Melihat Kanal Banjir Timur, Proyek Prestisius Rp5 Triliun yang Mengatasi Banjir di Jaktim dan Jakut
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kanal Banjir Timur (KBT) dibangun dengan anggaran mencapai Rp5 triliun. Pembangunan KBT di atas lahan seluas 405,28 hektare di Jakarta Timur dan Jakarta Utara pada 2003 lalu. KBT mampu mengatasi banjir 2 kelurahan di Jakarta Utara dan 11 kelurahan di Jakarta Timur.
Pembangunan KBT memotong lima aliran kali yakni Cipinang, Sunter, Buaran, Cakung, dan Jati Kramat. Dengan menelan biaya pembangunan KBT Rp5 triliun, anggaran ini cukup murah jika dibandingkan kerugian akibat banjir.
Baca juga: Menko Luhut: Sodetan Kali Ciliwung-KBT Rampung Awal 2022
Anggaran yang dikucurkan digunakan untuk menutup biaya pembebasan lahan dan biaya pembangunan konstruksi yang diambil dari APBD serta APBN.
Sebenarnya pada masa Hindia Belanda kanal banjir mulai dibangun pada tahun 1922 sebagai solusi menangani banjir. Kanal ini kemudian mengalami perluasan dan dinamakan Kanal Banjir Barat (KBB).
Namun, pembangunan KBB dinilai kurang dapat mengatasi banjir. Maka itu, KBT dibangun oleh Wakil Presiden saat itu Jusuf Kalla (JK).
Baca juga: Kendalikan Kerumunan Warga di KBT, Satpol PP Jakarta Timur Tutup Lapak Pedagang
Pembangunan kanal banjir dilakukan dengan mengacu pada rencana pembangunan yang disusun oleh Japan International Cooperation Agency, The Study on Urban Drainage and Wastewater Disposal Project in the City of Jakarta (1991) dan The Study on Comprehensive River Water Management Plan in Jabodetabek (1997).
Kini, KBT tiak hanya mengatasi banjir ibu kota Jakarta melainkan juga KBT yang memiliki panjang 23,5 km ini menjelma sebagai kawasan wisata yang dimanfaatkan masyarakat sebagai tempat olahraga dan rekreasi.
Pembangunan KBT memotong lima aliran kali yakni Cipinang, Sunter, Buaran, Cakung, dan Jati Kramat. Dengan menelan biaya pembangunan KBT Rp5 triliun, anggaran ini cukup murah jika dibandingkan kerugian akibat banjir.
Baca juga: Menko Luhut: Sodetan Kali Ciliwung-KBT Rampung Awal 2022
Anggaran yang dikucurkan digunakan untuk menutup biaya pembebasan lahan dan biaya pembangunan konstruksi yang diambil dari APBD serta APBN.
Sebenarnya pada masa Hindia Belanda kanal banjir mulai dibangun pada tahun 1922 sebagai solusi menangani banjir. Kanal ini kemudian mengalami perluasan dan dinamakan Kanal Banjir Barat (KBB).
Namun, pembangunan KBB dinilai kurang dapat mengatasi banjir. Maka itu, KBT dibangun oleh Wakil Presiden saat itu Jusuf Kalla (JK).
Baca juga: Kendalikan Kerumunan Warga di KBT, Satpol PP Jakarta Timur Tutup Lapak Pedagang
Pembangunan kanal banjir dilakukan dengan mengacu pada rencana pembangunan yang disusun oleh Japan International Cooperation Agency, The Study on Urban Drainage and Wastewater Disposal Project in the City of Jakarta (1991) dan The Study on Comprehensive River Water Management Plan in Jabodetabek (1997).
Kini, KBT tiak hanya mengatasi banjir ibu kota Jakarta melainkan juga KBT yang memiliki panjang 23,5 km ini menjelma sebagai kawasan wisata yang dimanfaatkan masyarakat sebagai tempat olahraga dan rekreasi.
(jon)