Dididik, Ahok Ingin PKL Monas Naik Kelas
A
A
A
JAKARTA - Lenggang Jakarta dibuat guna menata Pedagang Kaki Lima (PKL) yang berkeliaran di Jakarta, khususnya di wilayah Monas. Mereka akan dididik guna menyaingi food court yang ada di mal.
"Jadi penataan PKL ini memaksa PKL naik kelas. Selain ditata, para PKL itu juga dididik cara mengolah barang daganganya agar berkualitas seperti di mal," kata Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama di Monas, Jakarta Pusat, Rabu 20 Mei 2015.
Menurut pria yang biasa disapa Ahok ini, konsep itu juga akan mampu menarik wisatawan untuk makan di Lenggang Jakarta. Karena, tempatnya rapih dan bersih.
"Kalau enggak begitu, bule-bule di Monas berani makan enggak kemarin? Jelas enggak, buat bikin sirup pakai air comberan," katanya.
Tidak hanya itu, kata dia, untuk meningkatkan kualitas PKL Monas, pihaknya juga melibatkan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Lenggang Jakarta juga akan diresmikan pada Jumat 22 Mei 2015.
"Tapi kalau ditata, selain dilatih untuk berjualan dengan layak, BPOM juga akan mengawasinya," katanya.
Selain itu, kata mantan anggota Komisi II DPR itu, penataan PKL ini guna menghilangkan pungutan liar dari para preman dan oknum pejabat. Bahkan, pungli itu mencapai angka Rp60 ribu hingga Rp150 ribu per malam.
Sebab, segala transaksi pembayaran di Lenggang Jakarta menggunakan sistem pembayaran non-tunai yang telah dipersiapkan oleh Bank Mandiri.
"Jadi modalnya ini kita tidak mau jatuh ke preman apalagi oknum pejabat. Selama ini kalau kami buka toko gini, yang nyaplok duluan tuh pejabat," pungkasnya.
"Jadi penataan PKL ini memaksa PKL naik kelas. Selain ditata, para PKL itu juga dididik cara mengolah barang daganganya agar berkualitas seperti di mal," kata Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama di Monas, Jakarta Pusat, Rabu 20 Mei 2015.
Menurut pria yang biasa disapa Ahok ini, konsep itu juga akan mampu menarik wisatawan untuk makan di Lenggang Jakarta. Karena, tempatnya rapih dan bersih.
"Kalau enggak begitu, bule-bule di Monas berani makan enggak kemarin? Jelas enggak, buat bikin sirup pakai air comberan," katanya.
Tidak hanya itu, kata dia, untuk meningkatkan kualitas PKL Monas, pihaknya juga melibatkan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Lenggang Jakarta juga akan diresmikan pada Jumat 22 Mei 2015.
"Tapi kalau ditata, selain dilatih untuk berjualan dengan layak, BPOM juga akan mengawasinya," katanya.
Selain itu, kata mantan anggota Komisi II DPR itu, penataan PKL ini guna menghilangkan pungutan liar dari para preman dan oknum pejabat. Bahkan, pungli itu mencapai angka Rp60 ribu hingga Rp150 ribu per malam.
Sebab, segala transaksi pembayaran di Lenggang Jakarta menggunakan sistem pembayaran non-tunai yang telah dipersiapkan oleh Bank Mandiri.
"Jadi modalnya ini kita tidak mau jatuh ke preman apalagi oknum pejabat. Selama ini kalau kami buka toko gini, yang nyaplok duluan tuh pejabat," pungkasnya.
(mhd)