Pemkot Jakbar Ancam Tutup Pijat Esek-esek Berkedok Kedai Kopi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pemkot Jakarta Barat mengingatkan pemilik panti pijat esek-esek berkedok kedai kopi untuk menghentikan aktivitas pijat plus tersebut. Pemkot Jakarta Barat akan menutup kedai kopi tersebut bila masih melakukan praktik prostitusi terselubung.
“Kami sudah ingatkan mereka untuk patuh aturan. Apalagi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif belum mengizinkan gerai pijat maupun spa buka, karena masih dalam PPKM,” ungkap Kasudin Parekraf Jakarta Barat, Sherly pada Rabu, 25 Mei 2022 kemarin.
Melalui jajarannya, Sherly mengaku telah mengecek langsung temuan sejumlah media yang menduga adanya praktik itu. Dari hasilnya pengecekan, meski tak menemukan adanya prostitusi, namun tim menemukan di salah satu tempat terdapat kafe di lantai satu yang bebarengan dengan gerai pijat di lantai atasnya.
“Tapi soal gerai pijatnya kami minta tidak beroperasi dulu,” tegasnya. Sherly mengaku telah memberikan peringatan pertama kepada pemilik kedai kopi tersebut.
Sherly mengingatkan agar pemilik patuh dengan aturan yang ada. “Sejauh ini kami tidak menemukan praktik prostitusi. Bila sudah terbukti, bukan tidak mungkin akan kami tutup seperti wisma pratama,” ujarnya.
Panti pijat esek-esek berkedok kedai kopi menggeliat di Jakarta Barat. Bukan mesin penggiling kopi yang nampak melainkan wanita seksi yang ditawarkan dengan paras cantik nan aduhai.
Bahkan, terapis di panti pijat esek-esek bermodus kedai kopi ini bisa dibawa selepas mereka kerja mulai jam 11 malam hingga pagi hari. Tarifnya hanya Rp1,5 juta untuk kencan satu malam.
“Kami sudah ingatkan mereka untuk patuh aturan. Apalagi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif belum mengizinkan gerai pijat maupun spa buka, karena masih dalam PPKM,” ungkap Kasudin Parekraf Jakarta Barat, Sherly pada Rabu, 25 Mei 2022 kemarin.
Melalui jajarannya, Sherly mengaku telah mengecek langsung temuan sejumlah media yang menduga adanya praktik itu. Dari hasilnya pengecekan, meski tak menemukan adanya prostitusi, namun tim menemukan di salah satu tempat terdapat kafe di lantai satu yang bebarengan dengan gerai pijat di lantai atasnya.
“Tapi soal gerai pijatnya kami minta tidak beroperasi dulu,” tegasnya. Sherly mengaku telah memberikan peringatan pertama kepada pemilik kedai kopi tersebut.
Sherly mengingatkan agar pemilik patuh dengan aturan yang ada. “Sejauh ini kami tidak menemukan praktik prostitusi. Bila sudah terbukti, bukan tidak mungkin akan kami tutup seperti wisma pratama,” ujarnya.
Panti pijat esek-esek berkedok kedai kopi menggeliat di Jakarta Barat. Bukan mesin penggiling kopi yang nampak melainkan wanita seksi yang ditawarkan dengan paras cantik nan aduhai.
Bahkan, terapis di panti pijat esek-esek bermodus kedai kopi ini bisa dibawa selepas mereka kerja mulai jam 11 malam hingga pagi hari. Tarifnya hanya Rp1,5 juta untuk kencan satu malam.
(hab)