Selidiki Kematian Editor Metro TV, Polisi Terjunkan Anjing Pelacak
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kepolisian mengerahkan anjing pelacak di sekitar lokasi penemuan jenazah karyawan Metro TV Yodi Prabowo . Dari hasil dua kali percobaan pelacakan, anjing K-9 berhenti di lokasi yang sama yakni di sekitar danau dekat tempat kejadian perkara (TKP).
Dipolsatwa Baharkam Kor sabhara Mabes Polri, Bripka Sugianto mengatakan, bantuan anjing digunakan untuk mencari jejak pelaku berdasarkan bau dari alat bukti yang ditemukan. Dia mengatakan, anjing diberikan bau dari alat bukti berupa pisau yang diduga digunakan oleh pelaku, kemudian anjing melacak bau tersebut di tempat kejadian perkara. (Baca juga; Usut Kematian Editor Video Metro TV Yodi Prabowo, Polisi Periksa Belasan Saksi )
"Tadi anjing mengarah ke bawah di samping danau, dicoba dua kali hasilnya sama. (Pelaku diduga berhenti di titik kayu) Diasumsikan seperti itu. Karena anjing tidak jalan ke mana-mana lagi. Dua kali dicoba hasilnya tetap sama. Ada kemungkinan pelaku berhenti di sana," kata Sugianto di Jakarta, Sabtu (11/7/2020).
Meski begitu dia mengatakan, anjing hanya untuk alat bantuan dan ada kelemahan dalam menggunakannya. Anjing pelacak akan efektif jika kejadian kurang dari 8 jam, sedangkan pembunuhan Yodi telah terjadi lebih dari 24 jam.
"Jadi baunya sudah tipis. Kalau TKP masih murni masih bisa dilacak dengan anjing. Jadi memang baunya sudah tipis. Jadi anjing juga bekerja walaupun kurang maksimal," jelasnya. (Baca juga; Firasat Adik sebelum Editor Metro TV Meninggal: Sering Ngaji dan Rajin Salat )
Sebelumnya, tiga orang anak yang tengah bermain layangan menemukan jasad Yodi tergeletak di pinggir Tol Jorr, Pesanggrahan, Jalan Ulu Jami, Jakarta Selatan. Saat ditemukan, terdapat luka tusukan pada bagian tubuh editor Metro TV itu.
Kasat Reskrim Polres Jakarta Selatan AKBP Irwan Susanto mengatakan, di lokasi kejadian polisi juga menemukan pisau dan masih mendalami temuan tersebut. :Yang kami temukan di TKP baju lengkap, HP kemudian ditemukan luka-luka pada korban dan sebilah pisau,” ujarnya.
Dipolsatwa Baharkam Kor sabhara Mabes Polri, Bripka Sugianto mengatakan, bantuan anjing digunakan untuk mencari jejak pelaku berdasarkan bau dari alat bukti yang ditemukan. Dia mengatakan, anjing diberikan bau dari alat bukti berupa pisau yang diduga digunakan oleh pelaku, kemudian anjing melacak bau tersebut di tempat kejadian perkara. (Baca juga; Usut Kematian Editor Video Metro TV Yodi Prabowo, Polisi Periksa Belasan Saksi )
"Tadi anjing mengarah ke bawah di samping danau, dicoba dua kali hasilnya sama. (Pelaku diduga berhenti di titik kayu) Diasumsikan seperti itu. Karena anjing tidak jalan ke mana-mana lagi. Dua kali dicoba hasilnya tetap sama. Ada kemungkinan pelaku berhenti di sana," kata Sugianto di Jakarta, Sabtu (11/7/2020).
Meski begitu dia mengatakan, anjing hanya untuk alat bantuan dan ada kelemahan dalam menggunakannya. Anjing pelacak akan efektif jika kejadian kurang dari 8 jam, sedangkan pembunuhan Yodi telah terjadi lebih dari 24 jam.
"Jadi baunya sudah tipis. Kalau TKP masih murni masih bisa dilacak dengan anjing. Jadi memang baunya sudah tipis. Jadi anjing juga bekerja walaupun kurang maksimal," jelasnya. (Baca juga; Firasat Adik sebelum Editor Metro TV Meninggal: Sering Ngaji dan Rajin Salat )
Sebelumnya, tiga orang anak yang tengah bermain layangan menemukan jasad Yodi tergeletak di pinggir Tol Jorr, Pesanggrahan, Jalan Ulu Jami, Jakarta Selatan. Saat ditemukan, terdapat luka tusukan pada bagian tubuh editor Metro TV itu.
Kasat Reskrim Polres Jakarta Selatan AKBP Irwan Susanto mengatakan, di lokasi kejadian polisi juga menemukan pisau dan masih mendalami temuan tersebut. :Yang kami temukan di TKP baju lengkap, HP kemudian ditemukan luka-luka pada korban dan sebilah pisau,” ujarnya.
(wib)