Dilema Sopir Angkot Usai BBM Naik: Tarif Mahal, Penumpang Menjerit
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kenaikan harga BBM membuat kondisi dilematis bagi kalangan sopir angkutan perkotaan ( angkot ) di wilayah Jakarta dan sekitarnya. Sopir angkot belum menaikkan tarif karena khawatir penumpang menjerit.
Sopir Mikrolet Senen-Jakarta Kota, Edo (43) mengaku keberatan dengan kenaikan BBM kali ini. Dia pun belum berani menaikkan tarif penumpang. "Belum ada SK dari Gubernur DKI, jadi nggak berani," ujar Edo di Terminal Senen, Jakarta Pusat, Minggu (4/9/2022).
Jika dinaikkan secara sepihak, dia khawatir ribut dengan penumpang. "Takutnya kita cekcok sama penumpang, kita nggak mau," ucapnya.
Baca juga: Harga BBM Resmi Naik, Ini Daftar Rinciannya
Setelah BBM naik, kantong dia terkuras lebih dalam untuk mengisi BBM angkotnya. "Pasti sangat memberatkan. Biasa isi paling banyak Rp50 ribu sekarang Rp110 ribu. Itu baru BBM doang," katanya.
Sopir angkot jurusan Kampung Rambutan-Depok, Anwar (43) mengatakan, tarif angkutannya belum naik menyesuaikan kenaikan harga BBM saat ini. "Masih berjalan seperti kemarin. Kami tekor," ujarnya.
Sopir masih kesulitan menaikkan tarif karena membutuhkan persetujuan dengan yayasan yang mengelola izin angkotnya dan banyaknya persaingan antarangkutan umum lainnya.
"Kita tarif Rambutan-Depok masih normal Rp10 ribu, tetapi biaya bensin ini tidak bisa dijadikan alasan untuk naikkan harga ongkos. Ini belum ada tanda-tanda rencana kenaikan, kami yang kelimpungan," ungkap Anwar.
Sopir Mikrolet Senen-Jakarta Kota, Edo (43) mengaku keberatan dengan kenaikan BBM kali ini. Dia pun belum berani menaikkan tarif penumpang. "Belum ada SK dari Gubernur DKI, jadi nggak berani," ujar Edo di Terminal Senen, Jakarta Pusat, Minggu (4/9/2022).
Jika dinaikkan secara sepihak, dia khawatir ribut dengan penumpang. "Takutnya kita cekcok sama penumpang, kita nggak mau," ucapnya.
Baca juga: Harga BBM Resmi Naik, Ini Daftar Rinciannya
Setelah BBM naik, kantong dia terkuras lebih dalam untuk mengisi BBM angkotnya. "Pasti sangat memberatkan. Biasa isi paling banyak Rp50 ribu sekarang Rp110 ribu. Itu baru BBM doang," katanya.
Sopir angkot jurusan Kampung Rambutan-Depok, Anwar (43) mengatakan, tarif angkutannya belum naik menyesuaikan kenaikan harga BBM saat ini. "Masih berjalan seperti kemarin. Kami tekor," ujarnya.
Sopir masih kesulitan menaikkan tarif karena membutuhkan persetujuan dengan yayasan yang mengelola izin angkotnya dan banyaknya persaingan antarangkutan umum lainnya.
"Kita tarif Rambutan-Depok masih normal Rp10 ribu, tetapi biaya bensin ini tidak bisa dijadikan alasan untuk naikkan harga ongkos. Ini belum ada tanda-tanda rencana kenaikan, kami yang kelimpungan," ungkap Anwar.
(jon)