Djarot Ogah Korbankan Partai Demi Ahok
A
A
A
JAKARTA - Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat tidak akan mengorbankan dirinya untuk keluar dari kepengurusan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) demi mendampingi atasannya, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) di Pilgub DKI Jakarta 2017 lewat jalur independen.
Alasannya, Djarot sudah lama bersama dengan partai pendukung pemerintahan Jokowi-JK. Selain itu, menurut Djarot, dia bukanlah anggota partai biasa.
"Saya menjadi anggota partai bukan satu dua tahun, saya bukan anggota biasa. Saya pengurus partai di tingkat pusat. Saya masih percaya betul bahwa negara yang demokratis membutuhkan partai politik," kata Djarot di Balai Kota DKI Jakarta, Jakarta Pusat, Senin (7/3/2016).
Menurut Djarot, kemerdekaan Indonesia tidak terlepas dengan keberadaan partai politik. Bahkan PDIP mempunyai akar sejarah yang sangat panjang sejak tahun 1926 sebelum Indonesia merdeka. "PDIP itu bukan sekadar partai akta notaris, PDIP dibangun dengan berdarah-darah. Sejarah sangat panjang," katanya.
Menurut Djarot, jabatannya sebagai orang nomor 2 di DKI Jakarta itu lantaran dirinya berada di partai berlambang kepala banteng bermoncong putih itu. (Baca: Ini Cawagub Alternatif Pilihan Ahok)
"Saya bisa seperti ini karena saya masuk PDIP. PDIP sebagai sarana bagi setiap warga negara dan kader termasuk saya untuk saya bisa mengaplikasikan idealisme, cita-cita, impian sesuai dengan ideologi partai," paparnya.
Sekadar diketahui, Kepala Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKAD) DKI Jakarta Heru Budi Hartono mengaku siap mendampingi Ahok mempertaruhkan kursi DKI 1. Bahkan Heru mengaku siap untuk meninggalkan jabatannya sebagai PNS di Pemprov DKI Jakarta.
"Saya siap mendampaingi Pak Gubernur (Ahok). Risiko yang saya ambil akan besar," katanya di Jakarta, Jumat 4 Maret 2016. (Baca: Ini yang Bisa Bikin Ahok Keok Sebelum Bertarung)
PILIHAN:
Polisi Pergoki Seorang Pria dan Dua Wanita di Kamar
Alasannya, Djarot sudah lama bersama dengan partai pendukung pemerintahan Jokowi-JK. Selain itu, menurut Djarot, dia bukanlah anggota partai biasa.
"Saya menjadi anggota partai bukan satu dua tahun, saya bukan anggota biasa. Saya pengurus partai di tingkat pusat. Saya masih percaya betul bahwa negara yang demokratis membutuhkan partai politik," kata Djarot di Balai Kota DKI Jakarta, Jakarta Pusat, Senin (7/3/2016).
Menurut Djarot, kemerdekaan Indonesia tidak terlepas dengan keberadaan partai politik. Bahkan PDIP mempunyai akar sejarah yang sangat panjang sejak tahun 1926 sebelum Indonesia merdeka. "PDIP itu bukan sekadar partai akta notaris, PDIP dibangun dengan berdarah-darah. Sejarah sangat panjang," katanya.
Menurut Djarot, jabatannya sebagai orang nomor 2 di DKI Jakarta itu lantaran dirinya berada di partai berlambang kepala banteng bermoncong putih itu. (Baca: Ini Cawagub Alternatif Pilihan Ahok)
"Saya bisa seperti ini karena saya masuk PDIP. PDIP sebagai sarana bagi setiap warga negara dan kader termasuk saya untuk saya bisa mengaplikasikan idealisme, cita-cita, impian sesuai dengan ideologi partai," paparnya.
Sekadar diketahui, Kepala Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKAD) DKI Jakarta Heru Budi Hartono mengaku siap mendampingi Ahok mempertaruhkan kursi DKI 1. Bahkan Heru mengaku siap untuk meninggalkan jabatannya sebagai PNS di Pemprov DKI Jakarta.
"Saya siap mendampaingi Pak Gubernur (Ahok). Risiko yang saya ambil akan besar," katanya di Jakarta, Jumat 4 Maret 2016. (Baca: Ini yang Bisa Bikin Ahok Keok Sebelum Bertarung)
PILIHAN:
Polisi Pergoki Seorang Pria dan Dua Wanita di Kamar
(mhd)