Mural Provokatif Ketahanan Pangan ala Bung Karno di Flyover Klender

Rabu, 10 Agustus 2022 - 23:21 WIB
loading...
Mural Provokatif Ketahanan...
Komunitas Kolaborasi dan Jakarta Art Movement serta komunitas-komunitas street art dari studio seni lainnya menginisiasi Mural unik di Klender, Jakarta Timur. Foto/Istimewa
A A A
JAKARTA - Komunitas Kolaborasi dan Jakarta Art Movement serta komunitas-komunitas street art dari studio seni lainnya menginisiasi Mural unik di Klender, Jakarta Timur, Rabu (10/8/2022). Mural dengan kutipan pidato revolusioner Soekarno dan ingatan tentang Ulama Betawi, Haji Darip.

Mural mengutip Pidato Bung Karno yang otentik: "Aku bertanja kepadamu: sedangkan rakjat Indonesia akan mengalami tjelaka, bentjana, malapetaka dalam waktu yang dekat kalau soal makanan rakjat tidak segera dipetjahkan, sedangkan soal persediaan makanan bagi kita adalah soal hidup atau mati” IPB, Bogor, 1952.

Karya itu menandai sejumlah titik tembok yang akan dimural di Kawasan Jakarta Timur di hari-hari kedepan memaknai sakralitas bulan kebangsaan, Agustus 2022. Acara semata-mata itikad menolak lupa, bahwa kesadaran membawa yang lampau layak menjadi jejak membangun kolaborasi antar elemen masyarakat dari Jakarta untuk Indonesia esok yang lebih baik.

”Teks-teks yang provokatif dan revolusioner menyoal pidato Soekarno tentang Ketahanan Pangan di Bogor dan pertemuan beberapa tahun sebelumnya dengan Haji Darip serta Rapat Akbar di Klender membawa relevansi nyata dalam usia Republik ke-77 tahun ini,” kata Kurator Komunitas Jakarta Art Movement, Bambang Asrini, Rabu (10/8/2022).



Komunitas Kolaborasi dengan sajian hastag #kolaborasi Jakarta, #kolaborasi Indonesia menggelar serangkaian peristiwa-peristiwa kultural sejak 31 Juli 2022 lalu. Secara organik bertumbuh dari akar-akar masyarakat menengah pun jelata terbawah menggandeng komunitas Jakarta Art Movement bergerak lebih bergelora dengan karya-karya seni mural.

Pada kesempatan yang sama, Ketua Komunitas Kolaborasi, Sonny Muhammad menyatakan ”Komitmen Komunitas Kolaborasi untuk bersama-sama memaknai bulan Agustus yang sakral ini adalah menggandeng sebanyak mungkin warga, profesional dan seniman serta siapapun untuk berbuat bersama dan berkarya memberi untuk Ibu Pertiwi”.

Kelompok warga yang berkolaborasi dengan Komunitas Kolaborasi adalah terdiri dari para aktivis, orang-orang kreatif sampai pekerja seni, yakni: aktor teater, penari, penulis skenario film, para musisi, penyanyi juga tim paskibraka pelajar pun anggota The Jak Mania yang menamakan dirinya GoJak, juga elemen-elemen dari instansi Pemprov.DKI serta tak luput para pemural dan seniman street art unjuk gigi.

Sementara itu, ujaran Soekarno tersebut di pidatonya pada 27 April 1952 saat peletakan baru pertama Kampus Institut Pertanian Bogor mengingat kembali rapat akbar dengan ulama Betawi H Darip di Klender, Jakarta Timur pada zaman revolusi fisik. Saat itu ada ancaman serangan serdadu NiCA, Oktober 1945 di wilayah Klender sebagai salah satu sumber pangan di Jakarta Timur.

“Mural itu sebenarnya sesuai penggantian nama Jalan Haji Darip dari yang lama, Jalan Bekasi Timur yang merupakan penghargaan bagi masyarakat Betawi. Sebab, ulama kharismatik seperti Haji Darip layak menjadi salah satu nama jalan baru yang diubah Pemprov DKI Jakarta, melalui Keputusan Gubernur DKI Jakarta Nomor 565 Tahun 2022.” ujar salah seorang seniman, Yeni Fatmawati dari studio seni Papatong Artspace.

Sedangkan seniman lain sekaligus kurator, Selo Riemulyadi mengatakan “Perspektif psiko-geografis menjadi pemandu para seniman, membuka kembali saksi-saksi sejarah dengan mewawancarai pemukim lokal selama ratusan tahun itu; dan data-data rekaman video-video lampau serta akses data-data digital lainnya pun menguak isu lokal dan dunia soal krisis pangan”.

Haji Darip dikenal sampai sekarang oleh warga Betawi ketokohannya sebagai ulama, memimpin barisan perjuangan daerah Jatinegara dan Klender, ketika revolusi fisik pada 1945 sampai dikenang kondang menjadi jago silat menemukan gaya “Maen Pukulan” khas Betawi.

Soekarno dan Haji Darip di Klender

Usai tiga bulan pembacaan proklamasi, Bung Karno memimpin Rapat Akbar pada bulan Oktober 1945 didampingi oleh Ulama dan Jawara Betawi Haji Darip dan sejumlah tokoh lainnya. Ia pertama kali meneguhkan bahwa kondisi darurat perang sedang terjadi, maka gudang-gudang pangan dan gudang-gudang beras yang berpusat disekitar Klender-Jatinegara selayaknya direbut pun dipertahankan dan jangan sampai keluar wilayah itu.

Para jawara, ulama dan warga Betawi juga cikal bakal tentara nasional (Barisan Rakyat/BARA) yang masih bayi bersatu padu menuruti pekik-imbauan Soekarno. Hampir seluruh literasi menunjukkan selain para jawara seperti Si Pitung dll, catatan sejarah memberi arah pandu pada tokoh kharismastik dari Klender, Jakarta Timur ini, yakni: Haji Darip.
(ams)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1008 seconds (0.1#10.140)