Mural Provokatif Ketahanan Pangan ala Bung Karno di Flyover Klender
loading...
A
A
A
Sedangkan seniman lain sekaligus kurator, Selo Riemulyadi mengatakan “Perspektif psiko-geografis menjadi pemandu para seniman, membuka kembali saksi-saksi sejarah dengan mewawancarai pemukim lokal selama ratusan tahun itu; dan data-data rekaman video-video lampau serta akses data-data digital lainnya pun menguak isu lokal dan dunia soal krisis pangan”.
Haji Darip dikenal sampai sekarang oleh warga Betawi ketokohannya sebagai ulama, memimpin barisan perjuangan daerah Jatinegara dan Klender, ketika revolusi fisik pada 1945 sampai dikenang kondang menjadi jago silat menemukan gaya “Maen Pukulan” khas Betawi.
Soekarno dan Haji Darip di Klender
Usai tiga bulan pembacaan proklamasi, Bung Karno memimpin Rapat Akbar pada bulan Oktober 1945 didampingi oleh Ulama dan Jawara Betawi Haji Darip dan sejumlah tokoh lainnya. Ia pertama kali meneguhkan bahwa kondisi darurat perang sedang terjadi, maka gudang-gudang pangan dan gudang-gudang beras yang berpusat disekitar Klender-Jatinegara selayaknya direbut pun dipertahankan dan jangan sampai keluar wilayah itu.
Para jawara, ulama dan warga Betawi juga cikal bakal tentara nasional (Barisan Rakyat/BARA) yang masih bayi bersatu padu menuruti pekik-imbauan Soekarno. Hampir seluruh literasi menunjukkan selain para jawara seperti Si Pitung dll, catatan sejarah memberi arah pandu pada tokoh kharismastik dari Klender, Jakarta Timur ini, yakni: Haji Darip.
Haji Darip dikenal sampai sekarang oleh warga Betawi ketokohannya sebagai ulama, memimpin barisan perjuangan daerah Jatinegara dan Klender, ketika revolusi fisik pada 1945 sampai dikenang kondang menjadi jago silat menemukan gaya “Maen Pukulan” khas Betawi.
Soekarno dan Haji Darip di Klender
Usai tiga bulan pembacaan proklamasi, Bung Karno memimpin Rapat Akbar pada bulan Oktober 1945 didampingi oleh Ulama dan Jawara Betawi Haji Darip dan sejumlah tokoh lainnya. Ia pertama kali meneguhkan bahwa kondisi darurat perang sedang terjadi, maka gudang-gudang pangan dan gudang-gudang beras yang berpusat disekitar Klender-Jatinegara selayaknya direbut pun dipertahankan dan jangan sampai keluar wilayah itu.
Para jawara, ulama dan warga Betawi juga cikal bakal tentara nasional (Barisan Rakyat/BARA) yang masih bayi bersatu padu menuruti pekik-imbauan Soekarno. Hampir seluruh literasi menunjukkan selain para jawara seperti Si Pitung dll, catatan sejarah memberi arah pandu pada tokoh kharismastik dari Klender, Jakarta Timur ini, yakni: Haji Darip.
(ams)