5 Stasiun Kereta Api Terbesar di Jakarta, Nomor 3 Dibangun 1.700 Pekerja
loading...
A
A
A
JAKARTA - Stasiun kereta api merupakan salah satu sarana dan prasarana perkeretaapian yang sangat penting. Stasiun kereta api merupakan tempat naik turun penumpang kereta api.
Sejak era kolonial, Jakarta dikenal memiliki banyak stasiun kereta api. Sebab, peran kota ini sangat vital untuk pemerintahan dan pemindahan barang.
Stasiun kereta api di Jakarta saat ini bisa dikatakan nyaman untuk para penumpang. Di Jakarta terdapat puluhan stasiun kereta api yang melayani para penumpang.
Dari puluhan stasiun kereta api tersebut, terdapat lima stasiun kereta api terbesar di Ibu Kota. Dirangkum dari sejumlah sumber, berikut lima stasiun kereta api terbesar di Jakarta.
1. Stasiun Jakarta Kota
Jika bicara mengenai stasiun terbesar di Jakarta, pasti nama stasiun Jakarta Kota akan muncul. Stasiun yang memiliki 11 peron ini luasnya 325 hektare.
Stasiun Jakarta Kota ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya pada 1993, berdasarkan SK Gubernur No. 475. Pembangunan stasiun selesai pada 19 Agustus 1929 dan diresmikan pada 8 Oktober 1929.
Melansir laman KAI, peresmian stasiun ini dilakukan secara besar-besaran dengan penanaman kepala kerbau oleh Jenderal A.C.D. de Graeff.
Foto/heritage.kai.id
Stasiun ini setiap harinya dipenuhi oleh penumpang Commuter Line atau KRL dari Jabodetabek. Sebab, Stasiun Jakarta Kota merupakan stasiun bertipe terminus, atau stasiun akhir dan tidak memiliki kelanjutan rel kereta api.
2. Stasiun Manggarai
Stasiun Manggarai termasuk salah satu stasiun terbesar di Jakarta. Terletak di Jakarta Selatan, Stasiun Manggarai diproyeksikan menjadi stasiun sentral yang akan memiliki 18 jalur aktif untuk melayani KRL, KA Jarak Jauh, dan KA Bandara.
Saat ini, Stasiun Manggarai yang luasnya 2,4 hektare mempunyai 13 jalur dengan 3 jalur di antaranya nonaktif yakni jalur 3, 4, dan 5.
Dirancang oleh arsitek Belanda, Ir. J. Van Gendt, Stasiun Manggarai mulai dibangun pada 1914 dan diresmikan pada 1918.
Tercatat dalam sejarah, Stasiun Manggarai menjadi saksi peristiwa pindahnya ibu kota ke Yogyakarta di tahun 1946. Selain menjadi titik awal keberangkatan pemindahan Ibu Kota, persiapan perjalanan Presiden dan Wakil Presiden secara rahasia juga dilakukan di Stasiun Manggarai.
3. Stasiun Tanjung Priok
Selanjutnya, ada Stasiun Tanjung Priok yang dibangun di lahan seluas 46.930 meter persegi. Luas bangunan Stasiun Priok 3.768 meter persegi. Secara keseluruhan, bangunan Stasiun Priok sangat megah dan luas, dengan 8 peron.
Stasiun Priok dibangun pada tahun 1914, ketika masa kepemimpinan Gubernur Jenderal A.F.W Idenburg. Laman KAI menyebut, stasiun besar ini adalah karya seorang insinyur perusahaan kereta api Hindia Belanda, SS, Ir. Koch.
Foto/Istimewa
Pembangunan stasiun melibatkan 1.700 tenaga kerja, termasuk para pekerja asal Eropa. Kini, stasiun tersebut hanya melayani rute Priok-Jakarta Kota. Untuk stasiun pemberhentiannya, KRL akan berhenti di Stasiun Ancol, Kampung Bandan, dan terakhir Jakarta Kota.
4. Stasiun Gambir
Stasiun Gambir di Jakarta Pusat merupakan stasiun berkelas besar tipe A yang masuk dalam Daop (Daerah Operasional) 1 Jakarta.
Gagasan utama pembangunan stasiun ini sudah ada di tahun 1846, kala Gubernur Jenderal Hindia Belanda, J.J Rochussen memberikan usulan kepada pemerintah untuk membangun jalur kereta api Batavia-Buitenzorg (Jakarta-Bogor). Pada tahun 1871, stasiun ini resmi dibangun dengan rupa stasiun kecil.
Stasiun yang awalnya bernama Stasiun Weltevreden ini berganti nama menjadi Stasiun Batavia di sekitar tahun 1930-an.
Barulah kemudian, di tahun 1950-an, namanya diubah lagi menjadi Stasiun Gambir. Saat ini, Stasiun Gambir hanya melayani pemberangkatan dan pemberhentian akhir kereta api jarak jauh, dan tidak digunakan sebagai stasiun transit penumpang KRL.
5. Stasiun Jatinegara
Stasiun Jatinegara juga masuk dalam salah satu stasiun besar di Jakarta dengan luas 3.600 meter persegi. SS (Staatssporwegen), perusahaan kereta api Hindia Belanda, membangun Stasiun Jatinegara pada tahun 1909.
Sementara itu, desain stasiun diserahkan kepada Insinyur Snuyff yang kala itu menjabat sebagai kepala biro arsitek Dinas Pekerjaan Umum. Kemudian, stasiun ini dijadikan tempat singgah kereta ekspres ke Bandung.
Kini, Stasiun Jatinegara memegang peranan yang cukup vital, baik itu untuk para pengguna KRL atau kereta jarak jauh. Bagi pengguna kereta api jarak jauh, bisa turun di Stasiun Jatinegara, namun tidak bisa berangkat dari stasiun ini.
Stasiun Jatinegara resmi ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya pada tahun 1999, berdasarkan Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor: PM.13/PW.007/MKP/05 dan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 011/M/1999.
Sejak era kolonial, Jakarta dikenal memiliki banyak stasiun kereta api. Sebab, peran kota ini sangat vital untuk pemerintahan dan pemindahan barang.
Stasiun kereta api di Jakarta saat ini bisa dikatakan nyaman untuk para penumpang. Di Jakarta terdapat puluhan stasiun kereta api yang melayani para penumpang.
Dari puluhan stasiun kereta api tersebut, terdapat lima stasiun kereta api terbesar di Ibu Kota. Dirangkum dari sejumlah sumber, berikut lima stasiun kereta api terbesar di Jakarta.
1. Stasiun Jakarta Kota
Jika bicara mengenai stasiun terbesar di Jakarta, pasti nama stasiun Jakarta Kota akan muncul. Stasiun yang memiliki 11 peron ini luasnya 325 hektare.
Stasiun Jakarta Kota ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya pada 1993, berdasarkan SK Gubernur No. 475. Pembangunan stasiun selesai pada 19 Agustus 1929 dan diresmikan pada 8 Oktober 1929.
Melansir laman KAI, peresmian stasiun ini dilakukan secara besar-besaran dengan penanaman kepala kerbau oleh Jenderal A.C.D. de Graeff.
Foto/heritage.kai.id
Stasiun ini setiap harinya dipenuhi oleh penumpang Commuter Line atau KRL dari Jabodetabek. Sebab, Stasiun Jakarta Kota merupakan stasiun bertipe terminus, atau stasiun akhir dan tidak memiliki kelanjutan rel kereta api.
2. Stasiun Manggarai
Stasiun Manggarai termasuk salah satu stasiun terbesar di Jakarta. Terletak di Jakarta Selatan, Stasiun Manggarai diproyeksikan menjadi stasiun sentral yang akan memiliki 18 jalur aktif untuk melayani KRL, KA Jarak Jauh, dan KA Bandara.
Saat ini, Stasiun Manggarai yang luasnya 2,4 hektare mempunyai 13 jalur dengan 3 jalur di antaranya nonaktif yakni jalur 3, 4, dan 5.
Dirancang oleh arsitek Belanda, Ir. J. Van Gendt, Stasiun Manggarai mulai dibangun pada 1914 dan diresmikan pada 1918.
Tercatat dalam sejarah, Stasiun Manggarai menjadi saksi peristiwa pindahnya ibu kota ke Yogyakarta di tahun 1946. Selain menjadi titik awal keberangkatan pemindahan Ibu Kota, persiapan perjalanan Presiden dan Wakil Presiden secara rahasia juga dilakukan di Stasiun Manggarai.
3. Stasiun Tanjung Priok
Selanjutnya, ada Stasiun Tanjung Priok yang dibangun di lahan seluas 46.930 meter persegi. Luas bangunan Stasiun Priok 3.768 meter persegi. Secara keseluruhan, bangunan Stasiun Priok sangat megah dan luas, dengan 8 peron.
Stasiun Priok dibangun pada tahun 1914, ketika masa kepemimpinan Gubernur Jenderal A.F.W Idenburg. Laman KAI menyebut, stasiun besar ini adalah karya seorang insinyur perusahaan kereta api Hindia Belanda, SS, Ir. Koch.
Foto/Istimewa
Pembangunan stasiun melibatkan 1.700 tenaga kerja, termasuk para pekerja asal Eropa. Kini, stasiun tersebut hanya melayani rute Priok-Jakarta Kota. Untuk stasiun pemberhentiannya, KRL akan berhenti di Stasiun Ancol, Kampung Bandan, dan terakhir Jakarta Kota.
4. Stasiun Gambir
Stasiun Gambir di Jakarta Pusat merupakan stasiun berkelas besar tipe A yang masuk dalam Daop (Daerah Operasional) 1 Jakarta.
Gagasan utama pembangunan stasiun ini sudah ada di tahun 1846, kala Gubernur Jenderal Hindia Belanda, J.J Rochussen memberikan usulan kepada pemerintah untuk membangun jalur kereta api Batavia-Buitenzorg (Jakarta-Bogor). Pada tahun 1871, stasiun ini resmi dibangun dengan rupa stasiun kecil.
Stasiun yang awalnya bernama Stasiun Weltevreden ini berganti nama menjadi Stasiun Batavia di sekitar tahun 1930-an.
Barulah kemudian, di tahun 1950-an, namanya diubah lagi menjadi Stasiun Gambir. Saat ini, Stasiun Gambir hanya melayani pemberangkatan dan pemberhentian akhir kereta api jarak jauh, dan tidak digunakan sebagai stasiun transit penumpang KRL.
5. Stasiun Jatinegara
Stasiun Jatinegara juga masuk dalam salah satu stasiun besar di Jakarta dengan luas 3.600 meter persegi. SS (Staatssporwegen), perusahaan kereta api Hindia Belanda, membangun Stasiun Jatinegara pada tahun 1909.
Sementara itu, desain stasiun diserahkan kepada Insinyur Snuyff yang kala itu menjabat sebagai kepala biro arsitek Dinas Pekerjaan Umum. Kemudian, stasiun ini dijadikan tempat singgah kereta ekspres ke Bandung.
Kini, Stasiun Jatinegara memegang peranan yang cukup vital, baik itu untuk para pengguna KRL atau kereta jarak jauh. Bagi pengguna kereta api jarak jauh, bisa turun di Stasiun Jatinegara, namun tidak bisa berangkat dari stasiun ini.
Stasiun Jatinegara resmi ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya pada tahun 1999, berdasarkan Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor: PM.13/PW.007/MKP/05 dan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 011/M/1999.
(hab)