Eks Komisioner KPU Sebut Ahok Bukan Gubernur DKI Ideal
A
A
A
JAKARTA - Mantan Komisioner KPU Andi Nurpati Baharuddin menyebut Jakarta merindukan sosok Gubernur DKI Jakarta yang teduh, ramah dan sejuk serta memanusiakam manusia.
Hal ini disampaikan Andi Nurpati dalam diskusi Mencari Gubernur yang Ideal untuk Jakarta di Kornas Fokal IMM, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis, 21 April 2016 tadi malam. Andi mengatakan, ada dua permasalahan besar di DKI Jakarta yang hingga kini belum terselesaikan yakni, kemacetan dan banjir.
Menurut Andi, Jakarta tidak bisa menyelesaikan permasalahan ini sendiri dan harus duduk bareng dengan para pemimpin wilayah perbatasan seperti Bekasi, Tangerang, Depok dan Bogor. "Gubernur ke depan bisa duduk bersama membangun grand desain pembangunan dan penataan kota. Jangan menyalahkan pihak anu. Hari ini banjir, yang disalahkan air laut lagi pasang. Biasanya kalau banjir itu, air dari Bogor," jelas Andi.
Andi menambahkan, pembangunan di Jakarta mestinya bukan berdasarkan multikepentingan. Apalagi sampai berpihak kepada para pemodal.
Andi juga menyoroti masalah kesehatan dan pendidikan di Ibukota yang masih jauh dari kata layak. "Masalah kesehatan ada BPJS dan KJS. Tapi coba lihat yang sakit pada antre dan pelayanannya kurang. Pendidikan juga, belum gratis sepenuhnya. Jika pendidikan tertata rapi, jumlah pengangguran akan berkurang," ujarnya.
Andi berharap ke depan, warga Jakarta tidak jangan sampai jangan sampai salah dalam memilih Gubernur DKI Jakarta."Pak Ahok terlalu jauh dari gubernur ideal. Kita merindukan sosok gubernur yang teduh, ramah dan sejuk. Tidak cukup berani dan tegas, tetapi yang memanusiakam manusia, dan mencintai rakyatnya. Bagaimana penggusuruan itu menjadi semena-mena. Membuat kita hampir kembali ke zaman manusia dihadapkan dengan aparat. Mulai saat ini mari kita pilih gubernur yang bisa berdialog," tutupnya.
Hal ini disampaikan Andi Nurpati dalam diskusi Mencari Gubernur yang Ideal untuk Jakarta di Kornas Fokal IMM, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis, 21 April 2016 tadi malam. Andi mengatakan, ada dua permasalahan besar di DKI Jakarta yang hingga kini belum terselesaikan yakni, kemacetan dan banjir.
Menurut Andi, Jakarta tidak bisa menyelesaikan permasalahan ini sendiri dan harus duduk bareng dengan para pemimpin wilayah perbatasan seperti Bekasi, Tangerang, Depok dan Bogor. "Gubernur ke depan bisa duduk bersama membangun grand desain pembangunan dan penataan kota. Jangan menyalahkan pihak anu. Hari ini banjir, yang disalahkan air laut lagi pasang. Biasanya kalau banjir itu, air dari Bogor," jelas Andi.
Andi menambahkan, pembangunan di Jakarta mestinya bukan berdasarkan multikepentingan. Apalagi sampai berpihak kepada para pemodal.
Andi juga menyoroti masalah kesehatan dan pendidikan di Ibukota yang masih jauh dari kata layak. "Masalah kesehatan ada BPJS dan KJS. Tapi coba lihat yang sakit pada antre dan pelayanannya kurang. Pendidikan juga, belum gratis sepenuhnya. Jika pendidikan tertata rapi, jumlah pengangguran akan berkurang," ujarnya.
Andi berharap ke depan, warga Jakarta tidak jangan sampai jangan sampai salah dalam memilih Gubernur DKI Jakarta."Pak Ahok terlalu jauh dari gubernur ideal. Kita merindukan sosok gubernur yang teduh, ramah dan sejuk. Tidak cukup berani dan tegas, tetapi yang memanusiakam manusia, dan mencintai rakyatnya. Bagaimana penggusuruan itu menjadi semena-mena. Membuat kita hampir kembali ke zaman manusia dihadapkan dengan aparat. Mulai saat ini mari kita pilih gubernur yang bisa berdialog," tutupnya.
(whb)