Curhatan Ridwan Kamil Kenapa Tak Maju di DKI 1
A
A
A
BANDUNG - Wali Kota Bandung Ridwan Kamil memutuskan tidak akan maju dalam Pilgub DKI. Ridwan Kamil mengaku ada proses panjang yang ditempuh sebelum mengambil keputusan tersebut.
Sejak lebih dari setahun lalu, ia digadang-gadang sebagai kandidat kuat untuk jadi pesaing Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) di Pilgub DKI. Tapi pemberitaan soal hal itu terus naik-turun.
Akhirnya dalam kurun tiga bulan terakhir, wacana mendorong Emil manggung di DKI semakin menguat. Hal itu membuat dia goyah dan mempertimbangkan untuk maju.
Berbagai langkah pun diambil, salah satunya berdiskusi dengan para tokoh nasional. Dari pertemuan dengan para tokoh nasional yang jumlahnya lebih dari 20 orang, ada beragam komentar yang didapatnya.
Sebagian di antaranya mendukungnya maju. Tapi sebagian lagi menyarankan Emil tetap bertahan di Bandung.
"Selama tiga bulan saya sudah mendatangi dan didatangi berbagai pihak yang luar biasa banyak. Saya juga diskusi dengan empat parpol besar, ada dari PDIP, Nasdem, Gerindra, PKS, semua sudah mendiskusikan terkait cagub DKI," kata Emil di Balai Kota Bandung, Senin (29/2/2016).
Ia bahkan juga bertemu dengan Presiden Joko Widodo, petinggi Partai Gerindra Prabowo Subianto, Ketua DPR RI Ade Komarudin, dan Ketua DPD RI Irman Gusman. (Baca: Adhyaksa Dault Sindir Ahok, Jakarta Tak Butuh Pemimpin Kasar)
"Bahkan tiga sampai empat menteri menyampaikan (pandangan) ke saya karena skala strategis Pilgub DKI sangat luar biasa," ungkapnya. (Baca juga:
Bahkan hingga kemarin, masih ada beberapa pihak yang mengajaknya bertemu membahas seputar Pilgub DKI, salah satunya Adhyaksa Dault. "Jadi alhamdulillah, saya ingin dengarkan semua pihak, sudah saya lakukan," ucap Emil.
Tak hanya itu, ia juga mendengar banyak masukan dari warga Bandung, salah satunya melalui akun media sosialnya. Hal itu dipandang perlu karena untuk menyerap informasi bisa dilakukan dari mana saja.
Keluarganya pun sudah memberi pandangan, mulai dari anak, istri, hingga ibu kandungnya. Hingga akhirnya ia memutuskan tidak akan maju dalam Pilgub DKI.
Sejak lebih dari setahun lalu, ia digadang-gadang sebagai kandidat kuat untuk jadi pesaing Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) di Pilgub DKI. Tapi pemberitaan soal hal itu terus naik-turun.
Akhirnya dalam kurun tiga bulan terakhir, wacana mendorong Emil manggung di DKI semakin menguat. Hal itu membuat dia goyah dan mempertimbangkan untuk maju.
Berbagai langkah pun diambil, salah satunya berdiskusi dengan para tokoh nasional. Dari pertemuan dengan para tokoh nasional yang jumlahnya lebih dari 20 orang, ada beragam komentar yang didapatnya.
Sebagian di antaranya mendukungnya maju. Tapi sebagian lagi menyarankan Emil tetap bertahan di Bandung.
"Selama tiga bulan saya sudah mendatangi dan didatangi berbagai pihak yang luar biasa banyak. Saya juga diskusi dengan empat parpol besar, ada dari PDIP, Nasdem, Gerindra, PKS, semua sudah mendiskusikan terkait cagub DKI," kata Emil di Balai Kota Bandung, Senin (29/2/2016).
Ia bahkan juga bertemu dengan Presiden Joko Widodo, petinggi Partai Gerindra Prabowo Subianto, Ketua DPR RI Ade Komarudin, dan Ketua DPD RI Irman Gusman. (Baca: Adhyaksa Dault Sindir Ahok, Jakarta Tak Butuh Pemimpin Kasar)
"Bahkan tiga sampai empat menteri menyampaikan (pandangan) ke saya karena skala strategis Pilgub DKI sangat luar biasa," ungkapnya. (Baca juga:
Bahkan hingga kemarin, masih ada beberapa pihak yang mengajaknya bertemu membahas seputar Pilgub DKI, salah satunya Adhyaksa Dault. "Jadi alhamdulillah, saya ingin dengarkan semua pihak, sudah saya lakukan," ucap Emil.
Tak hanya itu, ia juga mendengar banyak masukan dari warga Bandung, salah satunya melalui akun media sosialnya. Hal itu dipandang perlu karena untuk menyerap informasi bisa dilakukan dari mana saja.
Keluarganya pun sudah memberi pandangan, mulai dari anak, istri, hingga ibu kandungnya. Hingga akhirnya ia memutuskan tidak akan maju dalam Pilgub DKI.
(ysw)