Hidayat Nur Wahid Sebut Jakarta Butuh Pemimpin Santun
Hidayat Nur Wahid Sebut Jakarta Butuh Pemimpin Santun
A
A
A
JAKARTA - Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid (HNW) menyebut kalau Jakarta butuh pemimpin yang santun. Jakarta juga butuh pemimpin yang bisa memanajemen Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) hingga bisa terserap maksimal.
"Kami menginginkan gubernur jakarta yang tegas, yang tidak korupsi, yang tidak mengumbar hal-hal yang menjadi kontroversi," kata Hidayat di gedung Nusantara III DPR RI, Senayan, Jakarta, Jumat (8/4/2016).
Ia juga menyebut, bahwa Jakarta memerlukan sosok figur yang bisa mengatur berbagai anggaran secara baik. "Kami menginginkan gubernur Jakarta yang banyak menyerap anggaran yang lebih tinggi untuk kepentingan warga," jelasnya.
Dalam kesempatan itu, Hidayat Nur Wahid menegaskan, semoga warga Jakarta bisa mempunyai sosok pemimpin yang tidak penuh kontroversi.
Seperti diketahui, Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama (Ahok) dikenal penuh kontroversi. Dari mulai perkataannya yang kerap terlontar begitu saja hingga emosinya yang suka meledak-ledak.
Disamping itu, di bawah kepemimpinan Ahok, APBD DKI tidak terserap secara maksimal. Pada tahun 2014, APBD DKI sebesar Rp72 triliun hanya terserap 28,8 triliun atau 40 persen. Serapan APBD tahun 2014 ini adalah yang terendah sepanjang sejarah DKI Jakarta. (Baca: APBD DKI 2014 Hanya terserap 40%)
"Kami menginginkan gubernur jakarta yang tegas, yang tidak korupsi, yang tidak mengumbar hal-hal yang menjadi kontroversi," kata Hidayat di gedung Nusantara III DPR RI, Senayan, Jakarta, Jumat (8/4/2016).
Ia juga menyebut, bahwa Jakarta memerlukan sosok figur yang bisa mengatur berbagai anggaran secara baik. "Kami menginginkan gubernur Jakarta yang banyak menyerap anggaran yang lebih tinggi untuk kepentingan warga," jelasnya.
Dalam kesempatan itu, Hidayat Nur Wahid menegaskan, semoga warga Jakarta bisa mempunyai sosok pemimpin yang tidak penuh kontroversi.
Seperti diketahui, Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama (Ahok) dikenal penuh kontroversi. Dari mulai perkataannya yang kerap terlontar begitu saja hingga emosinya yang suka meledak-ledak.
Disamping itu, di bawah kepemimpinan Ahok, APBD DKI tidak terserap secara maksimal. Pada tahun 2014, APBD DKI sebesar Rp72 triliun hanya terserap 28,8 triliun atau 40 persen. Serapan APBD tahun 2014 ini adalah yang terendah sepanjang sejarah DKI Jakarta. (Baca: APBD DKI 2014 Hanya terserap 40%)
(ysw)
Explore More