakat pesisir pantai di Jakarta Utara.
"Semua orientasinya bisnis dalam reklamasi ini. Waktu Pilpres mereka (pengembang) mendukung Jokowi-JK (Jusuf Kalla). Hingga mereka pun selalu berusaha, bahkan sampai menghalalkan segala cara," kata Marwan Batubara dalam acara diskusi yang bertajuk 'Reklamasi: Untuk China?' di Gedung Joang 45, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (18/5/2016).
Dalam persoalan ini, lanjut Marwan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) seolah tidak berdaya. Dia juga mempertanyakan soal keteguhan presiden dalam membela kepentingan rakyat.
"Presiden ini terlihat tidak berdaya. Presiden terlalu banyak didukung konglomerat. Yang saya ingin tanya, sebenarnya presiden itu untuk siapa?" tanya Marwan. (Baca: Ratna Sarumpaet: Penggusuran Luar Batang Merespons Reklamasi)
Jika dikaitkan dengan teori politik balas budi, kata dia, Jokowi sedang terkekang oleh para pendukungnya yang berasal dari para pengusaha. Karena, kata dia, pada saat Pilpres Jokowi banyak didukung konglomerat yang saat ini meminta balasan.
"Untuk reklamasi ada 13 pulau ada 17 yang bangun. Semua pengembang sudah kontribusi untuk Jokowi agar terpilih. Sementara Jokowi sudah ada utang budi. Sementara menteri sampai presiden sudah terikat sehingga sudah tidak bisa lagi membedakan mana yang benar mana yang salah," tuturnya.
"Semua orientasinya bisnis dalam reklamasi ini. Waktu Pilpres mereka (pengembang) mendukung Jokowi-JK (Jusuf Kalla). Hingga mereka pun selalu berusaha, bahkan sampai menghalalkan segala cara," kata Marwan Batubara dalam acara diskusi yang bertajuk 'Reklamasi: Untuk China?' di Gedung Joang 45, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (18/5/2016).
Dalam persoalan ini, lanjut Marwan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) seolah tidak berdaya. Dia juga mempertanyakan soal keteguhan presiden dalam membela kepentingan rakyat.
"Presiden ini terlihat tidak berdaya. Presiden terlalu banyak didukung konglomerat. Yang saya ingin tanya, sebenarnya presiden itu untuk siapa?" tanya Marwan. (Baca: Ratna Sarumpaet: Penggusuran Luar Batang Merespons Reklamasi)
Jika dikaitkan dengan teori politik balas budi, kata dia, Jokowi sedang terkekang oleh para pendukungnya yang berasal dari para pengusaha. Karena, kata dia, pada saat Pilpres Jokowi banyak didukung konglomerat yang saat ini meminta balasan.
"Untuk reklamasi ada 13 pulau ada 17 yang bangun. Semua pengembang sudah kontribusi untuk Jokowi agar terpilih. Sementara Jokowi sudah ada utang budi. Sementara menteri sampai presiden sudah terikat sehingga sudah tidak bisa lagi membedakan mana yang benar mana yang salah," tuturnya.
(mhd)