PDGI Harapkan Dokter Gigi Tingkatkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Persatuan Dokter Gigi Indonesia ( PDGI ) berharap para dokter gigi di Indonesia bisa mengupgrade pengetahuan dan teknologi nya. Hal ini untuk meningkatkan kompetensi di antara para dokter gigi.
Hal itu diungkapkan Sekretaris Jendral (Sekjend) PDGI, drg Tari Tritayarti saat melakukan seminar Inter’dental Indonesia 2022 di Hotel Pullman, Grogol Petamburan, Jakarta Barat, Sabtu (20/8/2022). Sejumlah tokoh nasional dan international hadir dalam kesempatan itu.
drg Tari mengungkapkan seminar international semacam ini perlu diadakan di Indonesia untuk meningkatkan kompetensi para dokter gigi. Selain itu adanya International College of Dentists (ICD) juga akan menambah perkembangan dokter gigi secara international.
Saat ini, kata drg Tari menambahkan, rasio dokter gigi di Indonesia masih kurang. Tercatat ada sekitar 38 ribu dokter gigi yang tersebar di Indonesia, dengan 4 ribu di antaranya merupakan spesialis.
"Artinya, kalau bicara rasio satu dokter gigi mencover 7.000 penduduk. Sedangkan satu dokter spesialis jauh lebih besar, yaitu 85 ribu masyarakat," kata drg Tari.
Selain dengan luas geografis Indonesia yang luas, ia menegaskan kebutuhan dokter gigi di Indonesia sangatlah penting, salah satunya dokter spesialis yang baru tersebar di enam provinsi.
Mengenai teknologi kesehatan, Tari mengharapkan seminar ini menjadi pembaharuan teknologi dan fasilitas di dokter gigi di Indonesia. Ia berharap kedepannya akan banyak alat kedokteran yang bisa diproduksi di Indonesia, sehingga murah dan terjangkau.
Bersamaan Ketua ICD XV Region 38 (Indonesia), Dr. drg. Sri Hananto Seno menjelaskan, bila teknologi kesehatan gigi sebenarnya telah ada di Indonesia sejak periode 1970-an. Namun perkembangannya industri itu naik-turun karena banyak industri yang belum mampu memproduksi.
Kini seiring berjalannya waktu, Seno menegaskan, industri kita lebih baik. Meski belum bisa meng-ekspor benda itu. Namun alangkah baiknya pemerintah, khususnya di daerah bisa menggunakan produk lokal.
"Bisa dikatakan ada produk kita tidak kalah dengan luar," katanya.
Terlepas dari itu, Seno berharap, kolaborasi antara PDGI dan ICD bisa terjalin terus. Transfer ilmu dan teknologi bisa tetap ada, termasuk adanya seminar ini. Sebab ICD kerap memberikan informasi setiap minggunya.
"Tentunya yang diuntungkan masyarakat juga karena mendapatkan pelayanan paripurna yang optimal. Selain itu, perkembangan tidak hanya lewat youtube. Harus ikuti seminar langsung," katanya.
Seminar sendiri berlangsung selama dua hari dan berakhir pada besok, Minggu 21 Agustus 2022 lalu. Selain beberapa tokoh yang menjadi pemateri seminar ada juga pameran alat kesehatan yang di ikuti oleh 30 perusahaan, tiga di antaranya dari Korea.
Hal itu diungkapkan Sekretaris Jendral (Sekjend) PDGI, drg Tari Tritayarti saat melakukan seminar Inter’dental Indonesia 2022 di Hotel Pullman, Grogol Petamburan, Jakarta Barat, Sabtu (20/8/2022). Sejumlah tokoh nasional dan international hadir dalam kesempatan itu.
Baca Juga
drg Tari mengungkapkan seminar international semacam ini perlu diadakan di Indonesia untuk meningkatkan kompetensi para dokter gigi. Selain itu adanya International College of Dentists (ICD) juga akan menambah perkembangan dokter gigi secara international.
Saat ini, kata drg Tari menambahkan, rasio dokter gigi di Indonesia masih kurang. Tercatat ada sekitar 38 ribu dokter gigi yang tersebar di Indonesia, dengan 4 ribu di antaranya merupakan spesialis.
"Artinya, kalau bicara rasio satu dokter gigi mencover 7.000 penduduk. Sedangkan satu dokter spesialis jauh lebih besar, yaitu 85 ribu masyarakat," kata drg Tari.
Selain dengan luas geografis Indonesia yang luas, ia menegaskan kebutuhan dokter gigi di Indonesia sangatlah penting, salah satunya dokter spesialis yang baru tersebar di enam provinsi.
Mengenai teknologi kesehatan, Tari mengharapkan seminar ini menjadi pembaharuan teknologi dan fasilitas di dokter gigi di Indonesia. Ia berharap kedepannya akan banyak alat kedokteran yang bisa diproduksi di Indonesia, sehingga murah dan terjangkau.
Bersamaan Ketua ICD XV Region 38 (Indonesia), Dr. drg. Sri Hananto Seno menjelaskan, bila teknologi kesehatan gigi sebenarnya telah ada di Indonesia sejak periode 1970-an. Namun perkembangannya industri itu naik-turun karena banyak industri yang belum mampu memproduksi.
Kini seiring berjalannya waktu, Seno menegaskan, industri kita lebih baik. Meski belum bisa meng-ekspor benda itu. Namun alangkah baiknya pemerintah, khususnya di daerah bisa menggunakan produk lokal.
"Bisa dikatakan ada produk kita tidak kalah dengan luar," katanya.
Terlepas dari itu, Seno berharap, kolaborasi antara PDGI dan ICD bisa terjalin terus. Transfer ilmu dan teknologi bisa tetap ada, termasuk adanya seminar ini. Sebab ICD kerap memberikan informasi setiap minggunya.
"Tentunya yang diuntungkan masyarakat juga karena mendapatkan pelayanan paripurna yang optimal. Selain itu, perkembangan tidak hanya lewat youtube. Harus ikuti seminar langsung," katanya.
Seminar sendiri berlangsung selama dua hari dan berakhir pada besok, Minggu 21 Agustus 2022 lalu. Selain beberapa tokoh yang menjadi pemateri seminar ada juga pameran alat kesehatan yang di ikuti oleh 30 perusahaan, tiga di antaranya dari Korea.
(mhd)