Selain Covid-19, Bekasi Ingatkan Warga soal Bahaya DBD
loading...
A
A
A
BEKASI - Pemerintah Kota Bekasi mengingatkan warganya untuk selalu hidup bersih. Sepanjang tahun ini penyebaran kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) sudah semakin mengkhawatirkan. Selain Covid-19, warga Kota Bekasi juga mengantisipasi kasus DBD.
Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kota Bekasi Dezi Syukrawati mengatakan, penyebaran kasus DBD selama 2020 ditemukan sebanyak 684 kasus. "Penyebaran DBD di Kota Bekasi lumayan tinggi pada tahun ini," ucapnya, Jumat (26/6/2020). (Baca juga: Ngamar saat PSBB Tangsel, Pasangan Mesum dan Tiga PSK Disanksi)
Berdasarkan data yang dihimpun Pemkot Bekasi, terjadi peningkatan sejak awal tahun (Januari) 75 kasus, Februari 97 kasus, Maret 165 kasus, April 178 kasus, dan Mei 169 kasus. Kasus DBD paling banyak ditemukan di Kota Bekasi pada wilayah yang rawan diterjang banjir seperti Kecamatan Bekasi Utara, Bekasi Barat, dan Jatiasih. Sejauh ini, belum ada korban meninggal dunia akibat DBD. "Untuk pencegahan kita selalu fogging wilayah-wilayah atau titik-titik yang rawan nyamuk aedes aegypti," katanya.
Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi mengingatkan warganya untuk selalu hidup bersih. Hidup bersih ini bukan saja pencegahan dari penyebaran Covid-19, tetapi juga untuk mengantisipasi tidak terjangkitnya penyakit DBD. (Baca juga: Dipicu Protes Netizen ke Dokter Puskesmas, Ini Kronologis Bidan D Hina Pasien BPJS Kesehatan)
Imbauan ini telah disampaikan kepada Dinas Kesehatan Kota Bekasi untuk selanjutnya disosialisasikan kepada masyarakat melalui kader posyandu. Dia berharap betul agar seluruh warganya bebas dari bahaya penyakit. "Hidup bersih harus diutamakan. Kasus DBD saat ini cukup tinggi," ucapnya.
Untuk mengantisipasi DBD, Rahmat mengimbau masyarakat tidak malas mencuci bak mandi dan sekeliling area kamar mandi. Sebab, nyamuk aedes aegypti kerap bersarang di area kamar mandi juga barang-barang bekas.
Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kota Bekasi Dezi Syukrawati mengatakan, penyebaran kasus DBD selama 2020 ditemukan sebanyak 684 kasus. "Penyebaran DBD di Kota Bekasi lumayan tinggi pada tahun ini," ucapnya, Jumat (26/6/2020). (Baca juga: Ngamar saat PSBB Tangsel, Pasangan Mesum dan Tiga PSK Disanksi)
Berdasarkan data yang dihimpun Pemkot Bekasi, terjadi peningkatan sejak awal tahun (Januari) 75 kasus, Februari 97 kasus, Maret 165 kasus, April 178 kasus, dan Mei 169 kasus. Kasus DBD paling banyak ditemukan di Kota Bekasi pada wilayah yang rawan diterjang banjir seperti Kecamatan Bekasi Utara, Bekasi Barat, dan Jatiasih. Sejauh ini, belum ada korban meninggal dunia akibat DBD. "Untuk pencegahan kita selalu fogging wilayah-wilayah atau titik-titik yang rawan nyamuk aedes aegypti," katanya.
Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi mengingatkan warganya untuk selalu hidup bersih. Hidup bersih ini bukan saja pencegahan dari penyebaran Covid-19, tetapi juga untuk mengantisipasi tidak terjangkitnya penyakit DBD. (Baca juga: Dipicu Protes Netizen ke Dokter Puskesmas, Ini Kronologis Bidan D Hina Pasien BPJS Kesehatan)
Imbauan ini telah disampaikan kepada Dinas Kesehatan Kota Bekasi untuk selanjutnya disosialisasikan kepada masyarakat melalui kader posyandu. Dia berharap betul agar seluruh warganya bebas dari bahaya penyakit. "Hidup bersih harus diutamakan. Kasus DBD saat ini cukup tinggi," ucapnya.
Untuk mengantisipasi DBD, Rahmat mengimbau masyarakat tidak malas mencuci bak mandi dan sekeliling area kamar mandi. Sebab, nyamuk aedes aegypti kerap bersarang di area kamar mandi juga barang-barang bekas.
(jon)