Syarat Usia Bikin Pusing Pengemudi Ojol Ini, Harus Siapkan Uang Besar ke Sekolah Swasta

Jum'at, 26 Juni 2020 - 16:02 WIB
loading...
Syarat Usia Bikin Pusing Pengemudi Ojol Ini, Harus Siapkan Uang Besar ke Sekolah Swasta
Menyadari peluang sang anak diterima di SMP negeri sangat kecil saat PPDB, membuat Saibih pusing menyiapkan uang untuk memasukan anaknya ke sekolah swasta. SINDOnews/Okto Rizki Alpino
A A A
JAKARTA - Menyadari peluang sang anak diterima di SMP negeri sangat kecil saat penerimaan peserta didik baru (PPDB), membuat Saibih pusing menyiapkan uang untuk memasukan anaknya ke sekolah swasta. Padahal saat pandemi virus Corona atau COVID-19, pendapatan sebagai pengemudi ojek online sedang menurun.

Saibih mengatakan, anaknya saat ini baru berusia 11 tahun sehingga peluang diterima di sekolah negeri melalui PPDB Onine sangat kecil. "Anak saya sekolah (SD kelas 1) umur 6 tahun, sekarang baru 11 tahun," kata Saibih saat ditemui di rumahnya, RT 3/11 Kelurahan Lubang Buaya, Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur, Jumat (26/6/2020).

Dengan kata lain, Saibih harus lebih kuat mencari pundi-pundi uang agar anaknya dapat kembali melanjutkan sekolahnya. Biaya yang akan dikeluarkan untuk menuju sekolah swasta bisa menjadi dua kali lipat dibandingkan sekolah Negeri. (Baca juga; Dapat Rangking Selama SMP, Danura Kalah Bersaing Sama Pelajar Ber-KTP )

"Iya namanya kan swasta, apalagi anak saya baru masuk ke SMP, pasti uang pangkal bangunannya itu juga besar, belum lagi bayaran bulanannya," ujar Saibih yang mengeluhkan adanya kriteria usia di PPDB Online.

Roda perkonomian keluarga Saibih sendiri tengah berada di bawah. Uang dari penghasilannya sebagai pengemudi ojek online tidak mencukupi kebutuhan anaknya yang saat ini berada di ujung tanduk. (Baca juga; Ini Penjelasan Dinas Pendidikan DKI soal Syarat Usia PPDB )

"Penghasilan masih sepi, karena sekarang juga ada PSBB transisi, jadi semua belum pulih, Saya pusing harus siapin uang buat anak masuk ke (sekolah) swasta," katanya.

Padahal, anaknya memiliki nilai prestasi yang cukup baik. Jika aturan itu terus dipaksakan, maka banyak anak dari kondisi perekonomjan yang tak mampu melanjutkan sekolah, lagi-lagi terbentur uang.

"Kenapa masih ada saja perbedaan, kaya kita tuh harus yang punya uang baru yang boleh sekolah. Padahal sekolah negeri kan ada subsidi, seharusnya itu (sekolah negeri) dikhususkan buat orang yang enggak mampu," tukasnya.
(wib)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2315 seconds (0.1#10.140)