KNKT Periksa Sistem Rem Truk Pertamina yang Kecelakaan Maut di Cibubur
loading...
A
A
A
BEKASI - Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) memeriksa sistem rem milik truk Pertamina yang mengalami kecelakaan maut di Jalan Alternatif Cibubur, Kota Bekasi, Senin (18/7/2022) lalu.
Pemeriksaan sistem rem ini dilakukan lantaran pengakuan sopir mengalami sulit mengerem saat insiden itu terjadi.”Saya memeriksa sistem remnya, sesuai penjelasan pengemudi apa saja dan sebagainya,” ucap Senior Investigator KNKT Ahmad Wildan, Rabu (20/7/2022).
”Jadi saya hanya berdasarkan penjelasan pengemudi. Pengemudi merasakan kegagalan pengereman itu saja. Faktor utamanya apa, ini lagi saya cari,” sambungnya.
Dalam pengecekannya, ada beberapa masalah dalam sistem rem. Hanya saja, hipotesa tersebut perlu dibuktinya lagi dengan mencari bengkel tertentu dan mengujinya kembali. ”Belum bisa saya sampaikan karena saya masih perlu menguji lagi besok, perlu memastikan,” lanjutnya.
Ahmad menuturkan kondisi jalan dan traffic light sebetulnya bisa saja menjadi masalah dalam sebuah kecelakaan. Namun, dalam kecelakaan truk Pertamina kemarin, pihaknya tidak berfokus pada hal tersebut.
”Gak ada masalah. Jadi jalannya secara geometrik gak ada masalah, itu pertama. Kedua keberadaan traffic light yang ada di sana itu bisa saja jadi masalah, tapi saya gak fokus ke sana. Itu bisa jadi masalah, karena jaraknya terlalu pendek dan sebagainya,” tegasnya.
”Mungkin di lain kesempatan saya akan meneliti lagi dalam kasus ini terkait jarak terlalu pendek. Tapi bukan berarti traffic light nya bener, nggak. Saya gak mengatakan traffic light nya benar atau salah, saya hanya gak fokus ke sana,” pungkasnya.
Pemeriksaan sistem rem ini dilakukan lantaran pengakuan sopir mengalami sulit mengerem saat insiden itu terjadi.”Saya memeriksa sistem remnya, sesuai penjelasan pengemudi apa saja dan sebagainya,” ucap Senior Investigator KNKT Ahmad Wildan, Rabu (20/7/2022).
”Jadi saya hanya berdasarkan penjelasan pengemudi. Pengemudi merasakan kegagalan pengereman itu saja. Faktor utamanya apa, ini lagi saya cari,” sambungnya.
Dalam pengecekannya, ada beberapa masalah dalam sistem rem. Hanya saja, hipotesa tersebut perlu dibuktinya lagi dengan mencari bengkel tertentu dan mengujinya kembali. ”Belum bisa saya sampaikan karena saya masih perlu menguji lagi besok, perlu memastikan,” lanjutnya.
Ahmad menuturkan kondisi jalan dan traffic light sebetulnya bisa saja menjadi masalah dalam sebuah kecelakaan. Namun, dalam kecelakaan truk Pertamina kemarin, pihaknya tidak berfokus pada hal tersebut.
”Gak ada masalah. Jadi jalannya secara geometrik gak ada masalah, itu pertama. Kedua keberadaan traffic light yang ada di sana itu bisa saja jadi masalah, tapi saya gak fokus ke sana. Itu bisa jadi masalah, karena jaraknya terlalu pendek dan sebagainya,” tegasnya.
”Mungkin di lain kesempatan saya akan meneliti lagi dalam kasus ini terkait jarak terlalu pendek. Tapi bukan berarti traffic light nya bener, nggak. Saya gak mengatakan traffic light nya benar atau salah, saya hanya gak fokus ke sana,” pungkasnya.
(ams)