Kisah Heroik Kapten Muslihat, Usir Tentara Inggris dan Sekutu dari Buitenzorg

Kamis, 15 Desember 2022 - 05:55 WIB
loading...
A A A
Kapten Muslihat yang berjuang di Bogor langsung diangkat menjadi Kapten dan ditugaskan sebagai Komandan Kompi IV Batalion II Tentara Keamanan Rakyat (TKR). Meski sudah sudah dinyatakan merdeka, Indonesia belum sepenuhnya bebas dari para penjajah.

Setelah Jepang lengser, datang tentara Inggris untuk kembali menjajah Indonesia. Mereka berhasil menguasai tempat-tempat utama. Di Bogor tentara Inggris mencoba merebut Istana yang waktu itu dijaga ketat pemuda-pemuda Bogor.

Mereka berhasil memasuki Istana Bogor dan memukul mundur para penjuang. Tak tinggal diam dengan hal itu, tepat 6 Desember 1945 rakyat Bogor melakukan pemberontakan dengan mengenakan bambu runcing, golok, dan pedang untuk mengusir penjajah.

Dengan persenjataan seadanya tersebut, mereka tak kenal takut menyerang markas-markas yang diduduki Inggris. Dengan bercucuran darah, sambil meneriakkan gema ‘Merdeka dan Takbir’ bertempur penuh semangat menumpas pasukan Inggris.

Kapten Muslihat bersama dengan pasukannya melakukan penyerangan ke markas-markas yang diduduki tentara Inggris dan sekutu, salah satunya kantor polisi yang berada di Jalan Banten. Kontak senjata pecah. Pasukan Inggris dan para pejuang saling tembak.

Kapten Muslihat keluar dari tempat persembunyiannya melakukan penyerangan terbuka. Dia menembaki para penjajah dan sebagian tentara Inggris tumbang. Berbagai pertempuran terjadi kala itu tidak hanya di satu wilayah Bogor, melainkan di berbagai wilayah.

Dalam baku tembak itu, timah panas musuh berhasil menembus perut Kapten Muslihat. Namun Sang Kapten tetap berdiri menembaki para penjajah. Timah panas kedua kembali menembus pinggang membuat Kapten Muslihat tumbang.

Darah bercucuran dan mengalir membuat kaos putih yang dikenakan berubah menjadi merah. Sang Kapten gugur di usia 19 tahun dan meninggalkan istri tengah mengandung. Perlawanan sengit juga dilakukan oleh R Ijok Mohamad Sirodz.

Dia meminta pemerintah militer Jepang menyerahkan gedung Bogor Shucokan (keresidenan) dan berhasil mengibarkan Merah Putih menggantikan Bendera Jepang, Hinomaru. Pertempuran lainnya terjadi di Kota Paris (Pasar Mawar) yang berlangsung pada malam hari.

Di lokasi ini terdapat kompleks hunian orang-orang Belanda (Kamp para interniran). Terjadi juga pertempuran di daerah Cemplang pada 1945.Pertempuran itu antara pejuang RI melawan pasukan tentara Gurkha (tentara bayaran sekutu) yang berjumlah 12 orang.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2222 seconds (0.1#10.140)