Ketum Fokal IMM: Jakarta Dambakan Pemimpin Beradab
A
A
A
JAKARTA - Pilgub DKI Jakarta hanya tinggal beberapa bulan ke depan. Masyarakat Ibu Kota mendambahkan sosok ideal yang beradab sebagai Gubernur DKI Jakarta mendatang.
Ketua Umum Forum Komunikasi Almumni Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (Fokal IMM) Armyn Gultom mengatakan, Jakarta ke depan membutuhkan sosok ideal yang beradab untuk memimpin Ibu Kota. "Kita itu butuh pemimpin berkualitas. Pemimpin yang peduli terhadap rakyat kecil," kata Armyn melalui sambutannya dalam diskusi bertema Mencari Gubernur yang Ideal untuk Jakarta di Kornas Fokal IMM, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (21/4/2016) malam.
Armyn menuturkan, seorang pemimpin harus memberikan teladan baik di masyarakat, bukan pemimpin yang kerap marah di depan publik. "Pemimpin baik itu bukan yang sering marah-marah. Bukan hanya berani menggusur rakyat kecil dan tidak berani menggusur gedung-gedung bertingkat yang tidak sesuai undang-undang," tuturnya.
Armyn melanjutkan, tugas dan kinerja antara legislatif dan eksekutif sering tertukar. "Legislatif harusnya banyak ngomong. Tapi sekarang terbalik malah kurang ngomong. Yang eksekutif harusnya banyak kerja malah banyak omong. Ke depannya semoga kita benar-benar memiliki pemimpin yang baik dan teladan di Jakarta," harapnya.
Diskusi yang digelar Fokal IMM ini dihadiri oleh Yusuf Mansyur dan Andi Nurpati Baharuddin, Adhyaksa Dault dan Abraham Luggana.
Ketua Umum Forum Komunikasi Almumni Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (Fokal IMM) Armyn Gultom mengatakan, Jakarta ke depan membutuhkan sosok ideal yang beradab untuk memimpin Ibu Kota. "Kita itu butuh pemimpin berkualitas. Pemimpin yang peduli terhadap rakyat kecil," kata Armyn melalui sambutannya dalam diskusi bertema Mencari Gubernur yang Ideal untuk Jakarta di Kornas Fokal IMM, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (21/4/2016) malam.
Armyn menuturkan, seorang pemimpin harus memberikan teladan baik di masyarakat, bukan pemimpin yang kerap marah di depan publik. "Pemimpin baik itu bukan yang sering marah-marah. Bukan hanya berani menggusur rakyat kecil dan tidak berani menggusur gedung-gedung bertingkat yang tidak sesuai undang-undang," tuturnya.
Armyn melanjutkan, tugas dan kinerja antara legislatif dan eksekutif sering tertukar. "Legislatif harusnya banyak ngomong. Tapi sekarang terbalik malah kurang ngomong. Yang eksekutif harusnya banyak kerja malah banyak omong. Ke depannya semoga kita benar-benar memiliki pemimpin yang baik dan teladan di Jakarta," harapnya.
Diskusi yang digelar Fokal IMM ini dihadiri oleh Yusuf Mansyur dan Andi Nurpati Baharuddin, Adhyaksa Dault dan Abraham Luggana.
(whb)