Tes Masif di Stasiun Bogor dan Bojonggede, 15 Penumpang Reaktif Covid-19
loading...
A
A
A
BOGOR - Sebanyak 15 dari 857 penumpang Kereta Rel Listrik (KRL) di Stasiun Bogor dan Bojong Gede dinyatakan reaktif Covid-19 . Itu diketahui setelah Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi Jawa Barat (Jabar) melakukan tes masif dalam kurun dua hari terakhir.
Koordinator Sub Divisi Pengawasan Massa dan Penegakan Aturan Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Jabar, Dedi Taufikurrohman mengatakan, tes masif dan pengawasan ketat harus pula disertai kedisiplinan masyarakat menerapkan protokol kesehatan. "Sehingga, pendeteksian dini berjalan beriringan dengan pencegahan sebaran SARS-CoV-2, virus penyebab COVID-19. Nah, tes masif bagi pelaku perjalanan di Stasiun Bogor dan Bojong Gede, kemarin kita menyediakan sekitar 1.000-1.500 rapid test dan swab test," kata Dedi pada Minggu (28/6/2020).
Alhasil 15 dari 857 pelaku perjalanan di Stasiun Bogor dan Bojong Gede reaktif rapid test Covid-19. "Bagi mereka yang reaktif langsung melaksanakan swab test. Pemeriksaan sampel ada yang dilakukan di Labkesda Jabar, ada juga yang diperiksa di mobil Polymerase Chain Reaction (PCR)," ujarnya.
Dedi menuturkan, tes masif efektif menyaring pelaku perjalanan yang masuk Jabar, untuk cegah munculnya kasus impor (imported case). Namun, katanya, justru menumbuhkan kedisiplinan pelaku perjalanan menerapkan protokol kesehatan amat sangat krusial dalam penanganan COVID-19 di Jabar.
"Kedisiplinan dan kewaspadaan harus tetap kami tingkatkan. Produktivitas kami tingkatkan, tetapi tingkat kewaspadaan dan kedisiplinan perlu melalui protokol kesehatan," tuturnya. (Baca: Pedagang Cuangki yang Ludahi Mangkuk Pelanggan Dinyatakan Negatif Covid-19)
Sementara itu Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Bogor Sri Nowo Retno mengungkapkan, data terkini Sabtu, 27 Juni 2020 tak ditemukan kasus positif baru."Jumlah pasien terkonfirmasi positif tetap, pasien yang sembuh bertambah 1 pasien, sehingga pasien dalam perawatan berkurang 1 pasien. Sehingga total kasus positif Covid-19 di Kota Bogor berjumlah 179 orang, rinciannya sembuh 110 orang, masih dalam perawatan 52 orang dan meninggal 17 orang," katanya.
Ditempat terpisah, Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Bogor Syarifah Sofiah menyebutkan berdasarkan data monitoring harian kewaspadaan hingga pukul 19.00 WIB, Sabtu, 26 Juni 2020 ada penambahan dua kasus positif baru.
"Data terbaru mencatat ada 2 tambahan kasus positif, enam tambahan pasien yang dinyatakan sembuh. Dua tambahan kasus positif baru adalah dua orang perempuan yakni berusia 24 tahun asal Ciseeng dan 45 tahun asal Gunung Putri," jelasnya.
"Dengan demikian total kasus positif Covid-19 di Kabupaten Bogor sebanyak 356 orang, terdiri dari positif aktif atau masih dalam perawatan 234 orang, meninggal 17 orang dan sembuh 102 orang," katanya.
Dia mengingatkan tentang Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) bukan kembali ke masa lalu ketika pandemi belum menyebar. "AKB berarti menjalankan aktifitas sehari-hari dengan gaya hidup baru sesuai protokol kesehatan Covid-19. Selalu kenakan masker, rajin cuci tangan, jaga jarak dan hindari keramaian," ucapnya.
Koordinator Sub Divisi Pengawasan Massa dan Penegakan Aturan Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Jabar, Dedi Taufikurrohman mengatakan, tes masif dan pengawasan ketat harus pula disertai kedisiplinan masyarakat menerapkan protokol kesehatan. "Sehingga, pendeteksian dini berjalan beriringan dengan pencegahan sebaran SARS-CoV-2, virus penyebab COVID-19. Nah, tes masif bagi pelaku perjalanan di Stasiun Bogor dan Bojong Gede, kemarin kita menyediakan sekitar 1.000-1.500 rapid test dan swab test," kata Dedi pada Minggu (28/6/2020).
Alhasil 15 dari 857 pelaku perjalanan di Stasiun Bogor dan Bojong Gede reaktif rapid test Covid-19. "Bagi mereka yang reaktif langsung melaksanakan swab test. Pemeriksaan sampel ada yang dilakukan di Labkesda Jabar, ada juga yang diperiksa di mobil Polymerase Chain Reaction (PCR)," ujarnya.
Dedi menuturkan, tes masif efektif menyaring pelaku perjalanan yang masuk Jabar, untuk cegah munculnya kasus impor (imported case). Namun, katanya, justru menumbuhkan kedisiplinan pelaku perjalanan menerapkan protokol kesehatan amat sangat krusial dalam penanganan COVID-19 di Jabar.
"Kedisiplinan dan kewaspadaan harus tetap kami tingkatkan. Produktivitas kami tingkatkan, tetapi tingkat kewaspadaan dan kedisiplinan perlu melalui protokol kesehatan," tuturnya. (Baca: Pedagang Cuangki yang Ludahi Mangkuk Pelanggan Dinyatakan Negatif Covid-19)
Sementara itu Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Bogor Sri Nowo Retno mengungkapkan, data terkini Sabtu, 27 Juni 2020 tak ditemukan kasus positif baru."Jumlah pasien terkonfirmasi positif tetap, pasien yang sembuh bertambah 1 pasien, sehingga pasien dalam perawatan berkurang 1 pasien. Sehingga total kasus positif Covid-19 di Kota Bogor berjumlah 179 orang, rinciannya sembuh 110 orang, masih dalam perawatan 52 orang dan meninggal 17 orang," katanya.
Ditempat terpisah, Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Bogor Syarifah Sofiah menyebutkan berdasarkan data monitoring harian kewaspadaan hingga pukul 19.00 WIB, Sabtu, 26 Juni 2020 ada penambahan dua kasus positif baru.
"Data terbaru mencatat ada 2 tambahan kasus positif, enam tambahan pasien yang dinyatakan sembuh. Dua tambahan kasus positif baru adalah dua orang perempuan yakni berusia 24 tahun asal Ciseeng dan 45 tahun asal Gunung Putri," jelasnya.
"Dengan demikian total kasus positif Covid-19 di Kabupaten Bogor sebanyak 356 orang, terdiri dari positif aktif atau masih dalam perawatan 234 orang, meninggal 17 orang dan sembuh 102 orang," katanya.
Dia mengingatkan tentang Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) bukan kembali ke masa lalu ketika pandemi belum menyebar. "AKB berarti menjalankan aktifitas sehari-hari dengan gaya hidup baru sesuai protokol kesehatan Covid-19. Selalu kenakan masker, rajin cuci tangan, jaga jarak dan hindari keramaian," ucapnya.
(hab)