Profil Komjen Pol Makbul Padmanagara, Eks Kapolda Metro Jaya yang Sempat Berselisih dengan Artis Shinta Bachir
loading...
A
A
A
JAKARTA - Komjen Pol (Purn) Makbul Padmanagara merupakan salah satu perwira tinggi Polri yang pernah menjabat sebagai Kapolda Metro Jaya. Tak itu saja kariernya kian melesat hingga akhirnya dipercaya mengemban amanah sebagai Wakapolri pada 2006 hingga 2010 silam.
Makbul Padmanagara lahir di Bandung pada 30 Desember 1951 dan lulus dari Akademi Angkatan Bersenjata RI (AKABRI) bagian Kepolisian tahun 1974. Dia juga merupakan salah satu Kapolda Metro Jaya termuda yang pernah menjabat sejak 18 Desember 2001 hingga 16 Juli 2004.
Karier Makbul dalam kepolisian sudah cukup panjang. Jabatan penting seperti Wakapolda Metro Jaya, Kapolda Metro Jaya, Kabareskrim Polri, dan Wakapolri pernah didudukinya. Selain itu, dia pernah pula menjabat sebagai Kepala Pelaksana Harian Badan Narkotika Nasional (BNN) pada 2004 hingga 2005.
Setelah masa jabatannya sebagai Kepala Kepolisian Daerah Metro Jaya selesai, Makbul Padmanegara lalu menjadi Kepala Badan Reserse Kriminal Polri. Jabatan itu diemban sejak 3 Juni 2005 hingga 28 Desember 2006, menggantikan Suyitno Landung.
Selanjutnya, dia diangkat menjadi Wakil Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia dengan masa jabatan dari 28 Desember 2006 hingga 6 januari 2010. Posisi tersebut sebelumnya diduduki oleh Adang Daradjatun.
Makbul mengemban amanah sebagai Wakapolri di bawah kepemimpinan dua Kapolri yakni, Jenderal Sutanto dan Jenderal Bambang Hendarso Danuri. Kemudian setelah masa jabatan Makbul berakhir sebagai Wakapolri, dia digantikan oleh Jusuf Manggabarani.
Jabatan-jabatan tinggi yang pernah diemban Makbul Padmanagara tersebut menjadi prestasi selama ia berkarier di kepolisian. Pada Januari 2010, Makbul Padmanagara resmi pensiun dari Kepolisian Republik Indonesia.
Pada 2012 silam, Komjen Makbul sempat terlibat perselisihan dengan artis cantik Shinta Bachir. Saat itu Shinta Bachir mengaku ada jenderal bintang tiga mantan Kepala Polisi Daerah Metro Jaya melakukan ancaman pembunuhan terhadapnya di salah satu tabloid infotainment.
Pernyataan-pernyataan ini cukup mengganggu dan menyesatkan bagi para perwira tinggi alumnus Akabri '74'. Komjen Makbul Padmanegara memprotes Shinta Bachir. Melalui kuasa hukumnya, dia menuding Shinta Bachir melakukan pencemaran nama baik. Meski Shinta tak menyebut nama pelaku, tuduhannya dianggap seolah dituduhkan kepada Makbul.
"Klien kami tidak mengenal dan tidak ada hubungan sama sekali dengan Shinta Bachir," ujar kuasa hukum Makbul saat itu, Alfons Loemau, yang mewakili Makbul di Mabes Polri, Jakarta, Senin (30/1/2012).
Dia mengatakan, dalam tabloid mingguan C&R edisi 700 THN XIV Rabu 25-31 Januari 2012, Shinta menyebut mantan Kapolda, bintang tiga, lulusan Akabri angkatan '74. Satu-satunya jenderal bintang tiga angkatan tersebut, menurut Alfons, adalah Makbul.
"Itu pernyataan pencemaran nama baik karena klien tidak mengenal Shinta," ujarnya. Dia meminta Shinta meralat dan mengklarifikasi pernyataan di tabloid tersebut. Hal ini pembunuhan karakter atas Komjen (Purn) Makbul yang tak mengetahui adanya peristiwa yang dialami Shinta.
Saat itu Shinta Bachir melaporkan oknum peneror melalui telepon dan pesan singkat terhadap dirinya dan keluarga kepada pihak Polda Metro Jaya. Peneror itu, kata dia, mengancam akan membunuhnya. Dia menyebutkan, oknum peneror itu adalah mantan Kapolda Metro Jaya. Namun, Shinta belum sama sekali menyebut nama jenderal bintang tiga yang disebutnya kepada media.
Makbul Padmanagara lahir di Bandung pada 30 Desember 1951 dan lulus dari Akademi Angkatan Bersenjata RI (AKABRI) bagian Kepolisian tahun 1974. Dia juga merupakan salah satu Kapolda Metro Jaya termuda yang pernah menjabat sejak 18 Desember 2001 hingga 16 Juli 2004.
Karier Makbul dalam kepolisian sudah cukup panjang. Jabatan penting seperti Wakapolda Metro Jaya, Kapolda Metro Jaya, Kabareskrim Polri, dan Wakapolri pernah didudukinya. Selain itu, dia pernah pula menjabat sebagai Kepala Pelaksana Harian Badan Narkotika Nasional (BNN) pada 2004 hingga 2005.
Setelah masa jabatannya sebagai Kepala Kepolisian Daerah Metro Jaya selesai, Makbul Padmanegara lalu menjadi Kepala Badan Reserse Kriminal Polri. Jabatan itu diemban sejak 3 Juni 2005 hingga 28 Desember 2006, menggantikan Suyitno Landung.
Selanjutnya, dia diangkat menjadi Wakil Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia dengan masa jabatan dari 28 Desember 2006 hingga 6 januari 2010. Posisi tersebut sebelumnya diduduki oleh Adang Daradjatun.
Makbul mengemban amanah sebagai Wakapolri di bawah kepemimpinan dua Kapolri yakni, Jenderal Sutanto dan Jenderal Bambang Hendarso Danuri. Kemudian setelah masa jabatan Makbul berakhir sebagai Wakapolri, dia digantikan oleh Jusuf Manggabarani.
Baca Juga
Jabatan-jabatan tinggi yang pernah diemban Makbul Padmanagara tersebut menjadi prestasi selama ia berkarier di kepolisian. Pada Januari 2010, Makbul Padmanagara resmi pensiun dari Kepolisian Republik Indonesia.
Pada 2012 silam, Komjen Makbul sempat terlibat perselisihan dengan artis cantik Shinta Bachir. Saat itu Shinta Bachir mengaku ada jenderal bintang tiga mantan Kepala Polisi Daerah Metro Jaya melakukan ancaman pembunuhan terhadapnya di salah satu tabloid infotainment.
Pernyataan-pernyataan ini cukup mengganggu dan menyesatkan bagi para perwira tinggi alumnus Akabri '74'. Komjen Makbul Padmanegara memprotes Shinta Bachir. Melalui kuasa hukumnya, dia menuding Shinta Bachir melakukan pencemaran nama baik. Meski Shinta tak menyebut nama pelaku, tuduhannya dianggap seolah dituduhkan kepada Makbul.
"Klien kami tidak mengenal dan tidak ada hubungan sama sekali dengan Shinta Bachir," ujar kuasa hukum Makbul saat itu, Alfons Loemau, yang mewakili Makbul di Mabes Polri, Jakarta, Senin (30/1/2012).
Dia mengatakan, dalam tabloid mingguan C&R edisi 700 THN XIV Rabu 25-31 Januari 2012, Shinta menyebut mantan Kapolda, bintang tiga, lulusan Akabri angkatan '74. Satu-satunya jenderal bintang tiga angkatan tersebut, menurut Alfons, adalah Makbul.
"Itu pernyataan pencemaran nama baik karena klien tidak mengenal Shinta," ujarnya. Dia meminta Shinta meralat dan mengklarifikasi pernyataan di tabloid tersebut. Hal ini pembunuhan karakter atas Komjen (Purn) Makbul yang tak mengetahui adanya peristiwa yang dialami Shinta.
Saat itu Shinta Bachir melaporkan oknum peneror melalui telepon dan pesan singkat terhadap dirinya dan keluarga kepada pihak Polda Metro Jaya. Peneror itu, kata dia, mengancam akan membunuhnya. Dia menyebutkan, oknum peneror itu adalah mantan Kapolda Metro Jaya. Namun, Shinta belum sama sekali menyebut nama jenderal bintang tiga yang disebutnya kepada media.
(hab)