Ragam Kisah Warga Kembangan Utara Hadapi Banjir yang Datang Tengah Malam
loading...
A
A
A
JAKARTA - Banjir di wilayah Kembangan Utara, Kembangan, Jakarta Barat, menyisakan beragam cerita dari warga terdampak. Banjir yang datang tengah malam membuat warga tidak sempat menyelamatkan barang-barang di rumah.
Erna (28), warga RT 01/RW 01 Kembangan Utara, misalnya, malam itu, Jumat (15/7/2022), masih sibuk memegang sodet untuk mempersiapkan nasih uduk untuk dijual besok hari. Sesekali, ia harus membolak-balikan nasi uduk yang dibuatnya agar tidak gosong.
Dalam dapur kontrakannya yang berukuran tiga kali dua meter, perempuan berusia 28 tahun itu terus merasakan kecemasan. Kayaknya bakal banjir sih ini," ujarnya menceritakan detik-detik datangnya banjir, saat ditemui, Sabtu (16/7/2022).
Kecemasan Erna semakin bertambah setelah mendapat informasi bahwa Kali Angke Hulu berstatus Siaga 1. Dengan sigap, ia pun membangunkan suaminya untuk bergegas memindahkan surat-surat berharga ke tempat yang lebih tinggi agar tidak terkena banjir.
Benar saja, beberapa menit pergantian hari, tepatnya pada pukul 00.05 WIB, ketinggian muka air Kali Angke Hulu sudah mencapai hingga 355 cm. Perlahan, debit air kemudian naik hingga merambat ke permukiman warga.
"Tengah malam itu mulai masuk air ke sini," tukasnya.
Erna mengaku masih beruntung lantaran genangan air yang masuk ke dalam rumahnya tidak terlalu tinggi, yakni hanya setinggi lutut orang dewasa. "Tapi mau gimana, kasur sudah basah semua," ucapnya.
Senasib dengan Erna, Kamaluddin (50), warga RT07, juga terdampak banjir. Kamaluddin menyebut wilayahnya merupakan yang terparah saat terjadi banjir tadi malam. Hal itu lantaran rumahnya yang berada dekat Kali Angke Hulu.
"Kalau diperkirakan itu sekitar seleher saya (genangan airnya)," kata dia.
Saat ini, Kamaluddin beserta warga RT 07 yang lain memilih untuk mengungsi di Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Kembangan Utara. Sementara sebagian warga lainnya mengungsi di Musala Nurul Muslimin.
"Saya dari semalam sudah ngungsi di sini," ucapnya.
Ketua Kampung Siaga Bencana sekaligus Sekretaris RW 01 Kembangan Utara Durahim Nur mengatakan, banjir yang melanda di wilayahnya itu merupakan yang terparah sejak lima tahun terakhir. Sebab ketinggian air diperkirakan mencapai hingga nyaris 2 meter.
"Ada yang mencapai 160 cm di RT 07, tempat saya. Bahkan saya kalau mau pulang saya harus berenang," ungkapnya.
Durahim menyebut, terdapat empat Rukun Tetangga (RT) yang terdampak banjir di wilayahnya, yakni RT 01, RT 06, RT 07, dan RT 08. Setidaknya ada 775 jiwa warga yang terdampak banjir. Meski demikian, dia memastikan tidak ada korban jiwa dalam peristiwa banjir tersebut.
Lihat Juga: Nyalain Pram di Kampung Teko, Program Sarapan Gratis Pelajar hingga Atasi Banjir Disiapkan
Erna (28), warga RT 01/RW 01 Kembangan Utara, misalnya, malam itu, Jumat (15/7/2022), masih sibuk memegang sodet untuk mempersiapkan nasih uduk untuk dijual besok hari. Sesekali, ia harus membolak-balikan nasi uduk yang dibuatnya agar tidak gosong.
Dalam dapur kontrakannya yang berukuran tiga kali dua meter, perempuan berusia 28 tahun itu terus merasakan kecemasan. Kayaknya bakal banjir sih ini," ujarnya menceritakan detik-detik datangnya banjir, saat ditemui, Sabtu (16/7/2022).
Kecemasan Erna semakin bertambah setelah mendapat informasi bahwa Kali Angke Hulu berstatus Siaga 1. Dengan sigap, ia pun membangunkan suaminya untuk bergegas memindahkan surat-surat berharga ke tempat yang lebih tinggi agar tidak terkena banjir.
Benar saja, beberapa menit pergantian hari, tepatnya pada pukul 00.05 WIB, ketinggian muka air Kali Angke Hulu sudah mencapai hingga 355 cm. Perlahan, debit air kemudian naik hingga merambat ke permukiman warga.
"Tengah malam itu mulai masuk air ke sini," tukasnya.
Erna mengaku masih beruntung lantaran genangan air yang masuk ke dalam rumahnya tidak terlalu tinggi, yakni hanya setinggi lutut orang dewasa. "Tapi mau gimana, kasur sudah basah semua," ucapnya.
Senasib dengan Erna, Kamaluddin (50), warga RT07, juga terdampak banjir. Kamaluddin menyebut wilayahnya merupakan yang terparah saat terjadi banjir tadi malam. Hal itu lantaran rumahnya yang berada dekat Kali Angke Hulu.
"Kalau diperkirakan itu sekitar seleher saya (genangan airnya)," kata dia.
Saat ini, Kamaluddin beserta warga RT 07 yang lain memilih untuk mengungsi di Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Kembangan Utara. Sementara sebagian warga lainnya mengungsi di Musala Nurul Muslimin.
"Saya dari semalam sudah ngungsi di sini," ucapnya.
Ketua Kampung Siaga Bencana sekaligus Sekretaris RW 01 Kembangan Utara Durahim Nur mengatakan, banjir yang melanda di wilayahnya itu merupakan yang terparah sejak lima tahun terakhir. Sebab ketinggian air diperkirakan mencapai hingga nyaris 2 meter.
"Ada yang mencapai 160 cm di RT 07, tempat saya. Bahkan saya kalau mau pulang saya harus berenang," ungkapnya.
Durahim menyebut, terdapat empat Rukun Tetangga (RT) yang terdampak banjir di wilayahnya, yakni RT 01, RT 06, RT 07, dan RT 08. Setidaknya ada 775 jiwa warga yang terdampak banjir. Meski demikian, dia memastikan tidak ada korban jiwa dalam peristiwa banjir tersebut.
Lihat Juga: Nyalain Pram di Kampung Teko, Program Sarapan Gratis Pelajar hingga Atasi Banjir Disiapkan
(thm)