Ribuan Calon Siswa di Bogor Belum Terdaftar di Masa PPDB

Jum'at, 26 Juni 2020 - 14:28 WIB
loading...
Ribuan Calon Siswa di Bogor Belum Terdaftar di Masa PPDB
Masa Penerimaan Peserta Didik Baru ( PPDB) tingkat SMP Negeri secara daring di Bogor tampaknya belum banyak dimanfaatkan. Foto: Dok SINDOnews
A A A
BOGOR - Masa Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri secara daring di Bogor tampaknya belum banyak dimanfaatkan.

Pasalnya, PPDB yang sudah memasuki tahap dua dengan jalur prestasi ini hanya ada beberapa sekolah saja yang ramai didatangi calon siswa sehingga masih banyak orang tua siswa yang belum mendaftarkan anaknya ke sekolah yang dituju.

Melihat kondisi itu, Kepala Bidang SMP Dinas Pendidikan Kota Bogor Arni Suhaerani memperkirakan PPDB tahap ketiga dengan jalur zonasi lebih banyak diminati ketimbang jalur prestasi. "Jadi kita akan optimalkan di jalur zonasi nanti. Sebab, masih ada 1.600 calon siswa SMP yang belum mendaftar di jalur afirmasi karena kuota yang over. Maka itu, zonasi kita maksimalkan. Bahkan, zonasi juga nanti bisa memilih dua pilihan," ujar Arni, Jumat (26/6/2020). (Baca juga: Zaki Instruksikan BKD Periksa Bidan yang Hina Pasien BPJS Kesehatan Miskin)

Di jalur zonasi akan dibuka dengan kuota terbesar sebanyak 53 persen. PPDB tahap dua ini, pihaknya tak bisa memastikan kuota jalur prestasi yang sepi peminat ini akan dialihkan ke jalur lain. "Kita belum bisa jawab soal itu. Tapi, yang jelas kita sudah berikan lima jalur yang bisa dilihat secara langsung di online, termasuk kuotanya," katanya.

Arni mengatakan, pendaftaran tahap dua ini akan berlangsung selama empat hari. "Sekarang upaya kita itu luar biasa. Lima jalur sekaligus dengan online. Tahun lalu hanya satu, hanya zonasi. Sekarang diberi peluang banyak dan informasinya terbuka," ucapnya.

Kondisi serupa terjadi di Kabupaten Bogor. Seperti yang terjadi di SMP Negeri 02 Babakan Madang di Jalan Bukit Aladin, Desa Bojongkoneng, Babakan Madang. Sekolah ini berlokasi di area perbukitan yang terpantau jauh dari kepadatan permukiman penduduk. (Baca juga: Ini Penjelasan Dinas Pendidikan DKI soal Syarat Usia PPDB)

Bangunan sekolah ini dikelilingi lahan kosong dan perkebunan, bahkan akses jalan yang ada sama sekali tak dilintasi moda transportasi umum. "PPDB untuk siswa SD yang ingin daftar di kami pakai sistem luring (luar jaringan/offline) karena kalau daring (online) di sini tidak ada sinyal," ujar Kepala SMPN 02 Babakan Madang Siti Khodijah.

Kendala yang dialami pihak sekolah bukan hanya masalah geografis dan sinyal, tapi juga pola pikir masyarakat yang mayoritas sebagai buruh tani. "Dalam PPDB ini seminggu kemarin itu sampai 16 sekolah SD saya keliling. Saya menjaring sekolah-sekolah SD yang dekat dengan SMP dan semuanya masih berpikir apakah masuk SMP atau tidak. Ini akses yang sangat sulit dijangkau anak-anak dan banyak warga tidak memiliki transportasi," ujarnya.

Meski demikian, pihak sekolah tetap berkeliling melakukan sosialisasi agar warga melanjutkan jenjang pendidikan anak-anaknya ke SMP. Kemudian pendaftaran PPDB dilakukan secara kolektif. Di sekolah ini tak ada penolakan pendaftar PPDB yang ramai seperti di daerah lain karena pihak sekolah justru kekurangan siswa.

"Target saya hanya 7 kelas. Mudah-mudahan itu terealisasi sekarang sudah mau 5 kelas nih, semoga perjuangan ini membuahkan hasil," ucapnya.
(jon)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1144 seconds (0.1#10.140)