Mengintip Odong-odong di Jakarta Utara, Bawa Penumpang di Tengah Himpitan Truk Trailer
loading...
A
A
A
JAKARTA - Tragedi kecelakaan odong-odong di Kampung Toplas, Desa Selibu, Kecamatan Kragilan, Kabupaten Seran, Banten pada Selasa 26 Juli lalu menjadi suatu hal yang memprihatinkan.
Kendaraan yang dimodifikasi menjadi angkutan umum yang bukan peruntukannya tersebut hancur berantakan usai ditabrak kereta hingga menyebabkan sembilan dari 25 penumpang tewas seketika.
Keberadaan odong-odong menuai pro kontra, pasalnya kendaraan umum tak berizin ini kerap muncul dan juga membawapetaka bagi pengendara lain maupun penumpangnya.
Salah satu lokasi yang sering ditemui odong-odong di Jakarta, yakni di Cilincing, Jakarta Utara. Keberadaan odong-odong tentu sangat meresahkan, sebab dilokasi ini, odong-odong kerap melintas bersamaan dengan truk besar.
Berdasarkan pantauan SINDOnews di lokasi, sedikitnya terlihat ada 20 unit odong-odong yang terlihat mengaspal di jalanan. Rata-rata, pengemudi odong-odong kebanyakan pemuda tanggung. Sementara itu para penumpang terdiri dari ibu-ibu hingga anak-anak.
Bahkan, ada pula ibu yang membawa serta anak balitanya duduk di gerbong-gerbong tanpa jendela dalam kondisi debu-debu beterbangan.Tanpa pengamanan ekstra seperti helm maupun sabuk pengaman, puluhan odong-odong itu kerap kali terlihat mencoba mendahului truk trailer maupun kendaraan lainnya.
Tak jarang pula odong-odong ini terpantau melaju dengan kecepatan rendah, sehingga membuat laju kendaraan di belakangnya tersendat.Jalan Raya Cilincing menjadi rute para pengemudi odong-odong untuk memotong jalan supaya jarak dan waktu tempuh lebih cepat dibanding harus melewati jalanan permukiman Kalibaru.
Salah satu warga Kalibaru, Cilincing, Jakarta Utara Sheri (48), mengungkapkan bahwa dirinya tidak setuju dengan keberadaan odong-odong di jalan raya ini.Menurutnya, keberadaan odong-odong ini cenderung berbahaya bahkan mengkhawatirkan ketika membawa banyak penumpang dan melintas di jalan permukiman maupun jalan raya.
”Sebenarnya kalau adanya di gang sih enggak membahayakan ya. Soalnya kalau sudah masuk ke wilayah jalur ramai ini sangat membahayakan sekali, sangat-sangat sekali,” kata Sheri.
Menurut Sheri, keprihatinan dirinya menjadi karena melihat minimnya keselamatan serta bahaya yang mengintai di jalur maut membuatnya sama sekali tak pernah ada untuk naik. Apalagi ketika melaju di jalan penuh truk trailer.
Sheri berharap keberadaan odong-odong di Cilincing, Jakarta Utara ini dapat menjadi perhatian khusus pemerintah maupun aparat kepolisian untuk memastikan ketertiban dan keselamatan di jalanan.
Kendaraan yang dimodifikasi menjadi angkutan umum yang bukan peruntukannya tersebut hancur berantakan usai ditabrak kereta hingga menyebabkan sembilan dari 25 penumpang tewas seketika.
Keberadaan odong-odong menuai pro kontra, pasalnya kendaraan umum tak berizin ini kerap muncul dan juga membawapetaka bagi pengendara lain maupun penumpangnya.
Salah satu lokasi yang sering ditemui odong-odong di Jakarta, yakni di Cilincing, Jakarta Utara. Keberadaan odong-odong tentu sangat meresahkan, sebab dilokasi ini, odong-odong kerap melintas bersamaan dengan truk besar.
Berdasarkan pantauan SINDOnews di lokasi, sedikitnya terlihat ada 20 unit odong-odong yang terlihat mengaspal di jalanan. Rata-rata, pengemudi odong-odong kebanyakan pemuda tanggung. Sementara itu para penumpang terdiri dari ibu-ibu hingga anak-anak.
Bahkan, ada pula ibu yang membawa serta anak balitanya duduk di gerbong-gerbong tanpa jendela dalam kondisi debu-debu beterbangan.Tanpa pengamanan ekstra seperti helm maupun sabuk pengaman, puluhan odong-odong itu kerap kali terlihat mencoba mendahului truk trailer maupun kendaraan lainnya.
Tak jarang pula odong-odong ini terpantau melaju dengan kecepatan rendah, sehingga membuat laju kendaraan di belakangnya tersendat.Jalan Raya Cilincing menjadi rute para pengemudi odong-odong untuk memotong jalan supaya jarak dan waktu tempuh lebih cepat dibanding harus melewati jalanan permukiman Kalibaru.
Salah satu warga Kalibaru, Cilincing, Jakarta Utara Sheri (48), mengungkapkan bahwa dirinya tidak setuju dengan keberadaan odong-odong di jalan raya ini.Menurutnya, keberadaan odong-odong ini cenderung berbahaya bahkan mengkhawatirkan ketika membawa banyak penumpang dan melintas di jalan permukiman maupun jalan raya.
”Sebenarnya kalau adanya di gang sih enggak membahayakan ya. Soalnya kalau sudah masuk ke wilayah jalur ramai ini sangat membahayakan sekali, sangat-sangat sekali,” kata Sheri.
Menurut Sheri, keprihatinan dirinya menjadi karena melihat minimnya keselamatan serta bahaya yang mengintai di jalur maut membuatnya sama sekali tak pernah ada untuk naik. Apalagi ketika melaju di jalan penuh truk trailer.
Sheri berharap keberadaan odong-odong di Cilincing, Jakarta Utara ini dapat menjadi perhatian khusus pemerintah maupun aparat kepolisian untuk memastikan ketertiban dan keselamatan di jalanan.
(ams)