Tak Rekrut Karyawan Baru, Pengelola Bioskop Prioritaskan Karyawan Lama
loading...
A
A
A
JAKARTA - Gabungan Pengelola Bioskop Seluruh Indonesia (GPBSI) memastikan pihaknya tidak akan membuka lowongan kerja bagi karyawan bioskop. Ia memastikan prioritas karyawan hanya dilakukan terhadap karyawan lama yang sempat diputus kerja.
“Prioritasnya itu, kami panggil kembali mereka yang dulu, bukan rekrut baru,” kata Ketua GPBSI Djonny Syafruddin saat dihubungi, Minggu (12/7/2020). ( )
Sebelumnya, sejumlah bioskop direncanakan akan buka29 Juli 2020mendatang. Sejumlah protokol kesehatan telah dirancang demi menjaga penonton dan karyawan bioskop terhindar dari covid 19 tanpa mengganggu kenyamanan.
Djonny menceritakan saat pandemi Covid 19 melanda Indonesia. Pemerintah kemudian melarang operasional bioskop di seluruh kota. Hal ini kemudian berdampak pengurangan sejumlah karyawan.
Untuk menghidupi perusahaan, Djonny mengakui banyak pengelola dan pemilik melakukan pemutusan kerja karyawan, mereka yang diputus kebanyakan kasir, cafe, hingga karyawan lainnya. Sementara cleaning service dan operator mesin tetap dipekerjakan. “Terutama mesin itu kan harus dipanaskan. Kalo rusak beresinnya aja bisa ratusan juta,” ucapnya.
Kini setelah dipastikan kembali beroperasional. Djonny mengakui pihaknya kini kelimpungan melakukan perekrutan karyawan, sebab diantara sebagian karyawan bioskop yang telah diputus kontrak dulu, beberapa diantaranya telah bekerja. “Yah mungkin mereka yang kembali kerja ada pertimbangan lain, salah satunya mungkin belum dapat kerja,” tuturnya.
Meskipun operasional kembali, namun Djonny mengatakan jumlah karyawan yang bekerja tak sama sebelum pandemik. Pasalnya selain harus mengukur budjet operasional, dirinya harus menghitung pendapatan dari perkembangan jumlah penonton dan pemasukan lainnya, karena itu evaluasi terus dilakukan. “Yah mungkin baru 20 persen dulu yang kerja, kalo meningkat atau kerepotan yah tambah karyawan,” tuturnya.
Sementara mengenai perkembangan film nantinya, Djonny mengakui banyak film nasional, luar negeri, hingga hollywood yang terlambat tayang. Ia kemudian menceritakan film nasional yang setahun bisa mencapai sekitar 130 film per tahun, kini baru mencapai kurang dari seperempatnya.
Kondisi ini membuat film film mengantri dengan waktu cukup lama. Alhasil beberapa dari film itu akan dirilis 2021 mendatang. “Kita paham industri ini tak mau rugi, jadi saat new normal, banyak film yang menunda tayang,” tutupnya.
“Prioritasnya itu, kami panggil kembali mereka yang dulu, bukan rekrut baru,” kata Ketua GPBSI Djonny Syafruddin saat dihubungi, Minggu (12/7/2020). ( )
Sebelumnya, sejumlah bioskop direncanakan akan buka29 Juli 2020mendatang. Sejumlah protokol kesehatan telah dirancang demi menjaga penonton dan karyawan bioskop terhindar dari covid 19 tanpa mengganggu kenyamanan.
Djonny menceritakan saat pandemi Covid 19 melanda Indonesia. Pemerintah kemudian melarang operasional bioskop di seluruh kota. Hal ini kemudian berdampak pengurangan sejumlah karyawan.
Untuk menghidupi perusahaan, Djonny mengakui banyak pengelola dan pemilik melakukan pemutusan kerja karyawan, mereka yang diputus kebanyakan kasir, cafe, hingga karyawan lainnya. Sementara cleaning service dan operator mesin tetap dipekerjakan. “Terutama mesin itu kan harus dipanaskan. Kalo rusak beresinnya aja bisa ratusan juta,” ucapnya.
Kini setelah dipastikan kembali beroperasional. Djonny mengakui pihaknya kini kelimpungan melakukan perekrutan karyawan, sebab diantara sebagian karyawan bioskop yang telah diputus kontrak dulu, beberapa diantaranya telah bekerja. “Yah mungkin mereka yang kembali kerja ada pertimbangan lain, salah satunya mungkin belum dapat kerja,” tuturnya.
Meskipun operasional kembali, namun Djonny mengatakan jumlah karyawan yang bekerja tak sama sebelum pandemik. Pasalnya selain harus mengukur budjet operasional, dirinya harus menghitung pendapatan dari perkembangan jumlah penonton dan pemasukan lainnya, karena itu evaluasi terus dilakukan. “Yah mungkin baru 20 persen dulu yang kerja, kalo meningkat atau kerepotan yah tambah karyawan,” tuturnya.
Sementara mengenai perkembangan film nantinya, Djonny mengakui banyak film nasional, luar negeri, hingga hollywood yang terlambat tayang. Ia kemudian menceritakan film nasional yang setahun bisa mencapai sekitar 130 film per tahun, kini baru mencapai kurang dari seperempatnya.
Kondisi ini membuat film film mengantri dengan waktu cukup lama. Alhasil beberapa dari film itu akan dirilis 2021 mendatang. “Kita paham industri ini tak mau rugi, jadi saat new normal, banyak film yang menunda tayang,” tutupnya.
(mhd)