Yayasan Islam Al-Hamidiyah Serahkan Dokumentasi Kyai Achmad Sjaichu ke Arsip Nasional
loading...
A
A
A
DEPOK - Yayasan Islam Al-Hamidiyah (YIA) Depok menyelenggarakan upacara bendera memperingati Hari Santri 2022 . Bertempat di halaman parkir utama, acara ini diikuti oleh seluruh civitas akademika YIA secara langsung dan sebagian melalui jaringan virtual.
Di kesempatan ini, serah terima arsip Almaghfurlah K.H. Achmad Sjaichu kepada Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI). Kegiatan penyelamatan arsip foto dan video Almaghfurlah K.H. Achmad Sjaichu sudah hampir dua bulan dilaksanakan.
Jumlah arsip yang berhasil diselamatkan adalah sebanyak 1.076 arsip foto yang berkaitan dengan aktivitas dan kiprah Pendiri Pesantren Al-Hamidiyah tersebut.
”Dalam monument Hari Santri ini menimbang para ulama dan santri memiliki peran besar dalam perjuangan merebut, mempertahankan, dan mengisi kemerdekaan Republik Indonesia,” kata Kepala Pengasuh Pesantren Al-Hamidiyah Depok, Oman Fathurahman.
”Kita semua, keluarga besar Yayasan Al-Hamidiyah, adalah santri, menjadi orang yang terus belajar, kreatif, inovatif, mengikuti petuah Guru, Ustadz, Ustadzah, Kiai, Bu Nyai, dan selalu beradaptasi dengan berbagai perubahan zaman,” sambungnya.
Direktur YIA, Imam Susanto mengatakan, kerja sama dan proses penyerahan arsip dalam momentum Hari Santri bahwaAlmaghfurlah K.H. Achmad Sjaichu adalah seorang santri yang kelak menjadi salah seorang pelaku sejarah bangsa Indonesia.
Sehingga, segala dokumen dan arsipnya layak menjadi milik Negara.”Kami berharap dokumen dan arsip Kiai Sjaichu itu nantinya dapat dikelola dan ditata dengan baik ANRI, sehingga dapat dimanfaatkan, dan mudah diakses oleh mahasiswa, dan para peneliti,” ujarnya.
Kepala ANRI Imam Gunarto mengungkapkan apresiasinya. Dia mewakili pemerintah mengucapkan terima kasih kepada keluarga besar KH. Achmad Sjaichu yang telah menghibahkan dokumen untuk negara.
Menurutnya, dengan adanya dokumen dan arsip ini akan sangat bermanfaat bagi generasi selanjutnya. ”Hari Santri ini lahir karena peran para kiai, ulama, dan santri yang luar biasa memperjuangkan Republik Indonesia,” katanya.
”Saya kira momen penyerahan arsip dari Kiai Sjaichu pagi ini, menandai perjuangan beliau dalam memerdekakan, mempertahankan, dan membesarkan Republik Indonesia melalui Islam, dan itu tergambar dari ribuan foto dan arsip yang akan diwakafkan,” ungkapnya.
Ketua Panitia Tim Pelaksana Konservasi Foto dan Dokumen Almaghfurlah K.H. Achmad Sjaichu mengatakan, pada tahap terakhir penyerahan arsip dokumentasi peninggalan K.H. Achmad Sjaichu kepada negara dalam hal ini ANRI.
”Kami sangat berterima kasih kepada tim yang telah bertugas dengan baik. Tentu harapan kami, ketokohan dan perjuangan dari pendiri Pesantren Al-Hamidiyah bisa lebih bermanfaat diakses masyarakat luas terutama bisa diteladani oleh para santri di Indonesia,” katanya.
Peringatan Hari Santri 2022 ini juga cukup spesial, karena dihadiri oleh tamu internasional asal Syria yang tinggal di Berlin, Jerman, Dr. Ghazwan Kanbar. Kini, Arabic Native Speaker ini mengajar Bahasa Arab di Pesantren Al-Hamidiyah Depok.
Sebagaimana diketahui, KH Ahmad Syaichu merupakan salah satu Ketua PBNU pada masa Ketua umumnya KH. Idham Chalid. Pendiri dan sekaligus Ketua Pimpinan Pusat lttihadul Muballighin.
Pada era 1980-an menjadi Ketua Oll dan anggota Dewan Tertinggi Masjid-Masjid Sedunia di Makah, anggota DPR (1955), Wakil Ketua DPR-GR (1963-1966), dan anggota DPR (1971-1977), serta pendiri Pesantren Al-Hamidiyyah, Jakarta.
Di kesempatan ini, serah terima arsip Almaghfurlah K.H. Achmad Sjaichu kepada Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI). Kegiatan penyelamatan arsip foto dan video Almaghfurlah K.H. Achmad Sjaichu sudah hampir dua bulan dilaksanakan.
Jumlah arsip yang berhasil diselamatkan adalah sebanyak 1.076 arsip foto yang berkaitan dengan aktivitas dan kiprah Pendiri Pesantren Al-Hamidiyah tersebut.
”Dalam monument Hari Santri ini menimbang para ulama dan santri memiliki peran besar dalam perjuangan merebut, mempertahankan, dan mengisi kemerdekaan Republik Indonesia,” kata Kepala Pengasuh Pesantren Al-Hamidiyah Depok, Oman Fathurahman.
”Kita semua, keluarga besar Yayasan Al-Hamidiyah, adalah santri, menjadi orang yang terus belajar, kreatif, inovatif, mengikuti petuah Guru, Ustadz, Ustadzah, Kiai, Bu Nyai, dan selalu beradaptasi dengan berbagai perubahan zaman,” sambungnya.
Direktur YIA, Imam Susanto mengatakan, kerja sama dan proses penyerahan arsip dalam momentum Hari Santri bahwaAlmaghfurlah K.H. Achmad Sjaichu adalah seorang santri yang kelak menjadi salah seorang pelaku sejarah bangsa Indonesia.
Sehingga, segala dokumen dan arsipnya layak menjadi milik Negara.”Kami berharap dokumen dan arsip Kiai Sjaichu itu nantinya dapat dikelola dan ditata dengan baik ANRI, sehingga dapat dimanfaatkan, dan mudah diakses oleh mahasiswa, dan para peneliti,” ujarnya.
Kepala ANRI Imam Gunarto mengungkapkan apresiasinya. Dia mewakili pemerintah mengucapkan terima kasih kepada keluarga besar KH. Achmad Sjaichu yang telah menghibahkan dokumen untuk negara.
Baca Juga
Menurutnya, dengan adanya dokumen dan arsip ini akan sangat bermanfaat bagi generasi selanjutnya. ”Hari Santri ini lahir karena peran para kiai, ulama, dan santri yang luar biasa memperjuangkan Republik Indonesia,” katanya.
”Saya kira momen penyerahan arsip dari Kiai Sjaichu pagi ini, menandai perjuangan beliau dalam memerdekakan, mempertahankan, dan membesarkan Republik Indonesia melalui Islam, dan itu tergambar dari ribuan foto dan arsip yang akan diwakafkan,” ungkapnya.
Ketua Panitia Tim Pelaksana Konservasi Foto dan Dokumen Almaghfurlah K.H. Achmad Sjaichu mengatakan, pada tahap terakhir penyerahan arsip dokumentasi peninggalan K.H. Achmad Sjaichu kepada negara dalam hal ini ANRI.
”Kami sangat berterima kasih kepada tim yang telah bertugas dengan baik. Tentu harapan kami, ketokohan dan perjuangan dari pendiri Pesantren Al-Hamidiyah bisa lebih bermanfaat diakses masyarakat luas terutama bisa diteladani oleh para santri di Indonesia,” katanya.
Peringatan Hari Santri 2022 ini juga cukup spesial, karena dihadiri oleh tamu internasional asal Syria yang tinggal di Berlin, Jerman, Dr. Ghazwan Kanbar. Kini, Arabic Native Speaker ini mengajar Bahasa Arab di Pesantren Al-Hamidiyah Depok.
Sebagaimana diketahui, KH Ahmad Syaichu merupakan salah satu Ketua PBNU pada masa Ketua umumnya KH. Idham Chalid. Pendiri dan sekaligus Ketua Pimpinan Pusat lttihadul Muballighin.
Pada era 1980-an menjadi Ketua Oll dan anggota Dewan Tertinggi Masjid-Masjid Sedunia di Makah, anggota DPR (1955), Wakil Ketua DPR-GR (1963-1966), dan anggota DPR (1971-1977), serta pendiri Pesantren Al-Hamidiyyah, Jakarta.
(ams)